Malam yang sial

57.7K 6.9K 639
                                    

Malam ini Zean hanya tiduran dikasurnya, tangannya sibuk membaca komik kesukaannya. Urusannya dengan Pak Giant sudah selesai, ia menego agar Pak Giant tidak membawa bawa keluarga dan Zean akan berhenti berbuat ulah selama 2 hari kedepan, awalnya Pak Giant memang ragu tapi akhirnya setuju juga walaupun akhirnya ia menyesalinya karna tahu besok adalah hari sabtu dan minggu. Pantas Zean berani bilang seperti itu.

Saat sedang khidmatnya suara dering ponsel mengganggu pendengarannya. Dengan malas ia mengangkat telpon itu yang ternyata dari Fiat.

[Halo?]

[Apa tugas makalahnya?]

Zean yang mendengar itu mengeryit heran sambil berpikir, tugas makalah apa yang dimaksud Fiat begitu pula Fiat yang mengeryit heran atas pertanyaan balik Zean.

[Tugas makalah apaan? Gue gatau]

[Lah, lo kan yang ngambil kode kuis nya]

[Oh gue inget. Bentar]

Tangan Zean sibuk mencari kertas yang bertulisan kode tetapi sejauh ia mencari tidak ada.

[Ilang]

[Bego! Cepet cari. Besok harus udah ada file nya men. Besok dikumpulin]

[Kayaknya ketinggalan dimeja sekolah. Gue otw ke sekolah buat ambil]

[Nanti kasih tau kodenya biar gue yang buat]

[Oke]

Tut

Telpon dimatikan dan Zean langsung menyambar kunci motornya. Pasalnya akan gawat jika kelompok mereka belum mengirimkan file nya.

Butuh waktu 20 menit untuk sampai di area sekolahan. Zean memarkirkan motornya dibelakang sekolah. Tempat favoritnya untuk keluar masuk, Zean melirik jam ditangannya yang menunjukkan pukul 9 malam.

"Gila. Berani juga gue kesini malem-malem," gumam Zean dan memasukkan kunci motornya kedalam saku jaket.

Zean mundur beberapa langkah untuk ancang-ancang melompat agar mudah memanjat pagar belakang.

Hap!

Tangannya berhasil menggapai atasnya dan dengan sekuat tenaga ia menarik tubuhnya hingga berhasil berpijak.

"Lompatan anak basket nih!" Bangga Zean ntah pada siapa.

Ia menyalakan flashlight di ponselnya dan mulai menyusuri koridor.

"Gila mirip sekolah terkutuk kayaknya." Monolog Zean sambil melihat sekitarnya yang lebih mendominasi gelap.

Zean mempercepat jalannya. Walaupun ia badboy tapi ia masih memiliki perasaan untuk merasakan takut.

"Kenapa nih?" panik Zean ketika flashlightnya tidak menyala.

Zean dengan panik menekan terus tombol daya tetapi ponselnya tidak menyala.

"Bajingan hp nya mati!" Umpat Zean kesal. "Gue harus apa? Mundur kepalang udah ada disini, maju juga gue pusing sama penerangannya."

Zean memantapkan hatinya dan berlari sekuat tenaga agar cepat sampai ke kelasnya. "Bangke ini gue ada dimana!"

Zean berhenti sebentar untuk mengetahui letak dirinya. Lalu ia kembali berlari karna tak tahu.

Bruk!

Zean menabrak sesuatu membuat ia mundur dan terjatuh, lagi lagi tangannya tak sengaja menyenggol sesuatu sampai jatuh.

"Sial sakit banget!"

KENZE  | END [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now