4. ASMARALOKA 2 (18+)

14.4K 1.9K 602
                                    

Happy reading
..

Aku menghela napas panjang ketika sambungan telepon dengan Cristian terputus. Aku tidak menyangka kalau Cristian bisa berkata seperti itu padanya. Cristian masih menyimpan rasa kepadaku. Namun, aku sama sekali tidak peduli dengan perasaan Cristian, karena yang aku peduli sekarang adalah suami dan anakku yang menjadi sumber kebahagiaanku.

“Mama, Hajen udah celecai mam.” Celetukan itu berasal dari Hazen yang menunggu aku di ruang makan. Tanpa menunggu lama, aku segera menghampiri Hazen sembari mengantongi ponselku ke saku celana.

“Udah habis nasi gorengnya, sayang?” tanyaku padanya.

“Sudah, Ma,” jawabnya.

Kemudian aku membereskan piring makannya dan juga Nako. “Sayang, kan kakek sama paman mau datang, kamu mandi dulu, ya.”

Hazen yang sudah turun dari kursi mengangguk sambil membuka celana tidurnya. “Siap, Ma!”

Beberapa bulan lalu saat Hazen menginjak umur lima tahun lalu, aku sudah membiasakan Hazen untuk mandi sendiri agar ia terbiasa untuk mandiri.

Aku bisa melihat kalau Hazen begitu semangat membuka bajunya karena akan kedatangan kakeknya. Yap! Kakeknya ini memang sangat menyayangi Hazen dan suka memanjakan Hazen. Meski begitu aku tetap mengajarkan Hazen untuk selalu berterimakasih kepada kakeknya atas apa yang kakeknya berikan.

“Hajen ke kamar dulu, mas,” seru Hazen.

“Iya, sayang. Kalau udah panggil mama, ya, biar mama siapin bajunya,” ucapku sembari mencuci piring di wastafel.

“Gak, Ma, Hajen bica cendili ambil baju na,” balas Hazen yang membuatku berbalik badan lalu merunduk menatapnya.

“Bener, bisa sendiri?” tanyaku memastikan.

“Benel, Ma.”

“Yasudah, habis mandi nanti langsung ke ruang tamu, ya, nungguin kakek.”

“Iya, Ma.”

Setelah Hazen berlalu dan aku selesai mencuci piring. Aku beranjak menuju kamar untuk membersihkan badanku. Namun, sebelum itu aku harus memastikan bahwa Hazen dalam keadaan baik-baik saja.

***

Sekitar pukul sepuluh pagi saat aku dan Hazen sedang berada di ruang tamu menemani Hazen menonton film kartun favoritnya. Pintu utama rumah berbunyi yang sudah dapat kutebak kalau itu pasti James dan Cristian yang sudah berjanji akan ke sini. Tidak mau membuat mereka menunggu, aku segera berdiri, berjalan membukakan pintu.

“Hallo, Pa, Tian,” sapaku pada dua orang pria yang sedang berdiri di hadapanku setelah aku membukakan pintu. “Ayo masuk,” ajakku.

Keduanya masuk ke dalam dan aku mengikuti mereka dari belakang.

“Dimana cucu papa?” tanya James.

“Itu dia di ruang tamu, Pa, dari tadi udah nungguin,” jawabku.

“Lo gimana kabarnya?” tanya Cristian padaku.

Aku menoleh menatap Cristian yang entah sejak kapan sudah berada di sampingku.

“Baik kok,” jawabku.

“Kakekkkkkkk....” Hazen yang melihat kedatangan James langsung turun dari sofa dan berlari mendekati James yang hanya berjarak empat meter darinya.

“Aduhhh, cucu kakek ini harum sekali,” seru James saat ia berjongkok agar bisa memeluk Hazen.

“Iya dong, kek. Kan Hajen kan udah mandi,” jawab Hazen saat pelukan keduanya terlepas.

ASMARALOKA 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang