Satu persatu orang keluar dari persembunyian mereka. Sekarang ada lima pria bertubuh kekar dan bertelanjang dada mengelilingi Bian.
"Kenapa diam saja?" sahut satu orang lainnya.
"Sudahlah. Kita bawa saja ke pack."
"Tapi bagaimana jika dia berbahaya?"
"Apa aku terlihat berbahaya bagi kalian?" sahut Bian akhirnya.
"Lalu kenapa kau diam saja? Sudah, sudah. Kita bawa saja ke pack. Biar beta yang putuskan."
"Aku diam karena aku terintimidasi oleh kalian, dan tentu aku gugup, bingung dan takut."
"Apa maksudnya itu? Memangnya kami hantu."
"Aku akan baik-baik saja jika kalian hantu." sahut Bian santai.
"Jadi maksudmu... Kami lebih menyeramkan dari hantu?!"
"Tentu saja. Lihat saja, lima pria berotot dan bertelanjang dada mengelilingi satu wanita. Yang ada wanita menjerit atau menangis."
"Lalu kenapa kamu tidak menjerit atau menangis?"
"Karena semua itu percuma. Aku tidak mau membuang tenaga dan suaraku. Karena mau aku menjerit, menangis, lari bahkan berontak sekalipun tidak akan ada orang yang akan mendengarku dan kalian pria berlima tentu lebih kuat dari aku yang hanya sendiri dan juga wanita."
"Well... Dia benar juga."
Bukk!!! Sebuah pukulan cukup keras mendarat.
"Aww... Kenapa memukulku?!"
"Bicaramu lancar untuk seseorang yang terintimidasi. Lalu bagaimana kamu bisa masuk ke sini?" tanya Pria yang pertama kali bertanya padanya.
"Dari depan tentu. Di sana ada pintu masuk. Bukankah ini hutan wisata?" jawab Bian. Dia berusaha untuk terlihat natural. Pria itu mendelik padanya.
"Lalu bagaimana kamu bisa masuk ke wilayah ini, disini, saat ini?"
"Dengan berjalan tentu. Aku sedang melihat petaku dan melihat didepanku ada jalan kecil, tentu aku berjalan melewati itu. Tapi.... Kenapa hutan ini terlihat berbeda dari yang tadi?" Bian memperhatikan sekelilingnya. Kelima pria itu saling menatap. "Dan kalian siapa? Apa penjaga hutan? Kenapa pakaian kalian berbeda? Malah tidak mengenakan baju. Kalian.... Bukan penjahatkan?"
"Kalau kami penjahat memangnya kenapa? Kau akan berteriak? Menangis?"
"Sudahlah Axe, hentikan. Kamu... Apa?"
"Hah? Apa.... Apa maksudnya?"
"Dari baumu... kamu jelas bukan manusia serigala atau vampir. Penyihir?"
Bian menatap mereka berlima lalu tertawa.
"Hahahahahaha..... Kalian aneh." sahut Bian. Dia memaksa untuk tertawa yang sebenarnya dia tidak sedang ingin tertawa. Dia hanya berpura-pura tidak mengerti.
"Apa yang aneh?"
"Tentu saja aneh." Bian menghentikan tawanya. "Apa tadi? Manusia serigala? Vampir? Penyihir? Waahhh sepertinya kalian terlalu banyak nonton film. Kalian sungguh tidak mempercayai semua itu nyata kan??"
Bian tertawa lagi. Kelima pria itu saling menatap lagi lalu salah satu dari mereka menjawab.
"Tentu saja tidak. Kami... Kami hanya bercanda. Ya kan?"
"Ahahahhaha.... Yaaa... Begitulah." para manusia serigala itu tertawa canggung.
"Bagaimana jika itu nyata?" sahut Axe yang mengubah raut wajahnya menjadi serius dan tampak menyeramkan.
YOU ARE READING
Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3
Fantasy[Young adult and minor romance] Please baca story yang pertama : babak pertama dan yang kedua : pemburu penyihir agar mengerti jalan ceritanya. Mendengar ada cara membunuh Darkness, Bian mulai berpetualang bersama Kate dan Gina untuk mencari benda...