7

7.3K 570 109
                                    

Selamat malam readerskyuuuu

Double updateeeee yeay!

Jangan lupa voment ya guys!










Jeffrey membawa Shirin ke apartemennya.

"Shirin," panggil Jeffrey setelah menutup pintu kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Shirin," panggil Jeffrey setelah menutup pintu kamar.

"Emm?" Shirin menatap Jeffrey dengan sayu.

Meneguk ludahnya kasar ketika mengingat pergumulan panas 3 tahun lalu. Jeffrey mendekati Shirin yang duduk diatas ranjang.

Jeffrey memejamkan matanya, mencoba menjernihkan pikirannya. Ia lalu merebahkan tubuh Shirin, melepas sepatu Shirin.

Jeffrey kembali meneguk ludahnya kasar ketika melihat gundukan yang ingin menyembul keluar. Memejamkan mata lagi sembari menarik nafas dan membuangnya perlahan.

Sialan!

Jeffrey berdecak lalu keluar dari kamar.

.
.
.
.
.

"Jesslyn," ucap wanita yang duduk di depan Hendery.

Hendery tersenyum kikuk, "Hendery."

"Temennya Shirin?"

"I-iya."

Wanita bernama Jesslyn itu mengangguk, "Gimana keadaan Shirin sekarang?"

"Hm? Oh a-anu, dia baik baik aja," jawab Hendery gugup.

Tiba-tiba Hendery terdiam, ia baru ingat jika meninggalkan Shirin diclub sendirian. "Shirin!"
Hendery langsung pergi begitu saja meninggalkan Jesslyn yang bingung akan sikapnya.

"Shirin? Shirin kenapa?" gumam Jesslyn cemas.

.
.
.
.
.

Jeffrey merebahkan tubuhnya disamping Shirin lalu menatap wajah Shirin penuh cinta.

"You are mine," ucap Jeffrey lalu mencium kening Shirin lama. Dengan senyum yang tak luntur, Jeffrey merengkuh tubuh Shirin erat.

.
.

07.01 WIB

Shirin menggeliat dipelukan Jeffrey, matanya perlahan terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam kamar.

Shirin tersentak saat merasakan pinggangnya dipeluk erat. Dengan ragu, Shirin menoleh. Matanya mengerjap berkali kali ketika melihat wajah pria diceruk lehernya.

Shirin mencoba mengingat apa yang mereka lakukan semalam. Nihil, Shirin tidak mengingat apapun.

Dengan perlahan, Shirin menyingkirkan tangan pria itu. Shirin bernafas lega saat melihat pakaiannya masih lengkap. Ia mengambil tas dan sepatunya, bersiap membuka pintu一

"Mau kemana?"

Shirin terkejut, matanya mengerjap berkali kali. Hampir saja jantungnya copot, membalikkan badan lalu tersenyum kikuk.

.
.

"Ekhm," Shirin berdeham canggung sembari melihat Jeffrey yang sedang memasak sarapan untuk mereka.

"Ekhm," berdeham lagi karna suasana begitu hening dan canggung.

"Kalo haus, ambil minum dikulkas," ujar Jeffrey sembari mengulum senyumnya, tangannya fokus memotong wortel.

Shirin menghela nafas lalu berdecak.

"Bentar lagi selesai kok."

"Hah?"

Selang beberapa menit kemudian masakan Jeffrey sudah matang.

"Enak?" tanya Jeffrey.

Shirin mengangguk kaku lalu melanjutkan makannya dengan lahap.

Jeffrey mengulum senyumnya melihat itu. Jantungnya kembali berdetak tidak karuan. "Shirin?"

"Hm?"

"Kamu masih inget saya? 3 tahun yang lalu一"

Uhuk uhuk uhuk

Dengan sigap Jeffrey memberi Shirin minum. "Pelan-pelan makannya," tegurnya.

Shirin jadi salah tingkah ketika mengingat betapa lembutnya Jeffrey memperlakukannya 3 tahun lalu.

Tbc....

Bad Cover : Tempted ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang