O6

1.4K 220 3
                                    

"dia tidur?" tanya lia, yang sedang dirangkul jaemin. semuanya melihat kearah haruto yang meletakkan kepalanya di atas meja, alih-alih sangat mabuk berat.

"bangunkan dia, suruh dia bayar semua yang kita pesan dulu" lia hendak membangunkan haruto, tapi tanpa disuruh haruto langsung bangun dan meminta bon.

setelah itu mereka semua pulang dan meninggalkan haruto yang sedang menatap kepergian mereka, senyum tipis mengembang diwajahnya.

haruto berusaha berdiri dan pergi dari bar, kemudian berjalan dengan langkah lunglai. pandangannya kabur, kepalanya sangat pusing berat, dan lebih lagi dia ingin muntah.

jalanan sangat gelap, dia langsung terduduk dengan lelah ditrotoar, melihat jalanan malam yang sepi. lalu memaksakan diri untuk terus berjalan, hingga berada ditempat yang tidak dia kenal.

"d-dimana ini?" karena sudah kehabisan tenaga untuk terus berjalan, kepalanya juga semakin pusing. haruto memilih untuk berhenti dan menutup matanya sebentar.

dan saat dia membukakan matanya, dia menangkap sosok pria yang dia kenal. ingin memanggil, tapi takut salah orang. dia bahkan tidak bisa sadar, sedang berada dimana?

namun saat orang itu mendekat, pusing dan mualnya hilang seketika. rona di pipinya karena mabuk juga memudar. tapi hanya menyisakan bau alkohol.

dan saat itulah kesadarannya kembali, dia melihat pria itu dan membuka matanya lebih lebar untuk melihat dengan jelas.

"kim junkyu?"

***

"aku tidak bisa berangkat bersamamu" haruto mengendus kesal, junkyu ini tipe manusia yang sangat sulit untuk nurut. haruto hanya ingin pergi ke kampus bersama dengan mobilnya, tapi junkyu menolak.

"ayolah, aku ingin berterima kasih karena sudah membawaku kerumahmu dan memberiku sarapan" haruto menjelaskan untuk sekian kalinya. junkyu menggeleng pelan dan berusaha keluar dari rumahnya.

ya, sekarang dia dihadang oleh haruto karena pria itu memaksanya untuk ikut. tapi dia tidak bisa, karena dia masih sadar diri. kasta nya dengan pria tinggi didepannya ini sangat beda jauh. seperti majikan dan anjing?

"aku ikhlas membantumu. jangan halangi aku, kalau tidak aku akan─"

"akan apa? aku hanya meminta untuk ikut bersamaku saja, aku hanya ingin berterima kasih untuk bantuanmu saja. tolong, ya?" junkyu menghela nafas pasrah. kepalanya mengangguk mengiyakan dan detik itu juga haruto menarik tangannya untuk segera berangkat bersamanya ke kampus.

saat mereka sudah didalam mobil, junkyu tenggelam dengan pikirannya. matanya menatap keluar jendela mobil dan haruto yang melihatnya bingung harus melakukan apa? jadinya dia hanya melihat ponselnya sampai mereka tiba di kampus.

"tuan, sudah sampai" pertama haruto tidak sadar, tapi karena junkyu yang langsung bergerak, membuatnya kembali tersadar. tidak, dia kenapa?

"terima kasih, pak" ucap junkyu setelah itu keluar dari mobil diikuti haruto. ditengah-tengah mereka berdua berjalan bersebelahan, semua pasang mata melihat mereka.

junkyu tidak peduli, karena dia sudah biasa dilihat orang-orang seperti itu. apalagi haruto, dia sangat terkenal, jadi sudah biasa untuknya mendapat tatapan seperti itu.

"haruto!" jaemin dan teman-temannya melihat junkyu yang berada disamping haruto, junkyu segera pergi karena dia benci berdekatan dengan jaemin apa lagi teman-temannya.

"sejak kapan kamu dekat sama dia?"

***

"terima kasih, kak" hyunsuk melihat jihoon dengan tatapan dalam. dia hanya membalas ucapan jihoon dengan senyuman manis sampai matanya tidak terlihat.

"memang tugas aku, kan? nanti kamu pulang jam berapa, hoonie?" jihoon yang membatin dalam hati, apa begini rasanya jatuh cinta?

tidak. mereka sudah menjadi sepasang kekasih. hyunsuk mengatakannya secara terang-terangan saat mereka menghabiskan waktu akhir pekan bersama di taman hiburan.

"a-ah itu, aku pulang jam dua siang. habis itu aku kerja part time di café, kak" hyunsuk mengusak rambut jihoon gemas. cara bicara jihoon padanya sangat menggemaskan.

"baiklah, nanti tunggu disana ya? jangan pulang sendirian" hyunsuk menunjuk kearah bangku yang berada didepan kampus jihoon.

"iya kak. kalau gitu aku masuk dulu, ya?" hyunsuk mengangguk dan sebelum itu memeluk jihoon erat. tidak berniat untuk melepaskannya, karena aroma tubuh jihoon yang sangat candu untuknya.

"cepat masuk, nanti kamu telat kelas" hyunsuk melepas pelukannya dan mengelus kepala jihoon. pihak bawah tersenyum dan melambaikan tangannya kepada kekasihnya sebelum pergi.

"hati-hati dijalan, kak. aku masuk dulu, ya?" punggung jihoon mulai tidak terlihat, setelah itu hyunsuk langsung pergi dari depan kampus jihoon.

to be continue!

sunrise [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang