BAB 5: PAGI PERTAMA DI DESA

62.4K 6K 54
                                    

Selamat Membaca
***

Rinjani membuka pintu rumah dengan perasaan senangnya. Dia menghirup udara pagi dalam-dalam. Rasanya begitu segar, sangat berbeda dengan udara di kota. Dimana setiap harinya yang dia hirup adalah polusi, sedangkan didesa itu dia benar-benar bisa merasakan udara yang begitu segar.

"Mau pergi jalan-jalan?" Tiba-tiba Arjuna sudah berdiri di belakangnya. Rinjani merasa sedikit terkejut dengan kehadiaran abangnya yang tiba-tiba.

Namun dia tertarik dengan tawaran abangnya.

"Mau !!!" jawab Rinjani dengan atusias.

Arjuna pun mengeluarkan motornya dari dari dalam rumah.

"Abang tidak kerja?" tanya Rinjani. Kenapa justru Arjuna mengajaknya jalan-jalan.

"Kalau minggu, puskesmas libur. Hari ini Abang bisa temani Jani kalau mau jalan-jalan."

Rinjani mengangguk faham. Dia langsung naik keatas motor yang sudah menyala. Kemudian motor pun mulai berjalan dengan pelan.

Rinjani menikmati udara yang segar dengan pemandangan yang indah lumayan untuk menyegarkan mata.

Saat melewati jalan di tengah area persawahan, Rinjani minta berhenti sebentar.

"Berhenti Bang," Rinjani menepuk pelan pundak Arjuna. Arjuna pun menghentikan laju motornya.

"Kenapa?"

"Mau foto-foto dulu, bagus pemandangannya."

Rinjani langsung menyerahkan ponselnya pada Arjuna, dia berjalan ketepi jalan untuk berpose.

Arjuna pun turun dari kendaraannya dan bersiap untuk menjadi forografer dadakan untuk adiknya.

"Yang bagus Bang soalnya mau Jani Up," ucap Rinjani.

"Yang bagus itu yang bagaimana. Yang penting kan kalau di Up orang-orang tau Jani sedang ada di sawah. Yang penting ada sawahnya dan Jani nya. Sudah bagus kalau kata Abang itu."

Rinjani menggerutu mendengar jawaban Arjuna. Dia berjalan mendekat kearah Abangnya. Memang abangnya itu sedikit payah kalau di minta untuk mengambilkan gambar tidak estetik sama sekali.

"Abang salah ambilnya, ini kelihatan pendek Jani nya. Abang harus jongkok sedikit, terus fotonya dari bawah, ini ponselnya di balik. Nanti jadi bagus fotonya." Rinjani kembali memberikan ponselnya pada Arjuna. Meminta abangnya itu untuk mempotret ulang.

Arjuna pun hanya bisa pasrah mengikuti keinginan Rinjani. Berkali-kali mengulang fotonya namun masih saja mendapatkan protes. Entah Arjuna yang benar-benar payah atau Rinjani yang terlalu menuntut untuk hasil foto yang maksimal.

"Jalan-jalan pagi Mas Dokter?" salah seorang bapak-bapak yang ingin pergi kesawah menyapa Arjuna.

"Iya Pakde, mau kesawah Pakde?" tanya Arjuna balik dengan ramahnya.

"Iya Mas Dokter. Ini siapa kok cantik sekali. Saya belum pernah lihat sebelumnya?" Tanya bapak itu saat melihat Rinjani.

"Ooo ini Adik saya Pakde, namanya Rinjani."

Rinjani pun menyalami bapak itu sebagai bentuk kesopanan.

"Datang dari kota?" tanya bapak itu lagi.

"Iya Pakde, datang kemarin." Kali ini Rinjani yang menjawab.

Setelah sedikit berbasa basi bapak itupun pamit untuk melanjutkan niatannya pergi ke sawah. Arjuna dan Rinjani pun demikian, mereka kembali melanjutkan niatan mereka untuk pergi berkeliling.

JODOH PAK LURAH  (SELESAI & PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang