Kazuma POV

304 20 0
                                    

"Hoku, matte." aku memanggil rekan ku, Hoku, lebih tepatnya Hokuto, Yoshino Hokuto, yang berjalan di depan ku.

"Tumben kamu datang paling telat, Kazuma." laki-laki disebelah Hokuto heran dengan aku yang datang terlambat dibandingkan dengan mereka, dia adalah Aoyama Riku-san, atau yang lebih dikenal dengan RIKU.

Aku hanya tertawa menanggapi perkataan Riku-san. Saat ini, kami menuju ke ruang meeting karena dipanggil oleh manager-san. Setelah sampai, kami langsung memulai rapat.

"Dalam 1 bulan lagi, kalian bertiga akan melakukan pemotretan untuk majalah. Kalian akan mempromosikan reboot yang akan dirilis dalam waktu dekat." manager-san menjelaskan pada kami.

Kami bertiga menjawab "wakarimasta" secara bersamaan. Kemudian kami menuju ke ruangan The Rampage untuk latihan.

"Kalian mendapat job?" saat kami masuk, leader kami, Zin-san langsung bertanya.

"Iya, pemotretan majalah untuk promo album reboot." Riku-san menjawab.

"Sasuga ZinZin langsung tahu." Hokuto seperti biasa meledek Zin-san.

"Oi... cara bicara mu. Aku ini senpai dan leader loh." keributan ini akan terus berlanjut.

Aku segera menuju ke sebelah Makoto yang sedang bermain game. Aku menonton Makoto hingga kami dipanggil untuk latihan. Pertama latihan dengan 16 member, kemudian latihan dibagi 2 untuk performer dan vocalist.

Jujur saja, perkembangan Hokuto membuat ku terkejut. Anak laki-laki yang dulu hampir menangis karena tidak bisa dance itu, kini sudah menjadi semakin kuat. Sebenarnya tidak hanya Hokuto. Riku-san pun semakin kuat juga, hanya... yah, kalian benar, aku selalu melihat Hokuto.

"Hoku-chan, power mu kurang di lagu hard hit dan 100 degress." Riku-san seperti biasa menasihati Hokuto saat latihan.

Hokuto meminta pada Riku-san untuk membantunya latihan pada 2 lagu itu. Kemudian, Riku-san memegang perut Hokuto yang entah kenapa membuat ku terkejut.

"Power mu masih kurang. Ini masih bisa lebih kuat lagi." Riku-san mengatakannya sambil menekan-nekan perut Hokuto.

Padahal sudah biasa seperti itu, tapi kenapa aku tidak bisa menerimanya? Aku segera pergi dari ruangan itu.

"Kazu, kamu mau kemana?" Hokuto bertanya pada ku.

"Aku mau membeli minuman. Kalian mau titip?" aku harus bisa menjaga emosi ku.

"Aku titip latte." sudah kutebak kalau anak itu akan memesan latte.

"Aku samakan saja sama Hoku-chan." Riku-san menyamakannya dengan Hoku?

Aku segera keluar dan memesankan minuman untuk kami. Setelah minuman jadi, aku duduk dan memikirkan banyak hal. Entah kenapa, aku jadi malas untuk kembali. Entah berapa lama aku melamun, karena tiba-tiba saja Hokuto sudah berada dihadapan ku.

"Kamu ini, ku kira ada apa-apa dengan mu. Sudah 30 menit dan kamu tidak kembali. HP juga tidak dibawa." Hokuto mengomel.

Kemudian dia menelpon seseorang.

"Riku-san, sudah ketemu. Dia berada dekat kafetaria." ternyata dia melaporkannya pada Riku-san.

Setelah selesai menelpon, kami pun berjalan kembali ke ruang latihan.

"Kamu ini, bikin orang panik. HP tidak dibawa juga." Riku-san benar-benar mengomeli ku.

"Gomen." aku tidak punya balasan untuk ini.

"Sudah sudah, yang penting Kazuma juga tidak apa-apa. Kita minum kopi dulu." Hokuto berusaha menengahi kami.

"Ah iya, lattenya jadi dingin." aku baru ingat bahwa karena aku melamun, pesanan mereka jadi dingin.

one shoot KazuHokuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon