14. If There Is Eternal

25 7 2
                                    

Mereka semua kecuali Jimin dan Hyejoon bagai terkena sesak napas secara mendadak. Dengan kompak, mereka mengucek mata, memastikan bahwa ini bukan hanya halusinasi.

“K-kau ....” Yoongi perlahan mendekati Taehyung dan menyentuh pundaknya. Ini nyata.

Tanpa berkata-kata lagi, Yoongi  langsung merangkul 'adiknya' dengan erat, dan itu membuat Taehyung sedikit terkejut, meskipun pada akhirnya dia membalas rangkulan Yoongi.

Kecuali Jimin dan Hyejoon, yang lain juga ikut-ikutan Taehyung.

Hyejoon yang terpana dengan pemandangan yang ia lihat, hanya bisa tersenyum. Sebegitu rindunya mereka dengan Taehyung, yah ... walaupun Hyejoon tahu sedekat apa hubungan mereka. Hyejoon melongo tanpa sadar.

Jimin menutup rahang Hyejoon. “Banyak lalat di sini.”

“Ck,” decak Hyejoon.

Mereka melepaskan rangkulan mereka pada Taehyung.

“Kenapa kau bisa di sini?” tanya Namjoon.

Taehyung berdeham panjang. “Karena ... memang ini tempatku.”

Mereka langsung menengok sekitar, merasa ini tempat yang tidak pantas untuk makhluk seperti Taehyung.

“Sekarang kau bisa menceritakannya, Tae,” sela Jimin.

“Hah? Menceritakan apa?” bingung Jungkook.

Jimin berkata dengan ekspresi kosong. “Sebuah kebenaran.”

Taehyung menengok ke sekelilingnya. Ia harus memastikan tempat ini aman. Taehyung menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan dengan perlahan.

“Kalian mengira aku mati karena apa?”

Hoseok menelan ludahnya. “B-bunuh diri.”

“Tidak, Hyeong. Aku mati karena dibunuh.”

[FLASHBACK, 24 Agustus 2018]

–01.52 KST

Kreeek
Kreeek

Taehyung menggeliat tidak nyaman dalam tidurnya, saat ada suara jendela. Ia membuka matanya sedetik, lalu kembali tidur.

Ketika jendela berbunyi lebih nyaring disertai suara langkah kaki, Taehyung langsung membuka matanya dan beranjak.

Matanya melotot kaget saat ada orang bermasker hitam di dekat jendela.

“S-siapa kau?” tanya Taehyung takut. Ia berdiri dari kasurnya waspada.

Bukannya menjawab, orang itu terus maju pelan ke arah Taehyung. Ia mengeluarkan sesuatu dari balik punggungnya. Taehyung langsung terkesiap saat yang dikeluarkan orang itu adalah pisau.

“Mau apa kau? Sebaiknya kau pergi!” Taehyung mundur ke arah pintu yang cukup jauh darinya.

Perkataan Taehyung dibalas oleh tawa dan kalimat yang membuat Taehyung membatu.

“Kim Taehyung, Kim Taehyung. Selama ini, apa yang kau pikirkan tentang teror yang kau dapatkan? Kenapa kau masih abai?”

Taehyung langsung tergagap. “K-kau ... yang mengirimkan teror itu?”

Orang bermasker hitam itu tertawa lagi. “Tentu saja. Siapa lagi? Kaki anjing, darah, surat, dan telepon beruntun, siapa lagi kalau bukan aku!?” bentaknya seraya tertawa.

“Ha ha ha. Aku itu terobsesi.”

“Terobsesi untuk membunuhmu.”

Taehyung berlari menuju pintu. Namun, ia langsung panik kala tidak menemukan kunci. Pintu itu terkunci. Taehyung menengok kanan-kiri dengan gelisah untuk mencari kunci.

We Call You HereWhere stories live. Discover now