Diantara kenang yang diam menunggu ajal, ada setitik rasa yang nyata tetap bertahan. Rasa yang dulu sempat tertahan dan terlupakan. Rasa yang dulu selalu ada namun tak terlihat netra pun karsa. Rasa yang setia pada jiwa, walau penuh luka menganga. Rasa yang senantiasa membawa duka kembali ke haribaan. Ya,, rasa itu. Aku tahu. Tapi aku tak mampu. Tak mampu untuk sekedar menggenggam erat atau bahkan berpeluk. Tak mampu untuk membelai mesra meski diterpa jutaan rindu. Tak mampu memandang hangat meski selalu melempar senyum. Begitulah aku. Berasa tanpa merasa. Hanya mencuat dalam ingatan tanpa sempat mengambil tindakan. Maaf bukan aku tak mau. Tapi aku benar tak sanggup. Menjalin rasa berjubah duka. Jadi biarkan aku menghangatkan rasa yang pernah ada dan tetap ada. Untuk sekali lagi menyapa karsa, menghidupkan asa.
Dari aku, penikmat rasa tanpa kata.
_sang pecinta_
