XI - Sagara Kim

2.1K 333 11
                                    

Guys, seharian aku bolak balik buka wattpad padahal kerja lagi banyak banget. Biasanya kan aku nulis ya karna emang lagi butuh pelarian ya, tapi kok nulis ini malah makin nyesek ya?:(

Apa gak aku lanjutin aja ya nulisnya? Ceritanya udah 2/3 kelar sih, tapi aku jariku rasanya berat banget buat ngetik. Apa karna aku terlalu into sama tiga anak ini?

Tokoh-tokohku sebelumnya mereka orang-orang dewasa gitu, aku kayak kasian sama mereka bertiga:(

Kocak gak sih? Bahkan mereka tuh cuman ada dalam kepalaku aja?

---
Kantin utama lebih ramai dari biasanya. Sepertinya hari ini semua siswa memilih untuk beristirahat disana. Suara-suara gaduh terdengar dimana-mana.

Raka, Juna dan Sagara yang awalnya acuh mulai merasa terusik. Jika Juna sudah hampir menyelesaikan makannya hanya menatap sekitar dengan jengah, atau Sagara yang masih menekuri sayuran dipiringnya, Raka justru mengeluh keras-keras.

"Kalo mau gosip sekalian aja teriak. Gak usah bisik-bisik tapi suaranya kedengeran sampe Timbuktu,"

Juna tersenyum sinis. "Lo tau Timbuktu emang dimana?"

Raka tersenyum sangat lebar. Namun celutukan Sagara membuat keduanya tergelak.

"Emang Timbuktu nama wilayah?"

"Parah banget lu, Ga, gak pernah dengerin pas Geografi nih pasti,"

"Gue IPA sih kebetulan,"

Jika Raka dan Juna tertawa makin keras, Sagara hanya terkekeh kecil. Selang beberapa detik saja, tawa mereka surut dan hilang sepenuhnya.

Sebuah layar LCD yang menggantung disudut kantin menampilkan sebuah video skating beberapa tahun yang lalu. Sagara Kim yang berasal dari Korea disebut dengan sangat keras hingga seluruh kantin bisa mendengar. Sekarang semua mata menancap pada layar datar itu.

Video itu berdurasi tiga setengah menit dengan suara musik yang menjadi latar mengalun indah. Ketika penampilan itu berakhir diakhiri riuh tepuk tangan yang menggema, kantin justru diselimuti keheningan.

Perhatian sekarang sudah berpindah dari layar pada Sagara yang kini masih menatap layar dengan nanar. Ekspresinya datar dan sangat kaku.

"Yang satunya anak koruptor, satunya lagi atlet dunia. Gila. Pertemanan macam apa itu,"

Suara itu pelan, tapi karena semua diam jadi terdengar keras dan menyapa semua telinga. Setelah celutukan itu, mulai terdengar suara-suara yang menyebalkan.

Banyak sekali yang penasaran apa alasan Sagara pindah ke Indonesia, lalu kenapa Sagara memilih menutupi semua masa lalunya, dan yang paling parah menyebut bahwa mungkin di Korea sana Sagara tidak terlalu diinginkan jadi didepak ke Negara ini.

Raka yang mendidik langsung menerjang siswa itu, memukulnya beberapa kali sebelum mengamuk di hadapannya.

"Sekali lagi gue denger yang enggak-enggak. Gue bikin lo gak bisa ngomong sama sekali,"

Siswa itu berdecih. "Raka Sanjaya dan kekuasaannya,"

Tangan Raka mengepal kuat-kuat. Rahangnya menegang. Tangannya gatal sekali ingin kembali memukul cowok yang entah bernama siapa itu.

Lalu sebuah tepuk tangan tiba-tiba menggema. Seorang gadis masuk ke arena pertempuran itu.

"Gila. Gue gak nyangka sekolahan kita punya atlet sangat berbakat. Harusnya potensi lo gak disia-siain gitu aja apalagi temenan sama anak-anak badung begini. Lo kan juga juara kelas,"

Si Ketua Osis bernama Lika itu tengah tersenyum lebar. Omongannya memang ditujukan pada Sagara, tapi matanya menancap pada Raka yang kini berdiri kaku.

Senja Yang Redup [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang