10. TAKUT KEHILANGAN.

3.7K 395 55
                                    

"Tenang aja kak, setelah semua nya selesai, Ara akan pergi dari kehidupan kak Arsya untuk selama nya, sabar sedikit ya" ucap Ara dengan suara serak.

"Lo...mau kemana?" tanya nya agak kikuk.

Ara tersenyum, "ke Belanda, Ara mau tinggal sama kakek nenek di sana, lagi pula di Indonesia, Ara udah nggak punya siapa-siapa"

Arsya diam, dia tidak bisa berucap lagi.

"Woy! Kenapa lo?! Diem-diem bae"

Jantung Arsya serasa mau copot, karena nya. Siapa lagi kalo bukan Fahmi.

"Lo mau bikin gue jantungan?!" sarkas nya, dengan nafas memburu dan mata yang melotot tajam.

"Di bawa santai aja kali, Sya, ngegas mulu lo!" sahut Dimas yang sedang mengelap motor kesayangan nya.

"Bacot lo!"

"Ngelamun mulu, kebanyakan utang lo, Sya?" tanya Abim yang baru saja datang.

Arsya tidak menggubris teman-teman nya itu, saat ini ia terus memikirkan perkataan Ara tadi sore.

Dimas menepuk pundak Arsya dan duduk di sebelah nya, ia mengeluarkan dua batang rokok dari kotak nya, untuk diri nya dan Arsya. Cowok dengan headband di dahi nya menerima sebatang rokok yang di berikan Dimas. "Lo mikirin si Ara? Dia masih sakit?"

"Ngapain gue mikirin dia?! Ogah!" elak nya.

Dimas tertawa pelan, "jangan bohong sama perasaan lo sendiri, Sya" tutur nya sambil mengisap rokok yang terhapit kedua jari nya.

"Gue nggak peduli sama dia, dia pergi selama nya, gue mah bomat!"

"Kalo Ara sampai pergi beneran, jangan nyesel lo!"

"Gue nggak suka sama dia Dim! Dia-"

"Gue nggak liat ada ketidaksukaan dalam diri lo, yang sekarang gue lihat itu malah perasaan takut kehilangan!" sela Dimas, membuat Arsya kehilangan kata-kata nya.

"Dia sakit Sya, lo nggak kasian sama dia? Gue tau lo udah nikah kan sama Ara?"

Arsya melotot tidak percaya, bagaimana bisa ia kecolongan aib nya.

"Tau dari mana lo?!"

"Dari Syifa, gue juga tau kalo Fatimah itu istri lo" jawab Dimas santuy.

"Lo-"

"Tenang, Sya, gue nggak akan bocorin aib lo" Dimas berdiri, "jangan sampai Ara bernasip seperti Fatimah, samperin si Ara, dia butuh lo! Jangan kegedean ego dan gengsi, itu semua akan menjerumuskan lo ke dalam lembah sesal" tambah nya, Dimas berlalu pergi, ia menghampiri Fahmi, Abim, David, dan yang lain. Mereka sedang main kartu.

🥛🥛

Kaki Arsya bergerak sendiri, ia kini sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, dimana Ara di rawat. Arsya sangat bingung dengan perasaan nya, ia tidak suka sama cewek yang kayak bocah itu, cewek yang menumpahkan susu coklat di seragam nya, Arsya tidak suka hal ceroboh. Tapi di sisi lain di saat cewek itu kenapa-napa, mengapa hati nya sangat gelisah?.

Fatimah, gadis itu masih menjadi salah satu orang yang menempati hati Arsya dan ia tidak akan tergantikan siapapun. Arsya masih terpaut kepada Fatimah, ia masih menjaga perasaan gadis yang sudah tiada itu. Tidak ada yang bisa menyamai kedudukan nya.

Arsya memarkirkan motor nya di parkiran rumah sakit, ia kemudian berjalan keruangan Ara.

Ceklek.

Betapa terkejut nya Arsya saat melihat kamar rawat Ara. Hati nya bergetar takut, entah apa yang sudah terjadi.

Sebuah batu berukuran sedang, tergeletak di lantai, batu itu sudah menembus kaca jendela rumah sakit, hingga serpihan kaca berserakan di lantai.

Ara? Gadis itu tidak ada di sana, ada selembar kertas di atas ranjang gadis itu, Arsya segera mengambil nya.

