Part 19

6.4K 457 8
                                    

Hay para readers, terimakasih sudah mampir membaca cerita ini, semoga suka, dan jangan lupa tinggal kan jejak vote dan komentar nya ya!!! selamat membaca ❤❤❤

💫💫💫💫

Bukan cinta,
Bila memaksa bersama,
Melain kan obsesi semata,
Menghalal kan berbagai cara,
Hingga akhir nya meluka,

~Arabelle~

💫💫💫💫💫💫

Seorang wanita duduk di kursi, sudut bibirnya berdarah, tangan dan kakinya terikat, mulutnya di sumpal dengan kain, matanya masih menyorot tajam kearah orang yang duduk tak jauh di hadapannya.

"Jangan memandang ku seperti itu sayang, karena sebentar lagi kita akan jadi suami istri" Tukas orang yang duduk di depan Arabelle, Arabelle hanya mendengus kesal, tak ada raut ketakutan, tak ada pula raut kekawatiran dari wajah ayu Arabelle, melainkan hanya ada raut wajah kekesalan.

Orang yang duduk di depan Arabelle memberi isarat, agar anak buahnya membuka sumpal mulut Arabelle. Salah satu anak buah orang itu mendekat, membuka kain yang menyumpal mulut Arabelle.

"Cih" Arabelle mendecih, tak menyangka orang yang ada di hadapannya ini sampai nekat menculiknya, tak habis fikir dengan jalan fikiran orang ini, harta dan hasrat membuatnya nekat.

"Kamu keras kepala juga ya Abel, apa kau suka dengan cara kasar seperti ini? "

"Aku tak menyangka, caramu akan semurahan ini Kris" Ucap Arabelle sarkas, ya orang yang sedang duduk berhadapan dengan Arabelle adalah Kris.

Sudah merasa tenang dengan tak adanya Kris yang selalu mengganggu kini justru ia hadir lagi untuk mengacau, memaksa Arabelle untuk menikah dengannya.

"Aku hanya ingin kamu menikah dengan ku Abel, aku hanya ingin kau menjadi istri ku, aku mencintai mu tapi kau justru bertunangan dengan pria culun itu" Ucapnya panjang lebar dengan menggebu- gebu,Arabelle tersenyum sinis.

"Cinta macam apa yang kau punya Kris" Gumam Arabelle dengan lirih.

"Ciro jauh lebih tampan dari mu dia juga lebih kaya, mengapa aku harus menolaknya dan memilih pria brengsek seperti mu?" Dengan lantang ia menjawab perkataan Kris.

Plak... Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Arabelle.

"Kau seharusnya memilih ku Abel bukan lelaki yang sedari dulu menguntit mu itu, dia bajingan, dia pembohong Abel, percaya pada ku, sudah sejak SMA dia selalu mengikuti mu" Arabelle mencoba mencerna ucapan Kris, benar kah yang di katakan Kris bahwa Luciro sudah mengikutinya sejak SMA? tapi Arabelle tak pernah tau jika ia pernah satu sekolah dengan Luciro, atau ini hanya akal bulus Kris saja.

"Aku akan menikahi mu 2 jam lagi Abel, bersiap lah untuk menjadi istri ku" Kris dengan senyum devil menatap Arabelle, ia sudah tak sabar untuk memiliki Arabelle, kali ini rencananya sudah pasti berhasil, karena dari laporan anak buahnya, Luciro sedang berada di Bandung, sudah pasti ia tak akan bisa menggaggal kan rencananya untuk menikahi Arabelle.

"Rencana mu tak akan berhasil Kris"
Kembali salah satu anak buah Kris menyumpal mulut Arabelle. Kris hanya tersenyum menanggapi ucapan Arabelle, lantas ia pergi keluar dari ruangan Arabelle di sekap.

Tak berapa lama Kris kembali dengan menggunakan pakaian rapi, kemeja putih polos di padukan dengan jas hitam, lengkap dengan peci di kepala.

Jika dulu mungkin Arabelle akan terpesona, sayangnya sekarang justru inging menghajar wajah tampannya itu, iya Kris memang tampan maka dari itu dia menjadi player.

