TT 4 - Kukira Pacar Terakhir (A)

45 17 1
                                    

Setelah melalui beberapakali fase pendekatan tanpa pacaran yang berujung dengan ghosting, ini pertamakalinya aku merasakan yang namanya cinta. Entah bagaimana deskripsi cinta sebenarnya, yang jelas aku merasa benar-benar nyaman dengan orang ini, dan aku juga takut kehilangan.

Namanya Prama, dia kelahiran tahun sembilan tujuh. Kami kenal pertama kali ditempat kerjaku, disalah satu Radio swasta. Saat itu Mas Prama datang bersama kerabatnya yang merupakan penggemar radio ditempatku bekerja, Mas Agung.

"Adek, keluar dulu. Ada tamu, abis salim langsung dibikinin kopi ya" ucap Kak Firdan dari pintu ruang siar

Dikarenakan ada tamu, salahsatu kakak seniorku disana memanggilku dan Fitri keluar untuk sekedar bersapa dengan mereka. Jika dengan Mas Agung, aku sudah kenal sejak pertamakali aku bekerja disini. Tapi jika dengan Mas Prama, baru kali ini ia datang, karena Mas Prama merupakan Mahasiswa disalahsatu Universitas yang ada diYogyakarta. Karena sedang mendapatkan libur, maka Prama memutuskan untuk kembali kekampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-temannya.

"Sehat, Ndok?" tanya Mas Agung saat aku dan Fitri menyaliminya

"Alhamdulillah sehat, Mas. Sampean sehat, kan?" jawab dan tanyaku bersamaan dengan Fitri kepada Mas Agung

"Alhamdulillah Mas e ya sehat, Ndok. Iki ponakan e Mas Agung, kenalan disik" ucap Mas Agung sambil menepuk tangan Mas Prama yang duduk tepat disampingnya

Aku dan Fitri pun berjalan dengan menggunakan lutut agar lebih sopan saat melewati orang yang lebih tua dari kami. Bersalaman dengan Mas Prama lalu beranjak menuju dapur. Setiap ada tamu, kami akan menyediakan jamuan yang ada. Entah teh, kopi, atau jajanan lainnya jika ada. Setelah membuatkan dua kopi, aku membawanya keruang tamu dan menyajikan dimeja. Setelah berbasa-basi untuk segera diminum, dan dibalas dengan ucapan terimakasih, aku dan Fitri kembali masuk keruang siar. Karena setelah lagu yang diputar ini selesai, aku akan kembali menyambut request-request lagu lainnya divia telepon dengan para penggemar yang beruntung.

Dari ekor mataku, kutahu Mas Prama sedang memperhatikan kami bersiaran. Karena antara ruang siar dengan ruang tamu terdapat kaca besar yang biasanya digunakan penggemar untuk mengintip kegiatan didalam ruang siar.

"Oke, itu tadi adalah tiga orang yang beruntung bisa bergabung di via telepon bersama Shaila dan berhasil untuk request lagu serta salam sapa. Lagu nya masih Shaila carikan, ya" ocehku sembari melihat monitor didepanku, mencari lagu-lagu yang di request oleh tiga orang yang menelepon tadi

"Sebelum Shaila play lagu-lagunya. Shaila mau ngucapin terimakasih banyak buat Mas Agung dan Mas Prama yang sudah mampir dibasecamp siar kami. Jangan lupa kopi nya dihabiskan hehehee.. yang mau ikut kumpul dibasecamp, ditunggu kedatangannya. Dan langsung aja Shaila putarkan lagunya, special untuk kalian semua, enjoy" ocehku lagi sembari memainkan mouse untuk memutar lagu pilihan

Jangan katakan kalau aku cari-cari perhatian karena sudah menyebut nama Mas Agung dan Mas Prama saat siaran. Tapi seperti itulah yang diajarkan oleh senior-senior. Supaya tidak dibilang sombong, dan mengangkat tinggi slogan radio kami. Selain menjadi media informasi dan hiburan, kebersamaan juga sangat penting bagi kami. Maka dari itu kami berharap bahwa seluruh penggemar akan kenal satu sama lain, baik penggemar baru ataupun penggemar lama. Tak kenal maka tak sayang, bukan? kami juga selalu mengadakan acara temu kangen setiap dua bulan sekali untuk mengeratkan tali silaturahmi.

Dihari lainnya, saat aku dan Fitri baru tiba dibasecamp radio, tiba-tiba Kak Firdan berkata bahwa Mas Prama mengiriminya pesan yang berbunyi menitip salam untukku. Aku yang penasaranpun membaca sendiri pesan Mas Prama pagi ini saat Kak Firdan menunjukkan layar handphone nya.

TITIK TERAKHIR (On Going)Where stories live. Discover now