Chapter 2

54 1 0
                                    

- Flashback to one month ago -


TING.

Pria yang sedang teduduk di kursi kerjanya itu mengambil handphonenya dan melihat kontak 'Mine' yang mengiriminya pesan, membuatnya menggerakkan bibirnya membentuk sebuah senyum kecil.

'Jossie! Kamu dimana? Nanti jadi jemput aku? Aku udah sebentar lagi selesai photo shootnya' hanya membaca kalimat namun suara pria yang dirindunya itu bisa didengarnya dengan jelas.

'Aku terlambat sedikit boleh? I have urgent meeting. I'll promise nanti telat 5 menit aja ga lebih sayang' –send. Yang hanya dibaca oleh orang diseberang sana. Menghembuskan nafas pelan pria itu berdiri dan berjalan keluar ruangan sebelum berhenti di meja depan ruangannya.

"Mild. Urgent meetingnya undur. Saya ada keperluan" perintahnya yang langsung  membuat sekertarisnya itu berdiri dan bersiap untuk protes.

"No complain. Sorry Mild, my boy comes first" Joss hanya memberi senyuman kecil ke Mild seraya berjalan cepat ke arah lift meninggalkan Mild yang menghembuskan nafas dengan frustasi. Ya Mild paham, bosnya itu sudah head over heels kepada pacarnya sekarang.

Dalam lift, Joss mencoba telpon pacarnya dan diangkat dinada dering kedua. Ternyata pacarnya masih menunggunya.

'Luke.. aku otw ya. Ga telat, nanti kamu selesai photo shoot aku udah disana'

'Hnn.. katanya kamu ada meeting?' terdengar nada Luke yang tidak konsisten. Seperti orang yang  mau merajuk tapi tidak jadi karena keinginannya dituruti. Membuat sang pria dalam lift ini tertawa pelan.

'No no. Ga berani aku. Kamu udah mau ngambek kan tadi. Nanti aku ditinggalin lagi'

'Iss. Jangan di ungkit-ungkit ya. Nyebelin. Yaudah cepetan kesini aku tinggal foto satu produk lagi. Gaada ampun kalo telat.' Lalu sambungan telpon terputus. Tidak, Joss tidak marah. Malah tambah menggemaskan kalau pandanya itu sedang merajuk. Lebih baik seperti itu daripada Joss harus ditinggal lagi.

Mengingat kejadian itu membuatnya ingin tertawa miris. Kejadian 2 tahun lalu saat Joss tidak sengaja bertemu Luke yang kakinya terluka oleh batu karang jam 2 pagi. Mau tidak mau Joss membantunya atau lebih tepatnya menggendong Luke karena tidak ada seorang pun di pantai pada jam itu. Tak disangka, keesokan harinya dua orang asing ini dipertemukan kembali. Namun satu hal yang pasti, dia sangat tidak menyesal dengan kekurang kerjaannya pergi ke pantai jam 2 pagi karena hal itu membuatnya bertemu sang kekasih.

Sepertinya takdir belum rela kedua pria itu berpisah. Dua orang yang tadinya merupakan stranger, lalu lambat laun kata stranger itu berubah menjadi teman. Sejak saat itu mereka travelling bersama, hanya menjadi company bagi masing-masing hingga akhirnya Joss menyatakan ketertarikannya kepada Luke yang mengakibatkan mereka menghabiskan malam bersama secara 'intimate'. Joss mengira bahwa Luke juga menyambutnya, tapi saat terbangun Joss dihadapkan fakta bahwa 'teman barunya' itu sudah pergi.

Untungnya, Joss mempunyai foto orang itu dan meminta temannya untuk mencari identitas pria asing tersebut. Yang beruntungnya ternyata Luke adalah orang yang cukup terkenal jadi memudahkannya mencari keberadaan pria blasteran itu. Luke yang awalnya menolak mentah-mentah Joss akhirnya menyerah. Menyerah akan pesona Joss dan menyerah akan takdir. Takdir mempertemukannya dengan orang yang ternyata sama dengannya. Broken. Mungkin takdir akhirnya memberikan belas kasihan dengan kedua pria itu dengan harapan mereka bisa saling membantu membenahi hidupnya masing-masing.

And so that's what they tought.

