ALDEN| 19

201 33 27
                                    

"Kiara?," panggil seseorang misterius

Cewek itu menoleh kearah panggilan, terdapat seorang bapak-bapak berusia sekitar 39 tahun.

"A-ayah?" ucapnya gugup

"Ayah kesini mau kasih undangan ke kamu dan bunda kamu, buat datang ke pernikahan ayah!" pria itu menyodorkan sebuah undangan pernikahan

'Apa? Undangan pernikahan? Ayah nikah lagi, ayah udah lupa sama bunda?' batin Kiara, Mata nya melihat langit seakan akan menahan air mata nya supaya tidak menangis didepan ayah nya itu.

Ia mengambil undangan tersebut "Makasih, yah Insyaallah bunda dan Kiara datang"

"Ya"

"Ayah bakalan lupa ga sama Kiara kalau sudah nikah nanti?" tanyanya dengan air mata yang sudah mengembang di balik mata indah nya itu

"Tergantung" pria itu pergi meninggalkan Kiara

Sore yang tak di duga bagi kiara, angin yang menerpa rambut Kiara hingga acak-acakan, cuaca yang gelap, air hujan sedikit demi sedikit menetes bersamaan dengan air mata gadis mungil itu

"AAAAAAA," teriak Kiara

"Bego!" lagi lagi suara misterius menghampiri Kiara, kali ini suara itu sangat familiar di telinga dia.

Raka, iya orang itu adalah Raka, dengan sebuah payung yang dia condongkan di atas kepala Kiara

"Kak?"

"Hm"

"Gue udah denger semua nya" lanjut raka

"T-tentang?"

"Bangun dulu, Lo ga pantes duduk di pinggir jalan kaya gitu, mau jadi pengemis?" ledek Raka sambil mencondongkan tangan untuk membantu nya berdiri

"Makasih, kak"

"Sini peluk." Dia membuka tangan nya lebar lebar membiarkan tubuh mungil Kiara memeluk nya

Grapp

Gadis itu mencari posisi nyaman di dalam dekapan Raka, Raka mengelus puncak rambut Kiara dengan halus.

"Tuang semua tangisan lo, Ra" ujarnya

"Kak Aka kenapa baik banget?" tanya kiara kepada Raka

"Lo udah gue anggap adik gue, boleh kan?" tanya nya balik, Kiara tersenyum tipis

"Dan kenapa kak Aka ada disini? Ini kan bukan arah jalan kak Aka pulang?"

"Kak Aka ikutin Ara?" lirih nya masih di dalam pelukan laki laki itu.

"Ga sengaja lewat."

"Hm"

Raka melepaskan pelukan mereka, kedua tangan Raka memegang pipi mulus milik Kiara.

"Lo ikhlas?" tiba tiba Raka bertanya seperti itu membuat Kiara kaget

"Ikhlas ga ikhlas, Kiara harus terima, kak mungkin dengan ini ayah bahagia" senyuman manis dengan gigi putih tak luput Kiara berikan

"Wanita teguh" suara kecil yang masih bisa didengar oleh Kiara

"Apa, kak?"

"Gak, yuk pulang" ajak nya mengalihkan pembicaraan

****

Cekrek

Kiara membuka pintu rumah nya, sementara Raka langsung pulang walau dia ditawarkan untuk mampir terlebih dahulu.

ALDEN [Proses Revisi]Onde histórias criam vida. Descubra agora