11_Sengsara Membawa Nikmat

1.4K 341 321
                                    

300 Komen? Play Mulmed Di Seberang Sana by Pusakata.

..

Rasanya seperti puluhan tahun tak bertemu, memang benar jatuh cinta sejuta rasanya sampai-sampai menghadirkan penyakit baru bernama malarindu tropikangen. Obatnya apa, Dok? Solfadisun. Lalu Timor menertawakan dirinya sendiri yang sedang menjalani isoman.

Pada akhirnya setelah sakit yang diderita tak kunjung membaik, akhirnya dia kembali ke dokter dan dinyatakan positif covid. Berhubung Timor masih muda dan sudah divaksin, virus mematikan tersebut perlahan terusir dari tubuhnya.

Adelia sudah dikabari, gadis itu tidak pernah minta tolong ke Timor lagi, padahal pemuda itu sedang menanti-nanti Adelia minta tolong apa gitu ke dirinya, supaya ada kesempatan mendekat. Namun nasib berkata lain, mereka dipisahkan minimal empat belas hari sampai penyakit yang diderita tidak menular, dinyatakan sembuh total, serta tidak beresiko bagi orang lain.

"Gimana, Dek? Lumayan kan gak ngurusi kantor," kata Trias di seberang panggilan. Timor sudah tinggal terpisah dari keluarga omong-omong, baiknya lagi tidak ada kontak erat yang ikut positif.

"Gak juga."

"Loh?"

"Aku mengudara sebentar di wa grup kantor langsung pada konsul, heran."

"Oalah wong penting ta?"

"Mbuh, Mbak." Timor celingukan menatap pintu pagar dari balik ruang tamu, siapa tahu ada siapa gitu yang datang mengirim makanan dicantolin pagar.

"Mau tak kirimi apa?"

"Apa ya? Godokan enak kayaknya."

"Godokan apa? Pisang, telo, kacang?"

"Terserah awakmu Mbak," Timor menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Setiap pagi dia olah raga di bawah sinar matahari pagi di halaman belakang rumah yang tidak luas. Harusnya rumah Bapak yang ini dikontrakkan, tapi berhubung belum ada yang nawar, ya dipakai untuk isoman, "empat hari lagi aku bebas."

"Sabar, Bos!" Trias mengambil kunci sepeda motor, "mau apa lagi mumpung aku mau ke pasar."

"Mau apa ya..?"

"Ojok aneh-aneh."

"Mau..," Adelia, kata Timor dalam hati. Lantas ia menepuk keningnya sendiri.

"Heh malah ngguyu, mikir opo'o?"

Timor menertawakan dirinya lagi dan lagi, sebegitu pentingkah Adelia di hidupnya? Timor mulai gila.

***

"Kabarnya Timor gimana, Del?"

Entah ada angin apa, tiba-tiba Yangti menanyakan perihal Timor ke Adelia. Padahal nama laki-laki itu tidak pernah terucap di bibir Adelia. Sedari kemarin dia mempersiapkan diri untuk uji kompetensi sebagai penilaian akhir dari pelatihan yang dijalani. Sedikit bocoran dari Asesor yang mengujinya, gadis itu direkomendasikan kompeten. Karena kalimat sederhana itulah, Adelia mulai optimis untuk membuka usaha jahit di rumah. Lewat koneksi Yangti, sudah ada beberapa tetangga yang menjahit baju padanya. Kini mesin jahit jarang istirahat termasuk operator sewingnya, Adelia.

"Del."

"Dalem, Yangti?"

"Timor sudah membaik?"

"Mungkin sudah."

"Kamu gak telponan lagi ta?"

Alis Adelia bertaut, dari mana Yanti tahu kalau dia pernah bertelepon dengan Timor? "Maksudnya?"

PulangWhere stories live. Discover now