ALYSIA ARABELLA!! LO AKAN MATI!!

Deg.

Jantung lelaki itu rasanya akan berhenti di situ juga, dia merasakan takut yang teramat. Ara, hanya cewek itu yang sekarang di pikirkan nya.

"ARA!! LO DIMANA!!" teriak Arsya, ia berlari kesana kemari mencari keberadaan gadis itu.

"SUS, DIMANA GADIS YANG DI RAWAT DI RUANGAN 54, DIMANA DIA?!!" pekik nya pada suster yang lewat di lorong rumah sakit.

"Mas nya ini ngomong apa sih, dari tadi pasien yang ada diruangan itu tidak keluar kamar sekalipun" kata suster.

"NGOMONG APA NGOMONG APA?!! CEWEK GUE NGGAK ADA DI RUANGAN NYA!!" sentak Arsya.

Suster itu bergidik ngeri dengan lelaki yang sedang ngamuk di depan nya. 'Kerasukan setan, nih cowok!' Kata nya dalam hati.

Suster itu berjalan menuju ruangan Ara, ia terkejut dengan kondisi ruangan itu.

"DIMANA DIA SEKARANG?!! JAWAB GUE!!" bentak Arsya.

"Saya benar-benar nggak tau keberadaan gadis anda, satu jam yang lalu saya memeriksa keadaan pasien di ruangan nya, dan pasien masih ada, saya nggak tau kejadian ini akan terjadi" ujar suster nya.

"ARGH!! GIMANA SIH!! KOK BISA KECOLONGAN!! KALO TERJADI APA-APA DENGAN CEWEK GUE!! GUE AKAN TUNTUT RUMAH SAKIT INI!!"

"Loh, mas nya nggak boleh seperti itu, mas nya kemana saja sedari tadi? Kenapa nggak menjaga   pacar anda?"

Pertanyaan suster itu mampu membuat Arsya tersudut.

"ARGHH!! SIALAN!!" umpat nya, Arsya langsung pergi dari sana.

Cowok berjaket hitam itu membelah jalanan malam. Dia melajukan motor nya dengan kecepatan di atas rata-rata. Rasa takut yang sangat mencekam dalam hati nya terus saja bergejolak bak api yang berkobar.

"Dim! Bantu gue cari Ara!" seru nya pada Dimas, ia sangat panik sekarang ini.

Cowok yang sedang meneguk kopi nya itu tersedak. Ia langsung mengambil air milik David dan meneguk nya.

"Egh! Itu air gue, Dim! Kalo minta itu izin dulu!" seru cowok berambut pirang yang masih asik main kartu.

"Ara ilang, Sya?! Kok bisa?!" tanya Dimas, jujur ia sangat terkejut.

Arsya turun dari motor nya, ia melempar kertas yang sudah lungset karena sedari tadi Arsya meremas nya kesal.

ALYSIA ARABELLA!! LO AKAN MATI!!

" GILA! NYAWA ARA DALAM BAHAYA, SYA!!" teriak cowok itu.

"Siapa?" sahut Fahmi.

"Ara, cewek mirip Una itu, ternyata ada yang mengincar nyawa nya" jawab Dimas.

"LO SERIUS!! KASIAN BANGET!!" Fahmi sontak berdiri dari lesehan nya. Ia menghampiri Arsya yang duduk sambil mengacak rambut nya.

"SYA! LO JANGAN DIEM AJA!! TOLONGIN CEWEK LO!!" seru Fahmi.

"Siapa cewek nya Arsya? Bukan nya Fatimah udah nggak ada?" sahut Abim.

"Ada lagi, si Arsya sekarang lagi pdkt sama adek kelas!" jawab Fahmi.

"BISA DIEM NGGAK LO PADA?!!" sarkas Arsya.

"Kita cari sekarang, Sya!! Sebelum terlambat!! Ayo cepat!!" Dimas menarik tangan Arsya dan mengajak nya pergi.

"EGH!! GUE JUGA AKAN BANTU LO, SYA!!" teriak Fahmi. Ia, Davit, dan Abim langsung menyusul kedua nya untuk mencari gadis mirip Una itu. Siapa lagi kalo bukan Arabella.

🥛🥛

Next..

ARSYA 2✔Where stories live. Discover now