Chapter 5 Day-1

57 10 0
                                    

12 September 2021

Hari ini Mark bangun lebih pagi. Ia lalu menuruni tangga menuju dapur untuk segera menyantap sarapan paginya.

Dari kamarnya yang berada di lantai dua saja, aroma masakan sudah sangat tercium. Mark sudah menduganya jika hari ini Deon dan Hilmy lah yang memiliki jadwal memasak. Mereka berdua memang pandai di banding dirinya yang hanya bisa menjadi penikmat saja.

Di ruang makan, tidak hanya ada mereka berdua, tetapi sudah ada Johnny yang lebih dulu mengambil ahli salah satu kursi yang kosong sambil menikmati kopi di pagi hari. Itu sudah menjadi kebiasaan Johnny setiap paginya.

"Mark!" panggil Johnny tersenyum lebar membuat perhatian Deon dan Hilmy kini menatapnya secara bersamaan.

"Wow, sandwich!" ucap Mark senang kemudian ia mulai melahap roti tersebut membiarkan nasi goreng yang telah dibuat oleh Hilmy.

Deon lalu mengambil satu lembar roti polos dan mulai memberinya selai. "Mau gue buatin?" tanya Deon kepada Hilmy tetapi lelaki itu menggelengkan kepalanya.

"Dia punya alergi kacang," ucap Johnny yang di benarkan oleh Hilmy yang langsung mengangguk setuju.

"Kok lo tau bang?" sahut Mark.

Johnny hanya mengedikkan bahunya lalu kembali menatap layar handphonenya, membuat Mark penasaran tetapi ia juga tidak terlalu menganggap hal itu penting. Masih ada yang lebih membuatnya kepikiran saat ini, yaitu siapa yang akan membunuhnya.

"Bang Jeffry kemana? Biasanya dia bangun lebih awal" tanya Mark.

"Dia ada latihan pagi, jadi dia harus pergi ke kampus. Sekalian cari cewek katanya." Jawab Deon santai.

"Mark, lo punya cewek?" tanya Hilmy secara tiba-tiba membuat Deon yang tadi hendak menyuap rotinya langsung menghentikan kegiatannya dan ia langsung memfokuskan indra pendengarannya.

Mark yang tidak tahu kenapa jadi membahas dirinya hanya tertawa menanggapi pertanyaan Hilmy. "Apa gue keliatan kayak yang sedang menjalin hubungan?"

"Ya siapa tau, lo kan banyak yang suka. Sebenernya lo punya mantan gak?" tanya Hilmy lagi, tidak peduli dengan privasi pribadi, dirinya memang suka asal bertanya tanpa berpikir terlebih dahulu.

Mark memandangi ketiga temannya bergantian yang bisa dilihat bahwa mereka semua penasaran tentang dirinya. Memang Mark lebih tertutup tentang masalah pribadinya, lagian Mark sebenarnya baru setahun tinggal bersama mereka di rumah ini, tentu tidak mudah untuk saling percaya.

"Enggak punya," jawab Mark sambil terkekeh. "Gue belum pernah pacaran"

"Tapi ada yang lo suka? Atau pernah lo suka?" tanya Hilmy.

Mark mengulas senyum saat tiba-tiba dalam benaknya muncul sesosok gadis. "Ada, tapi gue gak tau apa itu disebut rasa suka seperti yang kalian pikirkan atau bukan."

##

Tirta pergi ke halaman belakang rumah untuk menyirami tanaman-tanaman disana miliknya dan juga milik Tara. Mereka berdua memang menyukai berkebun.

"Gak ke kampus?" Tanya Yudha yang berdiri di ambang pintu sambil meminum segelas jus jeruk.

Tirta hanya menggelengkan kepalanya, karena kelasnya di liburkan khusus untuk hari ini.

"Ada barang lo yang hilang kemarin?"

"Enggak ada, aman"

"Biar gue benerin pintu kamar lo hari ini, kebetulan gue lagi senggang" ucap Yudha kemudian ia pergi menuju gudang untuk mengambil beberapa alat perkakas.

Tirta tersenyum. "Nah gitu dong, makasih bro!"

Disaat yang bersamaan Johnny hanya duduk di depan balkon sambil memainkan ponselnya.

"John, apa kita perlu pasang cctv dirumah?" Sahut Tirta.

"Enggak perlu, lagian gak ada yang hilang kan barang lo"

"Buat jaga-jaga aja, enggak mau?"

"Biar gue pikirin nanti dan harus diskusi sama yang lainnya"

Tirta mengangguk kemudian setelah ia selesai dengan kegiatannya, ia kembali masuk ke dalam kamar sekalian membantu Yudha membenarkan pintu kamarnya.

Johnny menghela nafas panjang, sepertinya masalah besar akan menimpa mereka. Perasaannya merasa tidak enak.

##

Johnny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Johnny

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang