8. Katanya, Dia Membunuh Naga

38 13 9
                                    

"Kau keranjingan jin sungai?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau keranjingan jin sungai?"

Jae mengeluarkan Suan dari peluk, padahal jantungnya sudah buat rancangan untuk mencemplungkannya ke sungai. Jejarinya melunyah dahi si sahaya, kemudian menodong obat. "Bisa-bisanya kau tadi menikmati minum di atas kemalanganku?"

"Aku manusia yang pelupa."

Jangkrik, cicada, dan micronecta scholtzi mengaung di pagut pohon-pohon. Suan tetiba menyenangi spirit seragam ini. Jae yang menenggak obat, Haru di punggungnya, dan surai gelap mencolok ia disusur bayu.

"Jangan. Jangan nekat mengasihiku lebih dalam."

"Aku tidak bilang apa-apa."

"Tetapi, renunganmu tentangku, bukan?" Ia merembet pergi tanpa terima kasih. Apa tidak malu dengan jangkrik yang curi pandang?

"Jei, karena aku sudah mengayomimu, biarkan aku tanya satu saja. Mengapa kau tidak naik dua tahun?"

"Aku belum mengangguki kau berhak bertanya atau tidak."

"Apa kau menungguku?"

Jangkrik, cicada, dan micronecta scholtzi sampai bisu menelan soal nyeleneh milik Suan. Jae mencondongkan tengkorak, jengkel. "Kau siapa pantas aku tunggu? Kawal otak cetakmu itu."

Bisa tidak halus sedikit. Suan mengambil jeda. Tenda-tenda di pelupuk mata, anak-peranak berdompol. Mereka tukar pikiran mencarinya dan Jae. Bahala bagian kedua.

"Kenapa kau diam di situ, Su?"

"Pergilah. Kau ingin mereka tahu bila aku budakmu?"

"Bukan masalah besar."

Suan ingin gigit kepala Jae saat ini. "Katakan kejelekanmu sebelum kau bilang pada mereka keaslianku." Titik darah di keningnya belum kering. Mereka rontok menyapa lengkung ain Suan. "Mengapa kau tidak naik dua tahun? Tidak mungkin jadi simpanan kepala sekolah, bukan?"

"Gadis gila. Dengar, anggap saja aku Harry Potter. Dua tahun itu, aku habiskan untuk membunuh naga. Jelas?" Jangkrik, cicada, dan micronecta scholtzi kembali memaku. Kali ini serempak berbalik, lantaran Jae tetiba merekatkan plester di dahi Suan. "Aku selalu membawanya karena kenal sorang gadis yang ceroboh."

"Kau benar keranjingan, ya?"

Secara harfiah, pertanyaan tiada bobot dan mendongkolkan itu harus ditelan kembali oleh Suan. Jae menjambret pangkal tangannya sampai potret mereka dilirik seorang-orang.

"Bagaimana kalian bisa pergi berdua? Apa hubungan kalian?"

Kiri bibirnya meninggi. Bahala bagian tiga. Suan ingin mengibrit, lamun tangannya dicekal hebat.

"Hubungan? Oh. Perkenalkan, dia Ginny Weasley."

Begundal, jantungku sampai mau berontak.

Kronik pengakuan, oleh: Shoucan Loo1309, hell

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kronik pengakuan, oleh: Shoucan Loo
1309, hell. Serius ingin aku gerus mulutnya. Tapi, aku masih mengasihinya.

he who never criesWhere stories live. Discover now