Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mendesah, Jaejoong melempar ponselnya ke atas tempat tidur kamar apartemen yang ia sewa berdua dengan temannya. Ia merasa pria ini ingin mengambil lagi cincin yang ditemukannya. Tapi, sepertinya ada orang lain yang juga menginginkan cincin ini, tapi siapa? Jaejoong, tidak mengerti apa-apa untuk sekarang, ia hanya harus mengikuti ucapan pria pemilik cincin berlian ini. Beberapa hari ke depan, ia sudah meminta izin kepada pihak restoran ia bekerja untuk tidak masuk karena ujian semester sudah diadakan. Ia harus rajin belajar agar pengajuan beasiswanya lancar. Ini tahun kedua ia kuliah, ia benar-benar harus meminimalkan pengeluaran orang tuanya di kampung halaman sana.
Kembali ke kampung halaman menjadi orang sukses adalah impian Jaejoong. Ia berniat untuk memperbaiki rumah orang tuanya di kampung halaman, atau ketika memiliki apartemen sendiri ketika sukses nanti, ia akan membawa mereka untuk tinggal bersama di Seoul.
Jaejoong mengambil buku catatannya dari dalam tas, sejak ia memposting tentang cincin itu, ia bagaikan seperti teman satu apartemennya yang memang satu perkampungan dengannya, mendapat banyak notifikasi dari instagram. Bedanya, Nana sejak SMA sudah menghasilan uang sendiri sehingga tidak menyusahkan orang tua di kampung halaman. Ia cukup iri dengan kesuksesan Nana, tapi tidak sampai bersikap berlebih, ya siapa tidak iri jika teman terbaik sukses lebih dahulu, namun tentu ia pun turut senang dan menjadikan hal itu motivasi bahwa ia pun bisa sukses nantinya.
Jalan untuk suksesnya adalah belajar dan bekerja dengan giat. Jaejoong tersenyum melihat tulisan rapinya yang bak font dalam sistem komputer. Ini hasil kerja kerasnya mencatat selagi sekolah dan berlatih keras. Ia juga bisa menirukan berbagai macam tulisan yang teraplikasi di komputer, selain itu ia juga bisa menulis indah dengan baik, sayangnya hanya satu ia tidak memiliki bakat menggambar yang bagus, menurutnya.
Sebenarnya ketika berkirim pesan dengan pria itu tadi, Jaejoong merasa takut, tapi nampaknya pria itu tidak jahat sampai melaporkan ia atas tuduhan pencurian. Ia juga yakin bahwa pria itu pemiliknya, bukti yang dikatakannya cukup authentic dan dapat dipercaya Jaejoong. Mulai dari restoran yang disebut dibookingnya, lalu inisial nama yang memang pas dengan pria itu dan disebutkan dengan baik.
Namun, Jaejoong tiba-tiba mengingat sesuatu, apakah mungkin orang yang mengaku pemilik cincin itu adalah kekasih pria itu yang tidak datang? Ah, itu tidak mungkin! Wanita itu tidak tahu kan bahwa cincin ini akan diberikan oleh pria bernama Jung Yunho itu. Ia menggeleng dan ingin kembali fokus, namun pintu kamarnya terbuka dengan mengejutkan dan ia segera berbalik, mendapati Nana berdiri di ambang pintu, Jaejoong memicingkan matanya, lalu berdiri dan menatap bingung Nana.