Chapter 17 - Menjenguk

821 146 15
                                    

Takemichi mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memfokuskan penglihatannya. Dinding bernuansa putih yang pertama kali dilihatnya. Aroma obat tercium masuk ke dalam indra penciumannya. sepertinya dia tau ia berada dimana.

Rumah sakit. Ia bertanya tanya, apa ia pingsan? Segera ia mendudukkan dirinya yang sebelumnya terbaring di kasur. kedua tangannya merentang keatas saat ia meregangkan tubuhnya yang kaku.

Tapi entah kenapa saat ia menarik tangan kanannya kembali tak sengaja ia menyentuh sesuatu yang empuk.
mengernyitkan alisnya bingung ia memutuskan meremasnya sekali lagi untuk memastikan.

Tak kunjung menemukan jawaban 'benda' apa yang ia pegang, segera kepalanya menoleh untuk melihatnya. Ah, ternyata bukan benda.

Emma memicingkan matanya kesal. "Mesum," sinisnya membuat Takemichi membeku seketika, dalam sekejap wajahnya menjadi pucat pasi tak berwarna.

Terbelalak ia berteriak histeris, "AAAAAAA TANGANKUUU!!!" cepat cepat ia menarik tangannya melepaskan 'sesuatu' yang terlarang itu.

"Pfttt..."

Lagi lagi Takemichi tersentak kaget mendengar tawa tertahan dari seseorang di sebelahnya, dengan kaku ia menoleh kesamping. pandangannya langsung bertemu dengan seorang gadis, berambut pendek hitam dan manik mata bewarna lilac.

Takemichi mengerutkan dahinya heran, Ia tak pernah bertemu dengan gadis ini sebelumnya. "Siapa?"

Gadis itu tersenyum. "Rietta! bawahan (Name) san paling setia!"

"Bawahan? Kapan aku bilang memperbolehkan mu jadi bawahanku?" (Name) menyahut menghampiri. "Aku hanya menyebutkan syarat dan kau belum resmi diterima."

Rietta mengerucutkan bibirnya. "(Name) san!! jadikan aku bawahanmu!"

"Tidak!" tolak (Name) tegas. "Bahkan kau kemarin terculik dan tak bisa melawan sama sekali. Bagaimana kau bertahan saat mengikuti ku nanti?"

Rietta menggembungkan pipinya marah. "Kalau begitu aku akan belajar! jadi ajarin aku!" serunya tak menyerah membuat (Name) mendengus kasar kearahnya, "Keras kepala."

Takemichi yang melihatnya hanya terkekeh geli. Sepertinya jika mereka bersama, akan menjadi partner yang cocok.

"Berhenti! Cukup. Ini ada berita penting!" tegur Emma membuat (Name) memutar matanya malas, tentu ia mengetahui apa yang ingin Emma bahas.

Melihat reaksi (Name) membuat Takemichi semakin penasaran, karena itu ia mengalihkan pandangannya ke Emma mengode untuk melanjutkan perkataan.

Raut wajah Emma seketika berubah menjadi murung. "Draken memulai perkelahian dengan mikey.. mereka bertengkar sangat hebat, touman terpecah menjadi faksi mikey dan faksi draken. Aku sudah berusaha membujuk Mikey... Tapi ia tak menganggapi ku sama sekali, Aku—tak tau harus bagaimana," sebuah air mata jatuh ke pipinya. Tak mau dilihat ketika menangis, Emma menenggelam kan kepalanya di pangkuan Takemichi.

Takemichi menatap sendu Emma yang ada di pangkuannya seraya memberinya usapan di kepala sedikit untuk menenangkan.

(Name) mendengus kesal. "Benar benar pertengkaran tak berguna," ujarnya.

"Apa kau sudah mencegahnya, (Name) san?" tanya Takemichi, berharap.

Gadis itu meliriknya. Terdiam sejenak lalu berkata, "Tidak, aku tak mau ikut pertengkaran bocah." Takemichi menatapnya tak percaya.

Glitch - (Tokyo revengers X Reader) (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang