Chapter 1

75 5 0
                                    

Sirine mobil polisi memecah kesunyian kota Jakarta pada pagi dini hari. Mobil itu berhenti tepat di area parkir apartemen elit dan membuat orang bertanya-tanya, kenapa ada polisi di pagi buta ini?

"Selamat pagi. Saya dari kepolisian, apa benar anda yang membuat laporan bahwa penghuni Penthouse nomor 04 tidak keluar rumahnya selama lebih dari 1 minggu? Dan apa benar Penthouse tersebut atas nama bapak Joss Way-Ar?" Tanya sang Polisi kepada resepsionis sambil bersiap mencatat informasi yang akan diterimanya.

"Iya betul pak. Saya kira mungkin memang tidak ada kegiatan, tapi sejak 5 hari lalu secara berturut-turut saya mengantarkan paket dan laundry tapi tidak ada sahutan dari dalam rumahnya." Jawab resepsionis tersebut kepada sang Detektif.

"Kalau begitu antar kami ke unit itu." Putus sang Detektif sambil memberikan sinyal kepada rekannya untuk ikut dan juga staff pemadam kebakaran untuk membuka paksa unit tersebut. Mereka besama-sama menuju kediaman Joss Way-Ar yang diklaim tidak ada kegiatan dalam rumahnya selama lebih dari 1 minggu.

"Kalau memang benar itu unit bapak Joss Way-Ar, apakah mungkin ada sangkut pautnya dengan berita hilangnya Luke Plowden Pak? Saya dengar mereka sebenarnya sepasang kekasih" Cetus seorang junior dari sang Detektif saat berjalan ke arah unit Penthouse.

"Entahlah Gun.. saya hanya akan berharap yang terbaik"

Sang Detektif yang bernama Foei Patara itu hanya bisa menghembuskan nafasnya secara kasar. Sudah seminggu lebih dia dipusingkan oleh berita hilangnya super model Luke Plowden yang memberinya tekanan baik oleh atasan, masyarakat, apalagi keluarga Luke. Saat ini dia hanya bisa berharap prediksinya akan salah.

"Buka pintunya pak." Perintah Foei kepada staff pemadam kebakaran yang langsung melakukan perintahnya. Saat pintu apartemen terbuka, terlihat isi dalam Penthouse tersebut yang sangat sepi. Terlampau sepi bila dibilang ada orang yang tinggal di dalamnya. Terdapat 2 sepatu laki-laki yang berbeda ukuran di teras depan rumah yang juga tertata sangat rapih. Tatanan Penthouse yang terlalu rapih membuat feelingnya semakin tidak enak.

"Buka semua ruangan" Foei kembali memerintahkan anak buahnya untuk menggeledah ruangan yang ada di Penthouse itu. Dia sendiri mencoba membuka ruangan yang sepertinya kamar utama. Kasur tertata dengan rapih, namun saat dia mengusap tangannya ke meja nakas terdapat debu yang sangat tebal. Lalu mencoba berjalan ke kamar mandi, sangat kering. Dan bersih. Lubang pembuangan tidak ada bekas rambut. Seperti tidak ada yang pernah memakai kamar mandi tersebut.

"PAK FOEI! PAKK! PAK KEMARI!" Teriakan salah satu bawahannya membuatnya berlari ke lantai atas, sumber teriakan tersebut. Saat dia tiba, Foei melihat sebuah ruangan seperti kamar yang kosong. Tidak ada apa-apa selain, peti.

"Shit." Foei yang frustasi hanya bisa mengacak rambutnya karena ternyata dugaannya menjadi kenyataan dan selanjutnya mengarahkan dagunya ke peti tersebut sambil melihat staff pemadam kebakaran.

"Buka petinya" staff tersebut langsung berusaha membuka peti tersebut namun tidak berhasil.

"Pak sepertinya peti ini otomatis. Saat tertutup otomatis tidak akan bisa terbuka"

"Saya tidak peduli! Bagaimana caranya buka peti itu!" Ucap Foei dengan nada yang semakin tinggi. Peti itu cukup besar. Tidak seperti peti pada umumnya yang hanya memuat satu jenazah, namun peti ini bisa memuat hingga 2 jenazah sekaligus.

Staff tersebut kemudian mencoba membuka kuncinya menggunakan las, dan berhasil. Seakan menunggu perintah Foei, staff itu melihat kearahnya dan dibalas oleh anggukannya.

Saat terbuka, Foei dan semua staff hanya bisa menutup mulut dan hidung. Entah karena bau yang ditimbulkan, atau keadaan yang sulit dipercaya.

Dalam peti itu terlihat 2 pria berpakaian rapih yang sedang berpelukan dengan senyum yang sudah terlihat samar akibat waktu kematian yang diperkirakan sudah lebih dari seminggu.

"Pak.. identitas dua jenazah ini benar bapak Joss Way-Ar dan Luke Plowden. Apa yang harus kita lakukan?" Lirih sang bawahan sambil terus menatap isi peti tersebut.

"Umumkan pada keluarganya bahwa Joss Way-Ar dan Luke Plowden sudah meninggal dunia" Foei hanya bisa melihat peti tersebut dengan sendu.

Melihat bagaimana kejamnya dunia ini kepada dua insan yang saling mencintai namun tidak bisa saling memiliki di dunia ini hingga memutuskan untuk pergi bersama ke dunia lainnya.

Together, forever.Where stories live. Discover now