Bagian XIX (sembilan belas)

19.5K 746 41
                                    

Langit telah berubah warna, sekarang semakin kelam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langit telah berubah warna, sekarang semakin kelam. Walau bulan dan bintang masih setia menemani, tapi kesunyian itu jelas terlihat dan terasa. Seramai apapun yang terlihat di bawah langit dan di dalam bumi. tetap tidak merubah langit dengan segala kegelapannya.

Dengan rahang mengeras dan fikiran kacau bak cucian kotor. Raga terus mondar mandir di dalam kamar hotel, tempat Ia menginap dalam beberapa hari ini.

Dengan berdiri di atas balkon kamar hotel yang telah Ia pesan. Raga terus meletakkan benda petak yang Ia genggam ke samping telinga kirinya lalu mengoceh tidak jelas dan melakukan hal yang sama itu dalam beberapa kali. Mengetik sesuatu lalu mengoceh lagi.

Ah, ada apa sebenarnya? Apa yang membuat Raga ingin mengamuk seperti itu sekarang?

Hingga panggilan ke dua puluh berhasil di angkat oleh seseorang di seberang sana.

"Dari mana aja?" Sarkas Raga ngegas ketika panggilan video callnya telah di terima.

"Baru pulang. Baru juga siap mandi." Jawab seseorang di seberang sana dengan nada santai.

Raga terdiam dengan menilik pakaian yang di kenakan Meirin malam ini. Raga sampai harus menelan air liurnya dengan susah payah.

"Apa yang kamu liat!?!." Hardik Meirin keras setelah melihat Raga yang hanya diam sambil menatap ke dada sintalnya.

Sexy sekali pacar aku. Aduh, keras banget adek gue jadinya. Batin Raga berkata sambil mengkedip-kedipkan matanya berulang kali.

"Baju kamu kok sexy sekali sayang?" Akhirnya Raga bertanya setelah terdiam seperkian detik.

"Akukan mau tidur." Jawab Meirin dengan bangkit dari duduknya lalu meletakkan handphonenya di ujung nakas sambil di berdirikan dan Meirin pun bergegas keluar kamar menuju balkon apartementnya ini. Dan semua aktifitas yang sedang di lakukan oleh Meirin tidak lepas dari penglihatan Raga.

Raga yang melihat Meirin melangkah menuju balkon merasa was-was. Apa yang ingin di lakukan oleh pacarnya malam-malam begini di balkon. Apalagi setelah Raga melihat dengan jelas dari ujung kaki sampai ujung rambut pakaian yang di kenakan oleh Meirin semakin menambah rasa tidak rela di fikiran Raga.

"Kamu ngapain ke balkon sayang?" Tanya Raga sambil menaikan suara beberapa oktaf.

Meirin hanya diam, mungkin tidak mendengar perkataan Raga.

"Sayang," panggil Raga lagi.

"Iya sebentar," seru Meirin setelah kembali dari aktifitas sesaatnya tadi dan sekarang Meirin telah berada di dalam selimut tebalnya yang berwarna cream tersebut.

"Yauda kamu tidur ya. Aku juga mau tidur. Kemungkinan aku pulang hari kamis atau jum'at." Seru Raga yang tidak di jawab oleh Meirin.

"Night sayang. Have a nice dream ya." Lanjut Raga dan Meirin hanya mengangguk kemudian percakapan itupun berakhir dan layar monitor ponsel Raga kembali ke bentuk semula dengan menampilkan wallpaper fotonya dan juga Meirin yang tengah tertidur sambil berpelukan di sofa beberapa waktu yang lalu.

My Boss Devil PossesivWhere stories live. Discover now