NTT

2.2K 213 3
                                    

:: NTT ::

Rindu Semesta Alam. Aku melihat lagi nama di ID card yang baru saja dibagikan oleh mas Nasa, dan aku kalungkan di leher. Setelah seminggu malakukan persiapan dan latihan fisik, akhirnya team We Care yang sudah ditunjuk akan pergi ke Nusa Tenggara Timur dalam misi relawan. Mengingat beberapa pekan lalu, NTT terdampak Siklon badai Seroja yang mengakibatkan kerusakan di 10 kabupaten dan 1 kota. 66 ribu rumah rusak parah dan 12.334 orang terpaksa mengungsi.

Kami berangkat dari Bandar Udara Adisucipto menggunakan pesawat angkut logistik milik TNI AU. Kami akan berangkat bersama relawan dari berbagai komunitas dan beberapa anggota TNI dan polri.

"Halo bun."

"Rin, udah berangkat?"

"Ini masih ada di bandara bun, bentar lagi kayaknya."

"Yaudah, pokoknya kamu hati-hati di sana. Telpon bunda terus kalau ada waktu senggang. Jangan pisah sama rombongan. Makan teratur. Kalau ada apa-apa telpon segera. Kamu juga
harus simpen nomor-nomor darurat. Ngerti kan?"

"Iya iya bun, siap grak! Doain ya bun semoga selamat berangkat sampai pulangnya."

"Iya udah pasti kalau itu. Mau ngomong sama ayah nggak? Nih ayah ada di sebelah bunda."

"Boleh."

"Rin? Semangat!"

"Oh siap yah. Pulang dari NTT aku langsung pulang ke Solo pokoknya."

"Bener ya, bunda sama ayah tunggu. Ingat pesan bunda tadi. Yaudah bunda tutup ya teplonnya."

Tutttt....

Cuaca hari ini sangat cerah. Langitnya biru tanpa ada sedikutpun awan putih. Pesawat kami sudah tiba di Bandara El Tari, Kupang NTT, kami berfoto bersama di depan pesawat yang kami naiki. Setelah selesai, aku memakai topi dan berinisiatif untuk foto sendiri di depan pesawat. Ternyata yang lain pun juga berselfie dengan ponselnya masih-masing. Karena aku tidak jago selfie, minta tolonglah aku pada salah satu relawan dari komunitas peduli sampah Jogja. Aku tahu dari seragamnya yang bergambar logo komunitasnya. Lelaki itu sedang berdiri diam melihat orang-orang sibuk berfoto. Aku tidak akan mengganggu aktivitasnya jika hanya kumintai tolong memfotokan.

"Mas, mas, boleh minta tolong fotoin nggak?" Tanyaku seraya mengulungkan ponselku padanya.

Lelaki yang aku tahu di ID card-nya bernama Hanggana Pradipta itu mengangguk dan mengambil ponselku bersiap untuk memfoto. Aku berpose seadanya mengingat ini sudah sangat terik dan panas. Jepretannya tidak terasa tapi ia bilang sudah dengan gerakan mengangguk.

Aku menghampirinya untuk berterimakasih dan melihat hasilnya.

"Makasih ya mas."

"Sama-sama." Ujarnya lalu pergi.

Karena tidak terasa seperti di foto, aku pikir jepretannya cuma satu, ternyata ada beberapa. Dan ada foto yang ia ambil secara candid saat aku sedang berjalan ke arahnya. Skill-nya memotret bagus juga, padahal cuma pakai ponsel. Tapi hasilnya seperti pakai DSLR. Apa selama ini aku saja yang tidak jago memotret pakai kamera ponselku sendiri ya?

Setelah beberapa lama, kini aku membuka lagi instagram berniat mengupload foto.

Ini sih nggak perlu edit lagi udah cakep. Ujarku dalam hati.

Tinggal upload dan ku beri caption NTT ✨ menandakan hari yang menyilaukan di Nusa Tenggara Timur.

Done.

Followers ku tidak terlalu banyak, hanya 2000an. Itupun karena aku jarang online, jadi semakin berkurang. Saat aku upload sesuatu, yang memberi like tidak lebih dari 10% nya. Jadi aku tahu siapa saja yang memberi like.

Rindu Kelana (END)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora