Episode 21 : Pino Greco

1.5K 278 268
                                    

Kupikir dia mungkin akan menjerit kesakitan karena seperti itu yang kubayangkan tentangnya. Ribuan caci dan maki seharusnya kudengar silih berganti. Cakaran dan cengkraman setidaknya memenuhi tanganku, kalaupun rambut yang harus kukorbankan pun tidak akan menjadi masalah.

But the table turns.

Kyu hanya meringis kesakitan. Tanpa jeritan. Tanpa caci dan maki. Serta, tanpa cakaran dan cengkraman.

Setelah ngidam terakhirnya terpenuhi—memakan buah-buahan dengan palm sugar dan cabai— tiba-tiba saja Kyu ingin melahirkan. Semua ini karena mangga super asam dan mentimun!

Ketika aku menunggu di depan ruang operasi, nenekku datang bersama kakekku yang melayang di belakangnya. Dia ditemani Lion dan Tiger yang mengawalnya. Dim kusuruh mengambil alih urusan di kartel untuk sementara, sedang Maya memegang perusahaanku. Gil kusuruh menjemput orangtuaku yang ada di pinggiran kota.

Lord, Jace, dan Miki juga bergabung bersamaku beberapa menit kemudian. "Bagaimana?" tanya Jace padaku.

Sebagai jawaban, aku hanya menggelengkan kepalaku gusar. Sial, kenapa dokter bisa begitu lama? Kan hanya dioperasi. Aku ingin segera tahu kondisi kekasihku.

Miki menyentuh pundakku menenangkan. Lord melakukan hal yang sama. Setelah sekian lama, Nona West dan Malaikat Maut juga hadir di sini. Dengan cepat aku menatap Malaikat Maut sinis, dia tidak berniat mengambil nyawa kekasihku atau anakku kan?

Di sudut ruangan, Malaikat Maut melirik ke arah mana pun asal bukan ke arahku. Awas saja kalau dia berani mengambil nyawa calon istriku atau anakku, setelah ini aku akan mengamuk dan membunuh setiap arwah yang kutemui untuk mengacaukan pekerjaannya. Untung saja, seorang arwah mantan mafia ternama menarik perhatiannya dengan lewat di depannya. Urus saja arwah mafia itu, asal jangan melirik arwah istri dan anakku!

Tiga jam berlalu, orangtuaku datang bertepatan dengan keluarnya dokter dari ruang operasi. Mengabaikan kedatangan orangtuaku yang tidak pernah kutemui sejak beberapa bulan lalu, aku segera beranjak dan menanyai dokter yang terlihat agak lelah. "Bagaimana istriku?"

Pertanyaanku mengundang pertanyaan dan tatapan penuh tuduh dari orang-orang yang mengelilingiku saat ini. Kenapa? Toh sebentar lagi aku akan menikahi Kyu, tidak apa-apa mengatakannya beberapa bulan sebelum benar-benar sah. Kyu tidak akan berakhir dengan orang lain kecuali aku. Hanya aku yang boleh menikahinya.

"Kami akan memindahkan istri Anda ke ruang rawat, sedang kedua anak Anda masih dibersihkan sekarang," ujar dokter itu yang memberikanku selamat setelahnya.

Mendengar dokter, membuatku terbelalak seketika. Dua? Aku punya dua anak lagi?

"Bukannya sudah kubilang? Tuhan begitu menyayangimu. Meski kau harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan anakmu sendiri, betapa Tuhan memanjakanmu dengan memberikanmu anak kembar." Nona West terbang memutariku.

"Jadi aku punya 5 cicit sekarang?" tanya nenekku penuh dengan kebahagiaan.

"Ibu, kenapa ada di sini? Bukankah lebih baik beristirahat di rumah?" tanya ayahku.

Ibuku berjalan mendekatiku. "Selamat, Sayang. Maaf Ibu baru datang sekarang."

"Tidak apa-apa," balasku pada ibuku. Meski menjalani hidup sederhana, aku tahu jika ibu dan ayahku masih bergelimang harta. Ibuku adalah pemilik toko roti terkenal yang tidak ada satupun dari toko roti di negara ini yang bisa mengalahkannya. Ayahku juga tidak kalah karena dia adalah seorang petani dari 10 hektar lahan siap garap di pinggiran kota. Dia menanam padi, kelapa sawit, buah-buahan, sayuran, dan masih banyak lagi. Ayahku punya banyak bawahan.

Begitu aku bisa melihat kedua anakku, mereka begitu kecil dan buruk rupa. Tidak adakah bayi yang tidak keriput ketika dilahirkan? Aku berjanji akan memberikan mereka makan yang banyak agar mereka tambun dan tidak buruk rupa seperti ini.

Haunting SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang