50.🌸

207 40 21
                                    

"Kenapa harus kesini?" Sunoo menatap kedepan dengan wajah lesu pada berbagai wahana serta ramainya orang ditaman hiburan malam ini. Tangannya melepas tangan Niki dari genggaman laki-laki itu kemudian menatap Niki disampingnya,berharap Niki tahu jika ia tidak ingin naik wahana-wahana tersebut. Memang ini bukan yang pertama kalinya mereka kesini,tapi saat itu Sunoo menolak naik wahana yang Niki pinta dengan alasan lain waktu. Jika seperti ini berarti kali ini mereka akan naik wahana yang menurutnya menakutkan itu.

Sejujurnya tidak terlalu menakutkan,ia masih bisa melakukan hal itu. Hanya saja perut serta kepalanya tidak mendukung dan tentu saja akan merasa mual dan pusing setelahnya.

"Kenapa? Kita sedang kencan."

Sunoo menghela nafas pelan. Melihat lagi ke arah rollercoaster disana dengan mata menyipit. Mendengar teriakan teriakan orang saja sudah membuatnya menjadi mual sendiri,apalagi jika harus menaikinya.

"Niki saya tunggu dibawah. Kalau kamu mau naik,kamu sendirian saja." Hendak melangkah pergi untuk duduk pada bangku disana,tapi tangannya sudah dipegang oleh Niki kemudian tertarik pelan untuk mengikuti laki laki itu berjalan.

"Niki,saya tunggu disini saja. " Suara Sunoo tak terdengar karena Niki terus berjalan tanpa perduli hingga mereka tiba pada pos tiket.

"Saya sudah tua,nggak mau naik wahana seperti itu." Niki tertawa pelan. Mengusap punggung tangan Sunoo dengan ibu jari tangannya yang memegang tangan Sunoo.

"Tua apanya?" Niki menatap Sunoo dengan satu alis terangkat.
"Nenek-nenek masih ada yang naik rollercoaster." Tangannya menunjuk wanita tua berambut putih yang ikut mengantri.

Sunoo mendesah melihat kedepan lagi.
"Kamu sendirian saja."

"Saya cuma mau naik rollercoaster berdua. " Niki menoleh pada Sunoo setelah memesan tiket.
"Sekali. Setelah itu nggak lagi." Ujarnya lagi dengan memohon yang dibuat buat membuat Sunoo menatap ke arah lain seraya mengangguk pelan. Hitung-hitung ini moment meskipun ia masih merasa takut. Sudah satu minggu mereka habiskan waktu untuk kencan,dan tersisah satu minggu lagi. Ia pikir tak masalah jika hari ini menghabiskan waktu di taman hiburan.

Setelah memesan tiket,mereka menunggu giliran untuk naik. Sunoo hanya berdiri diam memperhatikan kedepan dengan tangan masih berada dalam genggaman Niki. Melirik sekilas Sunoo disampingnya membuatnya berpikir lagi. Dengan pelan ia berujar.
"Beneran nggak mau naik?" Tanya Niki tiba-tiba yang langsung mendapat tatapan bertanya dari Sunoo.

"Nggak apa-apa nggak usah naik,saya sendiri aja." Lanjutnya membuat Sunoo mengernyit. Tatapan tenang Niki dengan senyum tipisnya membuatnya merasa tidak enak jika membuat Niki kecewa. Mungkin laki laki itu merasa tidak enak sudah memaksanya,tapi jika seperti ini ia justru tidak enak untuk menolaknya.

Menggeleng pelan,Sunoo tersenyum tipis.
" Nggak,sudah terlanjur pesan dua tiket."

"Saya bisa sobek tiketnya."

Sunoo menatap tajam Niki kemudian merebut cepat satu tiket dari tangan Niki yang menahan senyum.
"Nggak,kamu buang-buang uang saja kalau seperti itu."

"Saya bisa kasih sama orang lain." Niki mengedarkan pandangannya pada orang orang disekitar mereka.
"Saya kasih sama dia ya?" Tanyanya sambil menatap seorang laki-laki yang berdiri tidak jauh dari mereka. Sunoo tersenyum samar,ia pikir Niki akan menunjuk salah satu wanita disekitar sini tapi ternyata justru menunjuk laki-laki yang sebaya dengannya.

"Nggak usah aneh-aneh, saya yang naik."




















____________________________________________






Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang