Mimpi

1.9K 316 27
                                    

Sanzu terbangun pada tengah malam, nafasnya tidak karuan. Wajahnya memerah dan panas, matanya berair. Ia mengalami mimpi buruk.

Sanzu pun bangun dari ranjang dan hendak ke kamar mandi namun ia dikejutkan oleh Senju yg berbaring di lantai kamar mandi.

"Oi, apa² an ini" ucap Sanzu sambil menendang perut Senju. Yang ditendang langsung terbangun dan meringis kesakitan

"Duh!! JANGAN KASAR DONG!!" teriak Senju membuat Sanzu menutup telinga

"Ya elu ngapain dah baring disini"

"Gw ketiduran ajg" ucap Senju yang masih mengelus elus perutnya, lalu ia pun menendang kaki Sanzu dan pergi keluar dari kamar mandi. Sedangkan Sanzu hanya bisa terduduk sambil mengelus² kakinya.

"DASAR ANAK DUGONG" teriak Sanzu dari wc. Setelah membuang air kecil, ia melihat Senju kini tertidur di sofa, emang suka random nih anak 🗿 Sanzu pun kembali ke kamar nya dan memejamkan matanya.

Kini ia terbangun lagi, masih sama dengan wajah yang panas dan merona, nafas yang tidak karuan. Dan sesuatu 'tegang' dibawah sana. Ia tidak tahan, ia pun pergi mengintip Name yang sedang tertidur. Melihat wajah name yang tertidur membuat Sanzu semakin menegang, wajahnya lebih merah dari sebelumnya.

Name terbangun karena sadar ada seseorang yang mengawasinya, ia bernafas lega ketika melihat org itu adalah Sanzu.

"Sanzu, ada apa?" Tanya name lembut dengan suara seraknya

"K-kak" Sanzu memeluk name

"Aku mimpi buruk" gumam Sanzu.

Name hanya menghela nafas lalu membaringkan Sanzu disampingnya

"Tidur yuk, udah malam" ucap Name lalu mengecup sudut bibir Sanzu, lalu Name pun terlelap, sedangkan Sanzu semakin menegang, terlebih lagi 1 ranjang dengan Name yang hanya mengenakan celana pendek. Tangan Sanzu perlahan² memeluk tubuh Name. Sanzu pun mulai mengantuk, ia mengecup pelan bibir Name dan tertidur sambil memeluk Name.

Keesokan harinya Name terbangun dengan wajah merah merona. Ia bermimpi berciuman dengan seorang laki laki berambut mullet berwarna pink. Ia tidak bisa mengingat dengan jelas wajah pria di mimpinya itu,. Tetapi name mengingat dengan jelas, bahwa laki laki itu memiliki bekas luka yang sama seperti Sanzu.

"Gak ga ga, ga mungkin itu Sanzu. Rambutnya berbeda" gumam name sambil menyentuh bibirnya. Ia melirik Sanzu yang masih tertidur di sebelahnya, sebuah senyuman terukir diwajah Name. Ia menyelimuti Sanzu lalu beranjak dari kamar dengan pelan² agar tidak membangunkan Sanzu.

Setelah endap endap keluar dari kamarnya sendiri ia terkejut melihat Takeomi sudah berdiri di depan kamarnya.

"Baru saja mau kubangunkan"

"Ah-ahahaha, maaf sepertinya aku kelelahan karena bermain dengan Shinichiro san"

"Kenapa wajahmu memerah? Kau demam??"

"Engga kok!"

"Huh? Lalu kenapa kau endap² keluar dari kamar?? Tunggu? Siapa itu dikasurmu?" Saat Takeomi hendak masuk ke kamarmu, kamu langsung mencegatnya

"Guling"

"Guling??"

"Iya, guling"

Takeomi sedikit bingung dengan kelakuan Name, ia seperti sedang menyembunyikan sesuatu, saat hendak bertanya lebih lanjut Name malah langsung mendorong Takeomi ke WC

"Kak Takeomi duluan saja ke WC, aku akan membangunkan Senju dan Sanzu"

"Uh? Baiklah..??".

