02

3.1K 326 12
                                    

Aku tak tau harus bersikap bagaimana menghadapi situsai yang baru saja kulalui, seorang gadis mengaku dirinya bidadari dan berkata bahwa aku bisa menikahinya sebagai hadiah karna aku berhasil menemukan selendangnya yang hilang.

Awalnya aku tak ingin percaya semua perkataannya, namun semua kelakuannya membuatku mau tak mau ingin mempercayainya, teriakan hebohnya saat melihat tukang jagung rebus dan wajah penasarannya sambil menyebut bentuk jagung yang nampak unik membuat bapak penjual jagung rebus menatap aneh pada kami berdua dan berujung dengan aku yang membelikan sebuah jagung rebus untuknya agar bisa puas memperhatikannya di dalam kamarku.

Untung saja Amira tak ada disini, jika ada dia disini aku tak tau harus bagaimana menjelaskan hal ini padanya.

"wah semakin dilihat jagong ini makin unik ya."

"jagung bukan jagong, jaaguung." Dia hanya tersenyum lebar mendengarku mengoreksi pengucapannya. "ikutin cara ku ngomong, jaa.."

"jaa..."

"gung..."

"gung..?"

"jagung."

"jagung."

"nah itu baru bener."

"wah kamu pandai sekali." Baru kali ini aku melihat seseorang memuji orang lain pandai hanya karna bisa menyebut jagung dengan benar, aku ingin mencurigainya namun semua hal ini terlalu aneh, dengan fisiknya yang berada diantara usia 20-an tidak mungkin ia tak mengetahui nama jagung. Tapi, ia bahkan menyebutku pandai hanya karna aku mengajarinya nama jagung.

Aku kebingungan setengah mati namun ia justru nampak sangat bahagia hanya dengan melihat sebuah jagung rebus, dan sejak kapan jagung hanya dijadikan bahan tontonan?

"eum, maaf sebelumnya, namamu siapa? [masukin nama bidadari dalam legenda]?"

"astaga? Tentu bukan! Nama itu memang terkenal di dunia kami, tapi, itu jelas bukan namaku. Lagipula kita sudah hidup ditahun berapa? Tak mungkin ada yang memakai nama itu di zaman sekarang?" aku menatapnya heran, untuk seseorang yang bahkan tak mengetahui nama jagung tentu membicarakan perkembangan zaman seperti itu sungguh nampak tak masuk akal. "namaku Lily."

"oke Lily, jadi, jagung ini seharusnya jadi makanan. Bukan bahan tontonan seperti yang kamu lakuin sekarang ini."

"makanan?" jangan bilang ia tak tau soal makanan?

"ya makanan, hal yang kamu masukan ke mulutmu untuk mengisi perut. Kamu gapernah makan?" ia menggeleng tanpa menghapus senyuman dari bibirnya.

"kami para bidadari hanya menyerap energi alam." Pantas saja tubuhnya seramping itu.

"coba masukan jagung itu ke mulutmu." Ia menuruti ucapanku dan langsung melakukan yang ku suruh, namun, ia memakan jagung itu bulat-bulat dari bagian ujungnya. Bulat-bulat yang kumaksud disini adalah ia juga memakan batang jagung yang seharusnya tidak dimakan, sungguh membuatku lumayan sakit kepala, rasanya seperti menghadapi anak kecil.

"bukan begitu cara makannya." Dengan sabar ku praktikkan cara memakan jagung yang baik dan benar, dan responnya luar biasa, ia nampak sangat kagum hanya dengan melihatku makan jagung. Ekspresinya nampak seperti seseorang yang tak sengaja bertemu dengan Jennie Blackpink, sungguh berlebihan, tapi entah kenapa aku bahkan sudah tak terkejut melihat reaksinya yang demikian.

"hmmm!" matanya terbuka lebar setelah akhirnya berhasil memakan jagung. "entah kenapa aku ingin terus memakannya!?"

"itu artinya rasanya enak."

"e-nak?" benar-benar terasa seperti berbicara dengan anak kecil...

Tanpa menghiraukan ocehan anehnya aku memilih bangkit dan merebahkan diriku diatas ranjang, ah rasanya nyaman sekali terlebih tubuhku yang terasa lelah setelah berjalan sejauh itu, sepertinya sebentar lagi aku akan masuk ke alam mimpi terlebih selimut hangat ini terasa sangat nyaman digunakan ditempat dingin seperti ini. Kamar penginapan ini terasa sangat dingin walau penyejuk udaranya ku matikan, bisa dibilang ruangan ini seolah menggunakan AC alami.

BIDADARI KOK GITU!?Where stories live. Discover now