11

1.3K 258 15
                                    

.
.
.
.
.

Daiki berlari secepat mungkin menuju titik lokasi Midoriya. Dia tidak mau remaja itu ditemukan seseorang dalam kondisi tak bisa berbuat banyak dan justru tertangkap. Tuan sudah menyerahkan untuk pengawasan dan keselamatan Midoriya selama misi itu padanya.

"Oh... "

Dia mendengar suara Midoriya dari alat komunikasinya. Daiki baru saja ingin bertanya ada apa, tapi dia terdiam mendengar lanjutan ucapan remaja itu.

"Kupikir murid UA itu setidaknya lebih sadar akan situasi. "

Apa ini? Apa seseorang datang? Midoriya sudah tidak bisa banyak bergerak, jadi itu pasti seseorang yang menemukannya.

Gawat. Daiki mempercepat larinya, membisikkan pada Midoriya jika dia akan segera datang.

.
.
.

Midoriya merngerling ketika mendengar suara langkah yang mendekat. Dia mengira itu adalah Daiki, tapi ternyata dia salah besar.

Sosok Bakugou Katsuki berdiri dari jarak tiga meter dan menatap dengan manik merahnya. Napasnya sedikit berantakan, jelas dia baru saja mengejarnya.

Dari semua waktu yang ada, Midoriya berpikir kenapa harus sekarang. Sungguh dia benar-benar tidak ingin bertemu siapa-siapa kecuali Daiki saat ini.

Midoriya tidak menunjukkan reaksi terkejut yang lebih besar dari hanya diam. Namun di balik raut tenangnya, remaja itu berpikir keras bagaimana dia akan mengatasi kedatangan Bakugou sampai Daiki tiba nanti. Meski dia masih bisa berlari jika dipaksa, tapi kemungkinan besar dia tidaka akan bisa kabur kali ini.

Beruntung setidaknya tudung jubahnya masih terpasang di kepalanya.

"Oh... Kupikir murid UA itu setidaknya lebih sadar akan situasi. " ujarnya dengan nada suaranya yang sudah lemah. Itu juga menguntungkan karena kemungkinan dia akan dikenali dari suara akan jadi lebih rendah.

"Apa kau tidak mengerti pria tadi hampir menangkapmu? Kenapa malah mengejar ke sini, hah? "

Bakugou menatap sosok berjubah itu dengan lebih cermat. Ya, dia pasti tidak salah lagi.

"Teme... Kau pembunuh yang kulihat di dekat asrama waktu itu. " desis Bakugou.

Midoriya terdiam. Asrama? Saat itu dia berakhir dikejar oleh para hero UA meski yakin sistem keamanan sudah dimatikan oleh rekannya. Jadi itu karena aksinya terlihat oleh Bakugou?

Padahal jaraknya cukup jauh untuk bisa didengar para murid yang tidur di asrama. Midoriya beruntung dia bisa lepas dari kejaran Hound Dog karena hujan sehingga aromanya menipis.

Midoriya menghela napas pelan. "Kenapa kau terlihat sangat yakin? Apa saat itu kau melihat wajahku? "

Jelas tidak, kalau itu sampai terjadi pastinya Bakugou sudah menyadari jika wajahnya mirip seseorang yang dia kenal. Seseorang yang sudah mati. Dia tidak mungkin akan gagal mengenalinya dalam sekali lihat.

"Tidak. " Bakugou mengepalkan tangannya. "Tapi aku tidak salah. Kau memang penjahat buronan yang saat itu kulihat. Tadi kau menyerang villain yang hampir mungkin akan menculikku jika kau tidak datang. Mengincar villain, itu kau, villain korosu."

"Kau tahu tadi aku sudah menyelamatkanmu dari insiden yang mungkin akan membuat orang-orang gempar karena murid UA diculik. Aku tidak memintamu berterima kasih, tapi mencecarku dengan kata-kata begitu saat baru saja bertemu tidak terlalu menyenangkan. "

"Aku tidak akan berterima kasih setelah ditolong oleh orang yang merupakan seorang pembunuh. Meski mungkin kau menganggap dirimu sendiri hero karena menghabisi villain, tindakanmu sama sekali tidak seperti pahlawan. "

Hero(?)-Villain Deku AU (Completed) Where stories live. Discover now