[3] Brother

353 51 18
                                    

Beomgyu berjalan masuk ke dalam kelasnya. Hari ini ia pergi bersama Kak Soobin. Awalnya ia tidak mau tapi karena Kak Soobin terus memaksa akhirnya ia mengalah, dengan syarat mereka harus pergi pagi sekali. Alhasil kelas saat ini masih sepi, hanya ada satu orang yang sedang membaca buku di ujung kelas.

Ia segera duduk di bangkunya kemarin. Karena bosan akhirnya ia mengeluarkan earphonenya untuk mendengarkan lagu sembari melihat lapangan melalui jendela kelas.

Beomgyu kembali melihat kearah pemuda yang ada diujung kelas. Entah mengapa ia merasa pernah bertemu pemuda ini. Karena penasaran akhirnya ia mencoba menyapa pemuda tersebut.

"Ehm Hai? Kenalkan aku Beomgyu"

Pemuda itu menoleh karena merasa ada yang mengajaknya bicara. Masih dengan wajah datarnya ia menjawab.

"Hn aku tahu."

"Namamu?"

"Taehyun."

'Cih ketus sekali'

"O-oh oke."

Karena merasa orang ini tidak mau berteman dengannya akhirnya Beomgyu kembali duduk dibangkunya.

~~~

Saat ini kelasnya sedang jam kosong karena guru yang mengajar sedang rapat. Beomgyu duduk menghadap Kai karena memang bangkunya ada didepan bangku Kai jadi hanya tinggal memutar kursi.

"Hei Kai apakah kamu dekat dengan Taehyun?"

"Taehyun? Kami cukup dekat. Biasanya dia pergi ke kantin bersamaku tapi kemarin dia izin tidak masuk sekolah. Ada apa? Kamu suka Taehyun ya?"

Beomgyu mendengus mendengar perkataan Kai. Masa ia baru masuk beberapa hari sudah suka pada seseorang.

"Tentu saja tidak! Aku hanya penasaran saja karena dia terlihat dingin pada orang sekitar."

"Ohh dia memang hanya ramah pada yang dekat dengannya saja. Nanti juga kalau kalian sudah dekat dia akan ramah."

"Siapa yang bilang aku mau dekat dengan dia?"

Kai hanya mengangkat bahunya, kan tidak ada yang tahu masa depan. Siapa tahu jika nanti Beomgyu dekat dengan Taehyun. Karena Kai merasa Taehyun cukup tertarik pada Beomgyu. Terbukti dengan Taehyun yang sering diam-diam menatap Beomgyu.

"Kan aku tadi bilang 'kalau' hehe. Oh iya, kamu udah pilih Ekstrakurikuler, Gyu? "

"Memangnya wajib ya? Aku malas."

"Setiap murid harus ikut satu ekstrakurikuler. Gabung saja band denganku?"

Ohh Beomgyu cukup tertarik dengan band. Ia juga cukup berbakat memainkan beberapa alat musik seperti gitar dan piano.

"Hm boleh, nanti aku daftar band."

Setelah itu mereka lanjut mengobrol sembari mengerjakan beberapa tugas. Terkadang ada juga anak kelas lain yang mengajaknya mengobrol walaupun sebagian besar laki-laki yang terlihat sok akrab dengannya. Beomgyu pun tidak terlalu peduli ia punya banyak teman atau tidak, yang penting kehidupan sekolahnya tenang.

Saat ini ia sedang berbincang dengan salah satu anak laki-laki dikelasnya yang bernama Jiwon. Tampaknya dia mau mengajak Beomgyu nonton bioskop.

"Apakah kamu mau ikut aku dan temanku ke bioskop besok?"

Sebenarnya Beomgyu mau-mau saja diajak bermain, tapi ia tidak yakin Kak Soobin akan mengijinkan ia pergi. Kakaknya itu overprotective padanya.

"Hmm terimakasih ajakannya Jiwon, tapi sepertinya aku tidak bisa ikut. Mungkin lain kali yaa."

Lebih baik Beomgyu tolak dulu ajakan mereka daripada nanti mereka dipukul oleh Soobin. Kakaknya it dari dulu suka sekali memukul orang yang menurutnya sedang mendekati Beomgyu.

"Cih sombong sekali ya menolak ajakan orang yang sudah baik mengajak main. Oh apakah karena dia malu dengan sifat kampungannya jadi takut untuk pergi ke mall? Sepertinya begitu."

'Apa-apaan itu? Apakah Soowon ingin mengejeknya lagi? Dasar cewek centil'

Yang tadi berbicara itu Soowon, cewek yang merendahkan Beomgyu di hari pertamanya. Baru saja Beomgyu mau membalas perkataan Soowon, tiba-tiba terdengar suara lain yang menginterupsi.

"Bukankah kamu yang kampungan? Itu kan pilihan Beomgyu mau main atau tidak. Kenapa kamu yang repot?" Ucap Taehyun dengan muka datarnya.

Soowon yang merasa tersindir akhirnya pergi keluar kelas dengan muka kesal, diikuti oleh teman-temannya.

"Terimakasih, Taehyun."

"Hn"

~~~

"Ada apa dengan wajahmu? Ada yang mengganggu di sekolah?" Tanya Soobin saat melihat adiknya yang menampilkan wajah kesal hingga keningnya berkerut. Jangan lupakan bibirnya yang melengkung kebawah. Rasanya ingin Soobin cubit gemas.

"Apakah aku terlihat kampungan? Memangnya kalau Gyu dari desa jadi boleh direndahkan? Huh menyebalkan. Ingin Gyu pukul mukanya."

"Siapa yang berani seperti itu? Sini biar kakak saja yang pukul!" Kan memang dasar Soobin itu overprotective kalau menyangkut adiknya.

"Teman kelasku namanya Soowon. Tapi jangan kakak pukul! Masa pukul perempuan."

Soobin mengacak surai Beomgyu. Padahal tadi adiknya juga yang bilang ingin pukul.

"Kalau dia ganggu adik kecilnya kakak sih gapapa. Lagipula sepertinya kakak tau Soowon ini. Dia memang terkenal sombong karena dia anak pejabat kota ini. Tapi sebenarnya di tidak ada apa-apanya dibanding kita." ya tentu saja keluarga Soobin dan Beomgyu sangat kaya karena ayahnya memiliki banyak perkebunan yang luas bukan hanya di desa mereka. Itu juga alasan kenapa Soobin banyak disukai disekolah, tentu saja karena tampan dan kaya.

"Huh pantas saja dia sombong sekali"

Apakah beomgyu juga harus pamer kekayaan? Cih Beomgyu tidak mau melakukan itu karena dia tidak mau cari perhatian. Itu juga alasan dia pergi ke sekolah menggunakan bus bukan menggunakan mobilnya.

"Makanya kamu ngaku adik kakak agar tidak di ganggu orang"

Sepertinya Beomgyu memang tidak bisa terus berpura-pura sederhana. Ia kira sekolahnya berisi orang biasa saja, ternyata kalau miskin malah dibully. Beomgyu kan tidak mau di bully.

"Baiklah~"

Soobin tersenyum mendengar jawaban adiknya. Tentu saja Soobin senang, dia kan jadi lebih bisa overprotective pada adiknya saat disekolah.

"Bagus! Besok berangkat bareng kakak. Atau kamu mau bawa mobil sendiri?"

"Bareng kakak saja. Aku malas menyetir"

Beomgyu hanya bisa mengeluh dalam hati. Sepetinya dia memang harus mengikuti pergaulan orang-orang kota.

To be continued

Vote & komen jangan lupa!

Kembang Desa  [Taegyu/Yeongyu]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora