12

150 26 3
                                    

— PSYCHO —

Seulgi berada di ruang makan rumah taeyong sekarang. Dirinya sudah lebih tenang. "Jadi lo cemburu? Hm?" Taeyong menuangkan air digelas yang sudah Seulgi genggam. "Nggak" jawab seulgi setelah meneguk habis air didalam gelas.

"Trus kenapa nangis segala?" Tanya Taeyong yang kini menarik kursinya mendekat dengan seulgi.

"Gue pikir lo udah mati" seulgi ngasal, bola matanya naik keatas nyari alasan.

"Gue nggak bakal mati semudah itu" Balas Taeyong. "Maksudnya lo bisa mati juga?" Seulgi fokus menatap wajah Taeyong.

"Hm.. tapi semoga aja gue seberuntung doyoung" Ucap Taeyong. Seulgi mengingat pria dengan nama itu, "emang doyoung kenapa?" tanyanya penasaran.

"Nggak perlu tau" tolak Taeyong sambil genggam tangan Seulgi.

"Yaudah" , "Tapi maksud lo ngomong yang tadi itu apa?" Pertanyaan seulgi berhasil membuat Taeyong bingung. "Yang mana?"

"Ya tadiiiii" Tegas Seulgi tak mau menjelaskan secara detail. "Ohh itu" Taeyong ngangguk - ngangguk mengingat kalimatnya.

"Kurang jelas emang? Kalo gue bilang lo punya gue Itu artinya lo nggak akan bisa keluar dari rumah ini" Jelas Taeyong sambil mikir.
"Kayak rapunzel?" Sambungnya.

"Jahat dong lo? eh tapi gapapa juga sih. Kan ntar ada pangeran yang datengin dia" jawab seulgi seakan akan dia adalah rapunzel. "Pangeran bubu gue" tambahnya yang membuat Taeyong bertanya-tanya."Siapa bubu?"

Seulgi pun berdiri. "Gue mau pulang. Lo cari tau sendiri aja siapa bubu!" tantangnya.

"Sampai gue tau siapa orang itu, jangan harap dia baik baik aja!!" Taeyong mengancam.

Sayangnya Seulgi malah tertawa. "Iyadeh, terserah lo aja" Seulgi melambaikan tangan berjalan keluar dari rumah Taeyong.

"MARK?!!" Panggil taeyong segera setelah Seulgi pergi. Pemilik nama itupun segera datang mendekat. "Ya tuan?"

"Cari tau cepat! Siapa orang bernama bubu?!" Perintah Taeyong tanpa menatap Mark. Dia masih menatap lorong dimana seulgi menghilang.

Sementara itu Seulgi masih saja tertawa hingga keluar dari lingkungan rumah Taeyong. "Cari tuh bubu sampai ketemu hahaha" Seulgi sangat senang dia bisa membodohi pria berwajah dingin itu.

"Hahh, syukurlah dia baik-baik aja" Gumamnya mengakhiri tawa. "Gue kenapa sih? Masa iya gue suka sama Taeyong. Nggak mungkin kan ya? Nggak mungkin lah! Iya nggak mungkin!!" yakin Seulgi. Dia lekas mengeluarkan ponsel dan memesan taxi untuk pulang.

Taeyong merasa menyesal. Seharusnya dia mengantar seulgi tadi. Karena orang bernama bubu itu, dia jadi marah sendiri.

"Siapa bang? Kang seulgi?" Tanya Doyoung menghampiri Taeyong yg termenung di ruang tamu. "Punya gue" jawabnya singkat. "Yaelah, tau aja mau gue embat" ketus Doyoung.

Taeyong langsung natap dia setajam mungkin. "Nggak deh gajadi" sambung doyoung sambil meringis.

Tepat saat itu Mark pun datang dengan membawa sebuah Tab "Permisi tuan"

"Bagaimana? Sudah tau siapa pria bernama bubu itu?" Tanya Taeyong buru-buru. "Su-sudah tuan" ekspresi mark layaknya orang yang lagi nahan ketawa.

"Siapa?" Tanyanya lagi.

"Kami menemukan salah satu kontak di ponsel nona seulgi bernama Bubu. Dan itu adalah nomor anda." Jelas Mark kemudian nunjukin layar Tablet nya ke Taeyong.

Seketika Taeyong membeku sambil berfikir betapa bodohnya dia. Tapi bukankah ini pertanda bagus? Pikirnya.

Doyoung pun cuma ketawa liat ekspresi taeyong yang keliatan konyol itu. "Kyaa si Bubu salting" ejek nya. "Diem lo ah" Kesal taeyong.

PSYCHO | SeulyongWhere stories live. Discover now