--

"Hey. So you are not late" sapa pria manis yang baru masuk ke dalam mobil dan mengecup pria yang berada di kursi pengemudi.

"Im not. Mana hadiahnya? Lagi dong tadi ngga berasa panda" pria yang lebih besar mencondongkan badannya membuat pria manis itu terpojok lalu memukul pelan dadanya.

"Joss. Jangan macem-macem ya. Kalau kita keciduk gimana? Ini masih di parkiran you fool" Joss tertawa mendengar Luke yang baru bertemunya 1 menit lalu tapi sudah memarahinya. Mau tidak mau dia memundurkan badannya dan mengacak-acak pelan rambutnya.

"Im a fool for you Luke. Jadi, kalau ga di parkiran bisa lebih kan?" Jawab Joss sambil menyeringai dan menatap Luke yang hanya di balas senyuman manis olehnya.

"Iya bisa. Lebihannya aku jitak mau?" katanya sambil memiringkan kepala membuat muka sok polos dihadapan kekasih tersayangnya.

"Galak banget galak pacarku ini. Belum makan ya? Kamu mau makan apa?"

"Tau aja kamu. Aku mau makan sushi Joss." Kata Luke sambil menyenderkan badannya disandaran kursi.

"Sushi? Kamu ga bosen hampir setiap hari makan sushi?" jawab Joss sambil menjalankan mobilnya keluar dari area parkir dan menuju restaurant sushi favorit Luke. Dari 2 tahun lalu saat baru mengenal Luke, hingga sekarang dia sangat tahu kecintaan pacarnya itu dengan sushi. Joss yang tadinya tidak terlalu suka sushi sekarang ikut pacarnya menjadi suka saking seringnya mereka makan makanan asal Jepang itu.

"Kamu bosen ya? Yaudah deh, your pick today Joss" ucapnya sambil tersenyum lebar. Lupa kalau seminggu ini mereka sudah dinner dengan sushi.

"Gimana kalo ramen? It's your favorite too right?"

"And yours also! Inget ga dulu kita pas baru ketemu di Bali makan ramen terus? Orang lain cobanya makan makanan pinggir jalan atau cafe tapi kita makannya ramen. You are weird Jossie" Luke tidak bisa menahan tawanya saat mengingat masa liburannya dulu saat baru pertama bertemu Joss. Banyak hal random yang malah membuat mereka menemukan banyak kesamaan. Joss pun ikut tertawa saat mengingat akan hal itu.

"Kamu juga weird. We are weird. No one i mean no normal people go to the beach jam 2 pagi right?" jawabnya sambil tertawa lepas yang kemudian diikuti oleh pria disebelahnya. They are oddly weird. And they are so good together. But most important, they look so happy with each other.

Keheningan yang nyaman datang pada mereka, hanya ada suara samar-samar jalanan sebelum salah satunya mengatakan sesuatu.

"You know what Luke?" Tanya Joss seraya meraih tangan Luke dan digenggamnya lalu meneruskan ucapannya "Im lucky to have you. Thank you for lighten my dark life" Diciumnya tangan sang kekasih yang dibalas elusan pada punggung tangannya dan genggaman mereka yang mengerat.

"And so do i. I love you. You are my best distraction Joss" ucapnya sambil menatap pria yang sedang mengemudi dan menggenggam tangannya seolah seperti tidak ada yang boleh mengambil pria itu dari genggamannya.

Lucu bagaimana takdir bisa memertemukan mereka.

Joss yang seorang yatim piatu dan tidak mempunyai seorang pun di kehidupannya, bertemu dengan Luke yang memiliki keluarga yang terlalu berantakan. Ayahnya yang selalu berganti-ganti pasangan, ibunya yang hidup bergantung dengan obat depresinya, dan hanya satu alasan mereka untuk tetap bersama yaitu 'image' keluarga bahagia yang lekat menempel pada keluarganya.

Dua orang yang tidak bisa mempercayakan hatinya kepada orang lain, dua pria yang kesepian namun tidak sanggup untuk membuka pintu hati, dipertemukan dengan cara yang paling konyol dan akhirnya jatuh. Terjatuh sangat dalam dan masih belum mengerti kemana mereka akan dibawa, dan akhirnya tidak tau bagaimana caranya untuk berhenti.

Together, forever.Where stories live. Discover now