Milikku

3K 420 43
                                    

"kak, aku suka kakak"

"Huh?"

"Aku suka kakak"

"????"

"...."

Setelah persekian Detik ngelag dengan omongan sang adik, akhirnya Name pun ter connected.

"Aku juga suka Sanzu!"
Seketika wajah sanzu langsung memerah Semerah tomat. Tetapi tiba tiba saja ekspresi Sanzu berubah menjadi datar.
" Tentu saja, kak Takeomi, dan juga senju! Aku sayang kalian semua"

Sanzu melepas pelukannya dan menatap manik name. Name yg ditatap pun hanya diam dengan wajah bingung. Setelah itu Sanzu pun pergi begitu saja meninggalkan Name yg masih ngelag. Setelah Sanzu meninggalkan kamar Name, ia mengurung diri dikamar. Name tentu saja khawatir, terlebih lagi Sanzu belum menyentuh sarapan buatannya. Bagaimana name tau? Sarapan yang sudah disiapkan Name untuk Sanzu berada di atas meja, mungkin Sanzu yg menaruhnya.

"Sanzu., Hari ini kau aneh sekali" ucap name dengan nada khawatir dari balik pintu. Tidak ada respon dari Sanzu, name tentu saja kesal karena tidak dapat menebak isi hati adiknya, ia telah kehilangan kesabaran. Akhirnya Name pun mendobrak pintu kamar Sanzu membuat Sanzu yang sedang menulis sesuatu dibuku bertulisan Death Note terkejut dan reflek menutup bukunya.

"AKU SUDAH KEHILANGAN KESABARAN MENGHADAPI MU SANZU, KAU SELALU SAJA BEGINI! APA KAU DIBULLY DI SEKOLAH? ATAU APA? CERITAKAN PADAKU! JIKA KAU BEGINI TERUS AKU JADI BINGUNG DAN TIDAK TAU HARUS BAGAIMANA, TUNGGU.., KAU TADI BILANG BAHWA KAU MENYUKAI KU KAN? APA KAU BERPIKIRAN UNTUK MENGAKHIRI HIDUPMU??OLEH SEBAB ITU KAU MENGATAKAN KATA² TERAKHIR? ADA APA SANZU??? JANGAN KAU AKHIRI HIDUPMU! KAU MASIH MEMPUNYAI AKU, KAK TAKEOMI, DAN JUGA SENJU" bentak Name sambil memukul tangannya di meja berkali². Mata name berkaca kaca, menahan emosi.

Ekspresi Sanzu? Takut?Khawatir? Tidak. Ia tersenyum dengan pupil mata yg membesar dan pipinya yang memerah. Ia suka, ia suka melihat Name yang sedang marah sekaligus khawatir padanya.

"K-kakak khawatir p-padaku?" Ucap Sanzu bergetar² dengan air mata yang siap membasahi kedua pipinya yang merah Semerah tomat.

"Kak-kakak- ka-kakak benaran khawatir padaku? Ini mimpi kan? Beneran mimpi kan? Ahh~" Sanzu pun menangis dengan wajah tersenyum bahagia.

Name terkejut melihat Sanzu yang seperti itu, lantas Name pun memeluk Sanzu sambil mengelus² Surai panjang milik Sanzu

"Tentu saja! Jika kau tidak ada, aku harus bagaimana Sanzu?" Ucap name menenangkan Sanzu, tentu saja sambil menahan air mata. Ia berpikir bahwa Sanzu selama ini mengalami masalah yang berat, mungkin saja Sanzu dibully anak sekolahnya karena bekas luka milik Sanzu. Padahal tidak.
Sanzu menangis bahagia bukan karena sekedar name yang khawatir padanya, tapi ia langsung menyimpulkan bahwa Name mencintai Sanzu, bukan sebagai kakak yang baik, tetapi sebagai wanita normal pada umumnya.

"Kakak, aku mencintai mu" ucap Sanzu yg masih dipeluk Name dengan erat.

"Aku juga mencintaimu Sanzu, oleh karena itu jangan tinggalkan aku, jangan tinggalkan kami" ucap name sambil menangis tersedu².

