Paris #3

1.2K 132 22
                                    

Ara, ara~

Pasti kalian kangen author kan? (*´꒳'*)

( Maksudnya kangen buat bikin adegan ena ena skidipapap asoy ahoy ) (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵) *plak

Owh iya btw Author mau jual akun genshin nih. Kebanyakan akun jadi ribet ngurus nya ehe ٩( ᐛ )و

( untuk yg berminat dengan akunnya, bisa chat author lewat shopee atau DM Author

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

( untuk yg berminat dengan akunnya, bisa chat author lewat shopee atau DM Author. Thanks) 🙏🗿

***

Perasaan dag dig dug ser keciwir saat ini sedang menghantui Aether. Bagaimana bisa?

Kini dihadapannya ada seseorang yang melipat datangnya didada dan matanya yang melihat tajam kearahnya seakan meminta penjelasan dari dirinya.

Aether yang dari tadi hanya diam menunduk, tidak berani untuk menatap lawan bicaranya walau hanya sedetik pun. Ditambah lagi dengan benda panjang, dan terlihat ada 2 garis yang ada di benda tersebut ditambah lagi itu di letakan di tengah-tengah meja.

Lawan bicara masih mencoba sabar karena sedari tadi Aether tetap menutup mulutnya.

10 menit berlalu.

Karena sudah 10 menit mereka seperti itu, kini akhirnya Albedo membuka pembicaraan. Awalnya dia ingin Aether yang membuka pembicaraan karena dia tidak kunjung membuka suara akhirnya Albedo menyerah.

" Hah, katakan sebenarnya padaku Aether. Apa maksudmu itu? " Kata Albedo sebari menekankan kata 'itu' dan menunjuk benda yang ada di meja.

" A-aku.... "

" Hamil? "

" Eum...."

" Katakan padaku sekali lagi, kau? "

" Hamil... -"

"- aku hamil "

" Dan pertanyaan terkahir, sekarang anak siapa yang ada dikandunganmu? "

Pertanyaan bodoh!!

Mana mungkin Aether tau anak siapa yang ada di kandungannya.

Apakah Albedo lupa bahwa dirinya bukan hanya melakukan sex denganya? Melainkan masih ada 3 pawang lagi yang katanya sedang otw kemari.

Tatapan yang Aether tidak mengerti.

Tatapan yang Aether belum pernah liat.

Tatapan itu begitu menyeramkan baginya. Matanya indah namun tidak dengan tatapannya. Tatapan yang seolah menusuk bahwa dirinya tidak suka.

Apakah ada yang salah dengan Aether?

Katanya padanya dan bilang 'tidak'.

Tidak ada yang salah menurutnya, dirinya sudah menjawab pertanyaan Albedo tapi yang satu ini?!

Aether tidak bisa memastikan anak siapa yang ada di kandungannya. Albedo, Xiao, Zhongli, Childe? Aether tidak tau

Itu lah yang menjadi jawaban Aether atas pertanyaan Albedo tadi.

Dirinya tidak berani menjawab ' Tidak tau '

Albedo menarik Aether dengan paksa untuk pergi keluar dari hotel dan menuju ke suatu tempat.

" Kau Aether ikut dengan ku! "

Tangan Aether yang dicengkram sangat kuat, bahkan dirinya sudah meringis kesakitan.

" Ki-kita mau kemana Albedo?? "

" -Mah Sakit "

" Ah hah? "

" AKU BILANG KE RUMAH SAKIT AETHER!! "

Ucap Albedo dengan nada yang cukup tinggi. Karena itu banyak orang yang memperhatikan mereka, Albedo seakan tidak peduli dengan tatapan orang-orang itu. Yang dia pedulikan hanyalah Aether.

Disisi lain Aether hanya bergetar ketakutan, dirinya belum pernah diteriaki oleh seseorang selama ini.

Ingin dia lari dari sini dan menangis sekencang-kencangnya namun apa daya tenangnya tidak setara dengan Albedo.

" Gak usah nangis "

*Plak

Suara tamparan.

Itu bukan Aether yang menampar melainkan Xiao.

" Apa yang kau lakukan padanya sialan, hingga membuatnya menangis seperti ini? "

" Aku? Apa salahku? Kenapa kau tiba-tiba menamparku? "

" Ya aku tanya masalahmu sialan, berani sekali kau membuatnya menangis bahkan ketakuan seperti itu brengsek!! "

Xiao memukul Albedo.

Karena Albedo terbawa emosi akhirnya dia juga memukul Xiao balik.

Tidak...

Bukan ini yang Aether inginkan...

Perkelahian...

Aether sama sekali tidak menginginkan ini....

Sungguh tidak tega Aether melihat mereka berkelahi. Dia ingin memisahkan mereka tapi

*Bugh

Satu pukulan keras berhasil mendarat di pipinya. Karena pukulan itu dirinya harus tersungkur kebawah.

Pukulan Xiao begitu menyakitkan. Bibirnya sobek sedikit, hingga tetesan darah yang keluar dari hidungnya.

" A-aether.....aku "

Tangan Xiao yang mencoba membelai pipi Aether tapi, Aether menepis tangannya.

" Uhhhh.....kenapa dengan kalian hiks....sakit....hiks "

Xiao yang merasa sangat bersalah karena tidak sengaja pukulannya mengenai wajah Aether.

" A-aether...."

" TINGGALKAN AKU SENDIRI, AKU TIDAK INGIN MELIHAT KALIAN BERDUA UNTUK SEMENTARA INI HIKS "

Aether pergi meninggalkan mereka bedua, pergi dengan lebam yang ada di pipi manisnya.

Suara tangisannya yang begitu menyakitkan untuk mereka berdua. Mereka salah....

Tidak seharusnya mereka seperti ini....

Perkelahian bukan jalan yang bagus.

Ya mereka menyesalinya.

" Maaf "

Ucap mereka bedua bersamaan.

Mafia Soft Boy [END]Where stories live. Discover now