gtw ah bingung mo nulis judul

702 133 20
                                    

"lalu setelah itu Shinichiro akan memarahi ku hahaha, kau pasti juga mengalami itu bukan? Name"

Tidak ada respon dari sang pemilik Nama, Izana kembali bercerita tentang kehidupannya pada Name yg tengah tertidur genap 1 Minggu.

Sanzu? Tidak ada yang tau dimana dia berada, polisi sampai sekarang masih menyebarkan foto Sanzu melalui koran dan artikel artikel lainnya.

Kisaki tewas setelah dilarikan ke rumah sakit, Hanma ditahan di penjara selama 5 tahun. Kini polisi masih mencari semua orang yg terlibat dalam kasus kematian Shinichiro, kebakaran rumah Akashi, dan juga penyekapan Name.

Tidak banyak orang yang mengetahui Name masih hidup, yang mengetahui hal tsb hanyalah Izana, Kakucho, dan Baji. Kakucho yang menyarankan mereka untuk tidak memberi tahu pada siapa siapa guna melindungi Name dari anak buah Sanzu yang lainnya

"Izana, sudah saatnya"

"Oh baiklah, aku akan datang lagi nanti malam Name" ujar Izana lalu tersenyum meninggalkan Name yg masih tidak sadarkan diri.

Kakucho melirik ke arah Izana yg masih tersenyum, sedikit heran melihat ekspresi Izana yg seperti sedang kasmaran

"Kau kenapa?"

"Hah? Tidak.., aku hanya senang bisa menceritakan hal yang lucu pada Name"

"Gitu ya haha, besok aku juga mau menceritakan hal yg lucu pada Name"

"Lakukan lah, Name pasti senang"
Ujar Izana dengan kedua tangannya didalam saku celana sambil tersenyum ke arah Kakucho

.
.
.
.
.
.
.

"Name"

"Sebentar lagi adalah hari ulang tahunmu, kado apa yang kau mau?"

"Kue? Atau kecupan di bibir dariku?"

"Name.. Name.. Name..."

"Haha, Name.."

Ran yang melihat Sanzu tengah meracau tidak jelas akibat efek dari obat yg dikonsumsinya hanya bisa terkekeh, sedangkan Rindou hanya berdecak malas melihat kelakuan Sanzu.

"Sanzu, wanita itu Name bukan?" Tanya Ran usil sambil menunjuk wanita random yang sedang meneguk segelas alkohol bersama temannya

"Huh? Bukan, Name bukanlah perempuan nakal seperti itu" gumam Sanzu sambil mencoba mempertahankan kesadarannya

"Lalu? Name itu bagaimana?"

"Dia adalah segalanya bagiku, separuh nafasku" gumam Sanzu lalu beranjak dari kursinya

"Hey hey, kau mau kemana dengan tubuhmu yang sempoyongan itu?"

"Keluar sebentar, barang kali bertemu Name" jawab Sanzu lalu berjalan ke arah pintu keluar club sambil terhuyung huyung  

"Astaga hahaha, bagaimana jika kau bermain sekali dengan wanita penghibur di club ini? Sambil melupakan Name. Barang kali ada wanita yang bisa menggaet hatimu"

"Tidak perlu., Aku tidak mau bercinta dengan wanita manapun selain Name" ujar Sanzu yg kini sudah menghilang di antara kerumunan.

"Kau lihat itu Rin? Jangan sesekali kau jatuh cinta pada wanita" tegur Ran pada adiknya yang sibuk mengunyah cokelat dengan kadar alkohol yg cukup tinggi

"Kalau aku suka Abang boleh?" Tanya Rindou ngawur

"😏"

"Najis ajg gay"

Angin malam menerbangkan anak rambut yang menghalangi wajah Sanzu, ia pun merogoh rogoh saku pada jaketnya dan mengambil sebutir pil lalu menelannya tanpa menggunakan air.

absolutely mineWhere stories live. Discover now