Setelah Takeomi masuk ke WC, name segera membangunkan Sanzu, ia tidak ingin diomeli Takeomi karena memanjakan adik adiknya. Tetapi saat hendak membangunkannya Name terkejut bukan main, wajah Sanzu sangat merah dengan keringat bercucuran dan nafas terengah engah, ternyata Ia demam. Suhu badannya sangat panas, Name pun dengan bersusah payah menggendong sang Adik lalu memindahkannya ke kamar Sanzu. Saat Name hendak mengambil baskom berisi air dan kain untuk mengompres demam nya, tangan Sanzu menarik Name dengan pelan.

"Jangan tinggalkan aku sendiri" ucapnya lirih lalu kembali memejamkan mata. Name kasihan melihat adiknya, ia melepas perlahan lahan tangan sang adik lalu berjalan keluar mengambil baskom berisi air.
Sementar Senju sudah duduk termenung di meja makan, ia bangun dengan sendirinya. Impresif.

Tak lama kemudian Takeomi sudah selesai mandi, name pun menghampirinya masih dengan baskom di tangannya

"Sanzu demam, bisa izinkan aku? Aku mau merawatnya"

"Aku saja, kau terlalu banyak ambil izin, aku akan meminta Wakasa mengantar Senju ke sekolah, lalu kau pergi ke sekolah dengan Shin"

"Tidak usah! Aku saja yg di rmh, aku tidak mau merepotkan mu dan yang lainnya"

"Kalau ada seseorang yang patut disalahkan karena merepotkan itu Sanzu, bukan dirimu" ujar Takeomi tersenyum lalu mengambil baskomnya

"Buruan gih mandi, lalu masak sarapan, kasian Senju belum makan"

Name melirik ke arah Senju yang masih termenung lalu terkekeh melihat ke imutan adik bungsunya

"Baiklah, tolong urus Sanzu baik² ya kak"

"Pastinya"

-skip

"MIMPI CIUMAN DENGAN SIAPAA???" Pekik Akira di belakang sekolah

"SHHHH!!!! Aku tidak tau siapa orang itu, tapi lupakan saja. Ini hanya sekedar mimpi kan??" Tanya Name dengan wajah merah

"Bodoh! Itu bisa saja penglihatan masa depan!"

"Mana bisa gitu anjink"

"Ciuman? Siapa dengan siapa?" Tanya Wakasa yg tiba² saja sudah duduk di antara Name dan Akira

"Wakasa senpai! Name mimpi ciuman dengan Se-" sebelum bicara lebih lanjut Akira sudah digeplak oleh Name.

"Hanya mimpi, tidak usah dipikirkan Wakasa san" ucap name sambil nyengir

"Hanya mimpi, kenapa kau yang heboh begitu Hayakawa?" Tanya Shinichiro yg muncul begitu saja bak ninja.

"Sano senpai, kau tidak tau apa apa, mimpi itu sebenarnya adalah penglihatan masa depan sekilas, aku pernah mimpi memakan cokelat SilverKing, lalu taklama kemudian aku benar² membelinya, sudah jelas itu penglihatan masa depan" jelas Akira

"Penglihatan masa depan ya.. mungkin itu benar, mungkin saja yang mencium Name di masa depan adalah aku" ujar Shinichiro sambil menyengir

"Sanzu" gumam name tanpa sadar

"Sanzu?" Beo mereka bertiga

"Huh? Enggak! Maksudku! Aku hanya khawatir dengan Sanzu.."

"Jangan khawatir Name, Akashi pasti merawat Sanzu dengan baik" ujar Wakasa.

"Iya ya, aku tidak perlu khawatir selama kak Takeomi ada" ujar Name lalu menatap langit

- sementara itu di kediaman Akashi

"Kenapa kau selalu merepotkan Name?" Tanya Takeomi sambil menyuap kan sesandok Bubur dengan kasar kedalam mulut Sanzu, membuat Sanzu tersedak

"cough cough! JANGAN MENYUAPI KU! MENJIJIKAN" Pekik Sanzu lalu menepis sendok yang digenggam Takeomi

"Hadeh beban" ujar Takeomi lalu memungut kembali sendok yang terjatuh dan mengelapnya dengan tisu

"Kak name mana? Dia pergi sekolah? bukankah aku sudah bilang jangan meninggalkan aku sendiri!?"

"Mungkin saja ia akan pulang telat karena berkencan dengan Shin"

"Lagi lagi Shinichiro" gerutu Sanzu

absolutely mineWhere stories live. Discover now