32 the plan worked

117 38 0
                                    

Jay terdiam, jauh di dalam lubuk hatinya ia merasakan nyeri senyeri nyeri nya mengetahui fakta bahwa sesayang atau secinta itu jenna kepada sahabatnya. Ia menoleh sedikit ke arah jack, sangat jelas terlihat pria tersebut sedang menangis, di tenangkan oleh haedar dan juga shem.

"Emelly kenapa lo baru bilang sekarang!, bangsat. kenapa ga dari dulu! sekarang semuanya udah terlambat!" Jack terisak hebat setelah melontarkan kata tersebut.

"Lah apa apan anjing orang jenna yang minta" Emelly membela dirinya ia paham betul kenala jack bersikap seperti itu jadi ucapan jack tidak masuk ke hatinya.

"Jenna ayo balik gue udah cinta sama lo"

Ucapan jack bagai sayatan kecil untuk teman temannya, sejujurnya mereka juga menyesal karena memperlakukan jenna seperti itu.

Jay bangkit meninggalkan mereka semua
Haedar sangat tau saat ada hal yang membuat jay sedih. taman belakang rumahnya yang di jadikan jay tempat favorit.

"Mau kemana dia?" Tanya emelly yang melihat jay pergi bahkan ia berniat ingin menyusul tetapi tidak jadi karena kata haedar.

"Udah biarin aja gue rasa jay butuh waktu"

Emelly mengangguk ia memandang sekitar. suasana nya sangat sedih di tambah lagi mendengar suara tangis yang berasal dari jack.

Pemuda itu menatap sendu surat yang baru saja di kasih emelly yang katanya berasal dari jenna.

Jack benar-benar merasa kehilangan ia sangat menyesal!.

Kenapa? dulu dia bersikap seperti itu.

Kenapa? dia tidak pernah sekalipun melirik jenna.

Kenapa? dia memiliki ide yang begitu buruk.

"Seandainya saja sore itu gue ga nyruh jenna nyobain motor, pasti sampai sekarang jenna masih hidup" Isak jack bahkan ricky saja ikut mengeluarkan air matanya.

"Mungkin ini udah takdir jack" Orlando mengusap-usap pelan punggung sahabatnya.

"Kalian ga ngerti rasanya bakal terjebak penyesalan seumur hidup"

"Ingat kata jenna jack! Jangan pernah nyesel" haedar mengingatkan siasat jenna.

"Bener tuh emang lo mau jenna jadi sedih" Jackson mencoba mengurangi rasa bersalah jack terhadap jenna.

Disisi lain, di belakang rumah haedar ada jay yang sama sedihnya dengan jack.

Bumantara malam ini sangat cocok mewakili isi hatinya, langit yang terang tetapi tidak ada satu pun bintang diantaranya. Berkian kian kali sudah jay menghapus air matanya namun hasilnya nihil liquid bening itu tetap saja bercucuran.

Dari belakang, jay merasakan ada derap langkah kaki yang perlahan mendekat ke arahnya, detik selanjutnya ia merasakan bahu nya di tepuk pelan, jay menolehkan kepalanya sedikit guna mengetahui siapa orang tersebut, setelah menoleh ternyata orang itu adalah Shem.

Disaat semua orang menyemangati jack,
ada shem yang memikirkan perasaan jay, bukan!, bukan maksudnya dia tidak peduli dengan jack tetapi mengingat jay juga butuh seseorang shem rasa dirinya lah yang di butuhkan.

"Shem ngapain" Buru-buru jay menghapus air matanya.

"Nangis aja ga bakal gue ledekin ko" Ucap shem, setelahnya ia terkekeh.

Shem mengira jay akan marah kepadanya ternyata salah. Jay malah menutupi semua bagian wajahnya dengan tangan bersamaan bunyi isak tangis yang pria itu keluarkan.

CLOUD?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang