15

928 165 4
                                    

junkyu mengantar haruto kerumah pria itu kembali. dia tidak bisa merawat haruto, karena dia sangat sibuk mencari uang dan tidak memiliki waktu untuk haruto.

walaupun sebenarnya dia merasa tidak enak, tapi apa boleh buat? lagi pula dia sudah berpikir semua ini bukan salahnya dan haruto sendiri yang datang menemuinya, juga memaksakannya untuk tinggal bersama.

junkyu menghela nafas lega saat sudah sampai dikampusnya. dia masuk kedalam kelas dan melihat sekelompok temannya jaemin yang sedang melihatnya sinis.

"hei, apa haruto tidak berangkat bersamamu?" junkyu tidak menanggapi pertanyaan jeno yang dilontarkan untuknya. junkyu lebih memilih untuk duduk dengan tenang di kursinya, melipat tangan diatas meja, dan memejamkan matanya.

tapi, sesaat setelah menutup matanya, junkyu mendengar langkah sepatu mendekatinya dan detik itu juga dia melihat lia, yeji, yuna, dan chaeryeong menariknya keluar dari kelas.

"lepaskan aku! kalian ingin apa, hah?!" lia dan teman-temannya itu menatap junkyu kesal. sesaat mereka sampai ditempat tujuan, yeji dan chaeryeong membanting junkyu menghantam dinding gudang kampus.

bukh!

lia menghajar wajah junkyu dengan kasar, lalu mengeluarkan sebotol air kotor dari dalam tasnya. menyirami junkyu dengan air itu, kemudian tertawa jahat, diikuti teman-temannya.

"hei, dengarkan aku! sejak awal aku melihatmu dekat dengan haruto, aku ingin sekali memukulmu! kenapa kamu sangat gatal padanya, hah?! kamu tau dia itu anggota dari kelompok jaemin, kan?!" junkyu mendecih, dia masih kuat walaupun bajunya sudah kotor dan kepalanya sangat pusing.

"aku tau. tapi asal kalian tau, aku tidak pernah mendekati haruto. karena dia yang memulai mendekatiku dan sekarang kalian menyalahkanku seperti ini. kalian sungguh menjijikan" ucap junkyu sambil menatap lia tajam.

karena lia tidak terima dia diejek oleh junkyu, dengan penuh kesal dia mengambil kursi kayu yang berada di gudang dan melemparkannya kepada junkyu. setelah itu junkyu pingsan ditempat, dengan darah dikepalanya.

"ayo, kita keluar" ajak lia kepada teman-temannya yang hanya bisa menatap junkyu yang pingsan. yeji sebenarnya tidak tega melihat junkyu yang keadaanya separah itu dan tidak percaya lia akan melakukan sesuatu yang sangat berlebihan kepada junkyu.

yeji berusaha mencari alasan supaya lia berjalan pergi meninggalkannya dahulu. dengan otaknya yang dipaksa untuk berpikir, yeji berinisiatif untuk menunggu junkyu sampai terbangun dari pingsannya.

"untuk apa menunggunya? kalau dua mati pun biarkan saja tubuhnya membusuk didalam gudang"

"hanya menjaganya saja, aku juga memiliki dendam padanya" lia menatap yeji sinis, dia ragu untuk meninggalkan yeji disini. tapi, ah sudahlah. untuk apa dia pikirkan? yeji hanya membalas dendamnya saja kepada junkyu.

"baiklah. terserah padamu ingin melakukan apa padanya. tapi ingat, jangan pernah membantunya sedikitpun atau tidak, kamu akan mendapatkan hukuman yang setimpal sepertinya"

***

"jihoon!" yoonbin menghampiri jihoon yang sedang sibuk dengan makanannya. sementara si panda yang tadinya sedang makan, kini menatap yoonbin kesal.

"ada apa, sih? kamu mengejutkanku saja!" jawaban dan ekspresi wajah jihoon terlihat sangat kesal, membuat yoonbin secara tidak sengaja mencubit hidung jihoon gemas.

sementara jihoon, dia tidak menduga apa yang dilakukan yoonbin? ya mungkin kesannya yoonbin menganggap dia sebagai teman, tapi bagaimana dengan tanggapannya sendiri? lalu bagaimana jika hyunsuk tahu?

"kamu bawa bekal dari rumah?" yoonbin kini melihat bekal yang dibawa jihoon, kemudian pemuda manis itu menangguk kecil.

"jangan canggung begitu, kita harus akrab dan menjadi teman karena kamu kakak ipar aku nantinya" jihoon tersenyum tipis menganggapi ucapan yoonbin. ya, mungkin hanya dia sendiri saja disini yang menganggap yoonbin sedikit menyimpan rasa lebih padanya.

"kenapa kamu pindah kampus, ben?" tanya jihoon santai, dengan sebutan 'ben' itu, membuat yoonbin menjadi terkejut. bagaimana jihoon tahu nama panggilan singkatnya?

"aku bosan berada dikampus yang akreditasinya baik dan mereka semua terlalu kaku, juga mereka berambisi mendapat nilai terbaik. itu membuatku kehilangan semangat belajar" jawab yoonbin sambil mengerucutkan bibirnya. jihoon terkekeh mendengar jawaban yoonbin dan menatap yoonbin dengan lembut.

"justru kamu harusnya senang bisa berkesempatan kuliah di kampus yang akreditasinya baik. lihatlah orang-orang diluar sana yang mencari ilmu, berusaha untuk menjadi orang sukses" ceramah jihoon sambil menepuk pundak yoonbin pelan.

"aku punya satu alasan lagi selain bosan belajar di kampus terbaik" yoonbin bergumam sambil melihat jihoon disampingnya yang melanjutkan aktivitas makannya.

"hum? kamwu biwlang apwa tadwi?" jihoon menoleh kearah yoonbin yang tersenyum manis kepadanya.

"tidak, bukan apa-apa" jawab yoonbin kemudian kembali bertanya banyak hal tentang sikap kakaknya kepada jihoon. dan ya, sangat berbeda dari apa yang dia pikirkan.

hyunsuk yang dia kenal sebagai kakaknya itu sangat penuh curiga dengan adiknya sendiri, apalagi orang baru. tapi ketika bersama jihoon, hyunsuk tidak pernah curiga kepada pemuda manis itu.

"terus nih ya, kak hyunsuk itu tidak pernah membuatku merasa tidak nyaman. dia selalu membuatku merasa aman dan tenang" yoonbin mengangguk. dia juga sering merasakan hal yang sama seperti jihoon saat berada didekat kakaknya.

"lalu, bagaimana ceritanya kalian bisa menjalin hubungan ini?" jihoon terkekeh mendengar pertanyaan yoonbin, mengingat hyunsuk yang waktu itu di taman bermain mengatakan perasaannya padanya, sungguh kenangan yang tidak akan terlupakan.

"hyunsuk mengungkapkan perasaanya saat menaiki gyro drop bersamaku"

to be continue!

sunrise [✓]Where stories live. Discover now