Anak buah Kris membawa seorang lelaki setengah baya berpeci, nampaknya itu penghulu yang akan menikahkan Arabelle.

Kris duduk di samping Arabelle, di samping penghulu ada anak buah Kris yang menodongkan senjata api kearah kepala lelaki paruh baya itu, ia di paksa untuk menikah kan Arabelle.

Tangannya terulur gemetar yang di sambut antusias oleh Kris. "Kris sialan, jika saja tangan dan kaki ku tak terikat sudah aku patahkan tangan itu"

Batin Arabelle, ia masih menatap tajam ke arah Kris, ia muak dengan Kris, pria tampan yang menghancurkan cinta dan hatinnya.

Ijab kabul pun di laksanakan, belum selesai Kris menyelesai kan perkataannya, tiba-tiba pintu di dobrak oleh seseorang.

"Saya terima.... "

Brak... Suara pintu terbuka kasar, semuanya mengarah atensinya ke arah pintu, terlihat seorang pria tampan dengan sorot mata elangnya lengkap dengan senjata api di tangannya.

Luciro masuk dengan gagahnya di waktu yang tepat, Arabelle memandangnya lega, melihat wajah orang yang memang di harapkan untuk datang menyelamatkannya.

Bagai dewa penyelamat, memberi secercah harapan untuk Arabelle, lelaki yang diam-diam Arabelle fikirkan sedang melangkah perlahan mendekat kearah kami.

Kris nampak terkejut, wajahnya memucat ketakutan, ia tak menyangka bahwa lelaki yang hampir membunuhnya sedang berada di hadapannya.

"Harusnya sudah aku tembak kau saat itu juga" Luciro berkata dengan tajam dan wajah datarnya, justru terkesan tampan dan gagah berani di mata Arabelle, ia terpesona dengan cara lelaki itu menyelamatkannya.

"Bu-bukan kah ka-kau....
Ba-bagai mana bisa kau. .." Ucap Kris terbata belum sempat menyelesaikan perkataannya, Luciro menyela dengan mengarahkan pistolnya ke arah anak buah Kris yang menodong pistol ke arah Arabelle.

Dor... Satu tembakan timah tepat di kepala orang yang berada di belakang Arabelle, semua orang terkejut, Luciro tersenyum devil.

"Kris Aditama Orzon, bukankah sudah aku peringatkan jangan sentuh wanita ku"

Dor... Satu tembakan lagi tepat mengenai dada anak buah Kris yang berada di samping penghulu, Kris semakin pucat, ia mengambil pistol yang tersembunyi di balik jasnya, mengarahkannya ke arah Arabelle.

"Jangan bergerak, jika tidak akan ku tembak wanita ini"

Kris melepas ikatan Arabelle mengapit lehernya dengan salah satu lengannya, sedang tangan yang lain mengarahkan pistol di kepala Arabelle.

Melihat ada celah Arabelle menendang kaki Kris lalu memlintir tangannya ke belakang, pistol pun terjatuh, Luciro tersenyum melihat garangnya Arabelle memlintir tangan Kris.

"Aaaaah" Teriak Kris kesakitan.

"Abel kau... "

"Diam dasar brengsek... akan aku patah kan tangan mu ini" Sela Arabelle yang sudah sejak 3 hari ini menahan kekesalannya kepada Kris.

Kini giliran Kris yang terikat tangan dan kakinya, Luciro menghampiri Arabelle, ia memutar badan Arabelle ke kanan dan kekiri, nampak dari sorot matanya ada kekawatiran. Apakah Luciro sedang mengkhawatir kan kondisinya.

"Kamu datang di waktu yang tepat Ciro"

"Kamu baik-baik saja, luka ini apakah Kris yang melakukannya? " Tanya Luciro yang tak membalas perkataan Arabelle.

"Aku baik-baik saja Ciro, biar aku saja yang menangani Kris"

"Baiklah,tapi aku tetap akan mendampingi mu"

"Terserah kau saja" Arabelle memutar bola mata jengah.



Bersambung.....

PEMBALASANWhere stories live. Discover now