Sanzu sepertinya tidak mendengar kalimat terakhir, yg ia simpulkan hanya bahwa Name mencintai nya dan membutuhkan Sanzu.

"Aku milik mu" ucap Sanzu
"Iya..., Oleh karena itu jangan meninggalkan aku dan yang lain oke?" Ucap name sambil melepaskan pelukan nya dan mengusap air matanya. Ia tidak ingin kehilangan keluarganya lagi.

"Iya... Kakak juga miliku" gumam Sanzu dengan tatapan yang tidak dapat di artikan oleh Name.






-skip

Waktu sudah menunjukan pukul 2 siang, Name sudah berpakaian rapi dan tengah duduk di ruang tamu, menunggu kedatangan sang kakak dan adik bungsunya.

"Mau kemana?" Tanya Sanzu yang sedang mengupas apel.

"Hum? Kediaman Sano, aku ada perlu kesana bersama kak Takeomi"

Sanzu terdiam, menghentikan aktifitas nya sesaat, lalu melihat Name yang masih fokus pada televisi.

"Kalau Takeomi ada perlu, bearti ada Shinichiro dong"

"Hooh"

"..., Kak. Kau suka Shinichiro?" Tanya Sanzu memastikan, dengan wajah yg serius.

"Shinichiro san? Aku tidak ada perasaan padanya, tapi kalau Shinichiro san menyukaiku dan menembakku, kurasa aku mau menjadi kekasihnya" gumam name dengan wajah memerah. Meskipun name tidak mempunya perasaan khusus pada Shinichiro, tapi ia tau bahwa Shinichiro menyukainya. Laki² baik seperti Shinichiro mau ditolak name? Sia² dong, dah lah baik, gentleman, ramah, masa mau ditolak.

"Tapi kan! Kakak milikku!?" Ucap Sanzu dengan mata melotot nya.

"Siapa milik siapa?" Tanya Senju

Name dan Sanzu pun terkejut, mereka tidak menyadari bahwa Sanzu dan Takeomi sudah sedari tadi mendengar pembicaraan mereka.

"Hoy Sanzu bodoh, kak name itu milik kita semua! Jangan asal ngeclaim!" Ucap senju lalu memeluk name sambil menjulurkan lidah.

Name terkekeh lalu mengelus kepala Senju.
" kalau dipikir², kalian berdua attitude nya sama sekali tidak bagus. Sanzu, kau tidak menyebut Kak Takeomi dengan sebutan 'kakak', senju juga menyebut Sanzu dengan sebutan 'Sanzu bodoh'"

Sanzu dan Senju pun diam sambil sweatdrop.

"Ka-kak Sanzu.." cicit senju dengan wajah penuh keterpaksaan

"Kak Takeomi" ucap Sanzu sambil mensiniskan adik bungsu nya dan kakak tertua nya.

"Nah, bagus. Pertahankan itu, aku tidak mau adik adik ku menjadi seseorang yang tidak memiliki attitude" ucap name lalu berdiri mengelus Sanzu dan Senju, lalu berjalan menghampiri Takeomi yang masih berdiri didepan pintu.

"Yuk? Shin sudah menunggu kita" ucap Takeomi sambil tersenyum

Name tersenyum lalu saat Takeomi hendak memegang gagang pintu.

"AW" pekik sanzu

Lantas membuat Name dan Takeomi menoleh ke arah suara tersebut.

"S-SANZU!! TANGAN MU BERDARAH!!" pekik Name yang panik lalu menghampiri Sanzu yang tengah menatap telapak tangannya yg bersimbah darah.

Senju yang berada disamping Sanzu juga kaget bukan main
'H-Hoi, kau gapapa??"

Disaat name dan Senju panik dan membersihkan luka Sanzu, Sanzu menatap Takeomi sambil memberikan senyuman, seolah² mengatakan bahwa ia sengaja melukai dirinya sendiri.

Takeomi yang melihat itu terkejut sekaligus merinding melihat adiknya.









_GAJELAS BGT ANJIR WKWK

absolutely mineWhere stories live. Discover now