Ada yang berbeda pagi ini, perasaan malas bangun di pagi hari menyergapnya. Biasanya ia akan dengan senang hati membuka mata dan mempersiapkan hari. Tapi pagi ini ia tak ingin bergerak barang sedikitpun.
Terutama saat melihat seseorang yang terlelap dalam dekapannya. Seseorang yang semalam sama patah dengan dirinya. Entah bagaimana mereka bisa kembali tidur bersama. Tapi kali ini kondisinya sedikit berbeda.
Lelaki bermarga Bang itu menelan ludahnya saat melihat seorang yang tengah memeluk erat dirinya. Ia baru menyadari jika kulitnya tengah menyentuh kulit lain milik seseorang depannya. Kepala mendadak sakit mengingat kejadian semalam.
"Hhh- Jisung, dek bangun udah pagi." Bangchan coba mengguncang tubuh Jisung perlahan. Yang punya nama justru semakin menyembunyikan wajah di dadanya.
Bangchan tak menyerah, pasalnya posisi begini tidak cukup baik. Apalagi sebagian besar tubuh mereka terhitung polos. Ia memencet hidung Jisung hingga membuat lelaki itu kesusahan bernafas. Jisung pun mengerjapkan matanya dan mulai mengumpulkan nyawanya pagi ini.
'Dadanya bagus.' Jisung meraba dada Bangchan perlahan hingga membuat si empunya mendelik.
"Ji-Jisung lo ngapain?"
"Hmm.. gue.." Jisung mendongakkan kepalanya hingga keduanya bersitatap. Beberapa kali kerjapan hingga bola mata Jisung melebar dan ia melompat dari atas ranjang.
"Anjir! K-kok gue gak pake baju gini... Lo apain gue Chan?!" bentak Jisung menunjuk Bangchan seraya berjalan mendekati lelaki yang telah beranjak bangun itu.
"Gue gak ngapa-ngapain lo. Semalam kita sama-sama mabuk dan.." Jisung merasakan pipinya menghangat, pikirannya mulai melalang buana.
"D-dan apa? Lo mau bilang itu kecelakaan?"
"Kecelakaan apa anjir? Gue gak ngapa-ngapain lo. Lo semalam muntah, Jisung." Jisung sedikit bernafas lega.
"Gue gak inget. Sorry udah nuduh lo, kak. G-Gue mau mandi dulu." Jisung melangkahkan kaki menuju kamar mandi.
Segera menutup pintu dan mulai menghidupkan kran. Setelahnya ia duduk di atas kloset, "sshh- kok sakit ya," gumamnya.
Satu detik, dua detik.
"Kak Chan! Kok pantat gue sakit?!" teriak Jisung hingga Bangchan yang hendak keluar dari kamar Jisung sedikit terkejut.
"Lo jatoh! Jangan mikir aneh-aneh!" teriak Bangchan tak kalah kencangnya.
Barulah Jisung diam, mulai berpikir tentang kejadian yang terjadi saat semalam ia diajak Changbin menuju tempat baru yang katanya bisa melepas beban di hati. Sayangnya Jisung tak kunjung ingat apa ia yang lakukan tadi malam
Setelah selesai mandi, Jisung segera bersiap menuju sekolah. Baru ia lihat ada tumpukan baju yang ia pakai tadi malam. Jisung menghela nafas berat, "gue gak mau mabuk lagi, kayak orang tolol gak inget apa-apa," ujarnya.
YOU ARE READING
Four Leaves [END]
FanfictionSummary : Han Jisung menyukai clover, baginya clover memiliki arti sedikit berbeda. Helaian pertama untuk Seungmin sebagai simbol kepercayaan karena ia yang religius. Helaian kedua untuk Felix sebagai simbol cinta karena hatinya yang lembut penuh...