chapter 16 ~

1.7K 178 17
                                    

Author's POV
.
.
.
Rey benar-benar terkejut saat melihat Kenzie yang berdiri tidak jauh, dengan jelas Kenzie mendengar semua perbincangan antara Clarissa dan Rey.

Kenzie pun terlihat kesal dan memancarkan tatapan dingin. Tak lama kemudian Kenzie berbalik arah dan lari sekencang mungkin.
Rey terus memanggil nama Kenzie tapi tak dihiraukan.

Aslinya saat ini dia sangat ingin mengejar Kenzie,  tapi di tahan oleh Clarissa yang menarik tangan Rey agar tidak pergi. Rey juga berfikir kalau dia mengejar Kenzie saat ini maka akan terlihat aneh.

Clarissa terus menangis sambil tersedu-sedu di hadapan Rey,  membuat mereka menjadi pusat perhatian. Karena tidak ingin menarik perhatian lebih,  Rey mengajak Clarissa ke tempat yang lebih sepi yakni sebuah gang di antara toko roti dan gedung besar.

"Clarissa sudah cukup!!  Gue udah muak!"

"Maafin gue Rey!! Hikss...  Kasih gue kesempatan sekali lagi, hiks.. gue mohon banget! "

" Enggak bisa! Semuanya udah selesai!!"

Air mata Clarissa mengalir semakin deras mendengakanenolakan Rey,  tapi dia masih keras kepala dan tidak ingin menyerah.

"Kenapa??  Apa jangan-jangan kamu udah punya pacar baru?? "

"Iyah emang!  Sekarang gue udah punya pacar! "

"Bohong! " ,bantah Clarissa.

"Kalau kamu punya pacar,  mana buktinya?"

Rey hanya diam karena dia belum mendapatkan kepastian apakah Kenzie bener-bener sudah menjadi pacarnya saat ini. Clarissa pasti juga akan menganggap ini lelucon jika tau kalau Rey berpacaran dengan seorang laki-laki.

"Kenapa diam??  Kamu bohong kan Rey!! ", desak Clarissa.

"Dia tidak berbohong! ",sahut seseorang yang tiba-tiba muncul dari ujung gang.

Rey membelakkan matanya seakan tak percaya dengan apa yang dia lihat. Ternyata Kenzie mengikuti mereka dan saat ini dia muncul tiba-tiba dan menyangkal pernyataan Clarissa.

"Kamu siapa? " , tanya Clarissa kepada Kenzie dengan nada kesal.

"Aku pacarnya Reynand!  Kamu bisa jauh-jauh dari pacarku?  Dasar penggangu! ",ucap Kenzie dengan wajah dinginnya yang sedikit  menghina.

Mendengar perkataan Kenzie tadi membuat hati Rey berbunga-bunga,  dan terharu. Dia tidak menyangka seorang Kenzie akan berkata seperti itu. Karena selama ini Rey hanya merasa kalau perasaanya bertepuk sebelah tangan.

"Hah???  Apa yang lu bilang tadi? Lu gila ya!!",sentak Calrissa.

"Kamu bilang tadi perlu bukti kan,  okay akan aku buktikan!!" ,tantang Kenzie.

Kenzie pun berjalan menghampiri Rey yang berdiri di hadapan Clarissa. Dengan cepat Kenzie menarik kra seragam Rey dan akhirnya mencium bibir Rey di hadapan Clarissa.

Seakan tidak ada yang memperhatikan,  Kenzie dan Reynand terus berciuman dan saling melumat lidah. Mereka terlihat begitu bergairah seakan lupa jika ada Clarissa di sana.

Clarissa yang melihat kejadian itu pun langsung syok berat dan berlari meninggalkan mereka berdua sambil terus berusaha menghapus air matanya sendiri.

Walaupun Clarissa sudah tidak di sana mereka tetap masih berciuman dan saling menikmati.  Kenzie seakan menyesal telah membangunkan harimau yang sedang tidur,  karena saat ini Reynand begitu tergila-gila dengan Kenzie dan siap memangsanya.

Rey mendorong Kenzie hingga ke tembok,  dan melanjutkan ciuman yang terkesan memaksa. Kenzie hanya bisa pasrah dan menikmatinya.

"Ah..  Ahm..  Hm.. "

My Dearest Boy [BL]Where stories live. Discover now