TERLALU DALAM

28 5 1
                                    

"Keadaan nya semakin memburuk bu, sebaiknya Zia di pindah kan ke rumah sakit yang mampu memberikan fasilitas untuk mendukung kesembuhan nya. Dia mulai menyakiti diri nya sendiri, bahkan delusi nya sudah menjadi jadi. "

"Apa Zia sudah separah itu dok?" Tanya ibu Zia was-was.

" Yah bisa dibilang begitu, dengan melihat mental dan fisik nya yang mulai melemah. Zia sudah tidak bisa hanya diobati dengan terapi psikologi."

Ibu Zia hanya menghela berat, pikiran nya buntu, ia sudah tak menemukan lagi jalan keluar nya.

"Zia!, kemari sebentar". Panggil dokter itu pelan.

Zia menoleh, bangkit dari ranjang rumah sakit dan segera menghampiri dokter dan ibunya.

" Ibu, boleh saya minta waktu sebentar?. Saya ingin bicara berdua dengan Zia. "

Ibu hanya mengangguk dan meninggal kan mereka berdua di dalam ruangan. Dengan senyum lembut, dokter cantik itu menggenggam tangan Zia di atas meja. Di pandang nya wajah Zia yang sayu. Genggaman nya semakin erat, namun memberikan reaksi nyaman dan hangat.

"Zia... "
"Ya"
"Apa kamu masih belum bisa melupakan dia? " Zia kembali terdiam.
"Zia, kamu harus percaya sama saya, dia udah gak disini, dia udah pergi, dan kamu harus bisa terima itu semua. " Zia masih juga terdiam, tak sepatah katapun keluar dari bibir nya.

" Zia, look at me!! "
"Kamu berhak bahagia Zia. "
"Tapi itu nggak adil buat dia... " Gumam Zia pelan.
" Tapi kalau kamu terus seperti ini, apa kamu tidak ingin bahagia?. "
" Lalu menurut dokter, apa itu bahagia?. " Tanya Zia sendu.

" Apa itu bahagia.... Yah setiap orang punya arti yang berbeda tentang bahagia. Tapi saya merasa bahagia jika ada pasien saya yang bisa segera keluar dari problema nya dan bisa melanjutkan kehidupan dia sesungguhnya. Itu arti bahagia menurut saya. Dan saya juga berharap kamu juga bisa begitu. "

" Lalu apa aku salah mengartikan bahwa aku bahagia karena masih mencintai nya hingga kini?. "
" Zia itu bukan bahagia yang sesungguhnya, kamu terjebak zia."
"Jadi menurut dokter aku pura pura bahagia? "

"Zia, mungkin menurut kamu, kamu bahagia di dalam situasi itu. Tapi pernah kah kamu tersadar, bahwa kamu sudah terjebak terlalu dalam? "

"Zia, kamu harus bisa merubah pola pikir kamu. Kamu harus bisa keluar dari kegelapan itu dan kamu harus bisa melawan trauma itu. Jalanin lah kehidupan yang sesungguhnya Zia. Delusi itu tidak akan menyelamatkan mu. Itu hanya akan menyiksa mu Zia." Lanjut dokter itu.

Pikir dan batin Zia beradu, ia bingung, kerja otak nya pun ambigu. Ia sadar untuk memperbaiki semua nya tak akan semudah lidah mengucapkan. Karena Zia sadar, ia sudah tenggelam terlalu dalam, hingga ia lupa di mna letaknya permukaan.

◦•●◉✿Next ✿◉●•◦

Jangan lupa follow akun author ya dan jangan lupa di vote😊😊😊.
Dan semangat terus ya membacanya.... 🤗🤗🤗.

Warna Dalam GelapWhere stories live. Discover now