Bagian XII

94.9K 2.1K 106
                                    

Niko berjalan dengan sangat buru-buru dan berhenti tepat di depan Meirin yang sedang duduk dengan mata terpejam

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Niko berjalan dengan sangat buru-buru dan berhenti tepat di depan Meirin yang sedang duduk dengan mata terpejam.

"Gimana operasinya? Uda kelar?" Tanya Niko mengagetkan Meirin.

Meirin membuka matanya dan menatap Niko yang ada di hadapannya sekarang dengan pandangan tajam bak silet.

"Apa?" Tanya Niko karena tatapan Meirin seperti menghunusnya.

"Lo ngagetin gue, setan!"

"Siapa suruh lo bengong, anjir."

"Lo datang kek arwah, ngadak samlekomnya eeq," Meirin tetap mendebat Niko hingga deheman seseorang menghentikan adu mulut mereka.

"Eh, Pak Dave," seru Niko yang menoleh dan mendapatkan Raga berdiri di samping Meirin.

Raga hanya diam dengan tampang dinginnya itu.

"Mana pesanan gue?" Seru Meirin dengan tangan mengenadah.

"Sama makanan cepat banget lo," seru Niko sambil menyerahkan bungkusan yang dia bawa sejak tadi.

Meirin hanya cengegesan sambil mengambil bungkusan itu.

"Gimana operasinya?" Tanya Niko ke topik awal.

"Belum selesai," kata Meirin lesu.

Niko melihat ke arah ruangan yang di tunjuk Meirin dengan matanya. Lampunya masih menyala merah, artinya proses operasi masih berlangsung.

"Kok lama banget," seru Niko sambil duduk di samping Meirin.

Meirin hanya menggeleng tidak tahu.

"Makan dulu, ayo." Tiba-tiba suara Raga terdengar.

Meirin mendongakkan kembali kepalanya menatap Raga, Niko pun sama.

"Sana lo makan, uda di ajak calon suami noh," seru Niko yang berhasil membuat Meirin memutar kepalanya secepat kilat untuk menatap tajam Niko yang sudah tersenyum menahan tawa.

"Ayo." Tanpa persetujuan, Raga menarik tangan Meirin dan membawa wanita itu berlalu dari tempat itu.

Meirin masih menatap Niko yang sudah tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya.

"Kawan sialan!"  Desis Meirin membatin dalam hati.

Tangan Raga terus memegang pergelangan tangan Meirin, seolah-olah Meirin adalah seseorang yang buta atau tidak bisa melihat. Hingga langkah kaki mereka berhenti di kantin rumah sakit dengan Raga yang mendudukkan Meirin tepat di kursi yang berada di sudut kantin ini. Meirin hanya diam. selain karena masih kesal dengan Raga yang semena-mena, dia juga masih sebal dengan Niko. Di tertawakan seperti itu membuat Meirin ingin mencongkel mata Niko, kawan dari zaman ingusannya itu. Mencongkel lalu meletakkannya di belakang kepala cowok sialan itu.

My Boss Devil PossesivМесто, где живут истории. Откройте их для себя