Love, Hate, and Life (Special Chapter Harry POV)

718 75 2
                                    

Mungkin dunia ini akan sepi bila tidak ada beragam emosi atau plot tersembunyi namun mudah dibaca.
Sama halnya dalam kehidupan ada cinta dan benci yang berdampingan dipisahkan jarak yang tipis bagai sehelai benang.

Seperti perkataan orang bijak terdahulu, jangan mencintai berlebihan karena ketika sakit hati kamu mudah membenci, dan jangan benci berlebihan karena suatu saat kamu akan jatuh hati.

Yah, segala sesuatu yang berlebihan memang dapat mendatangkan keburukan, seperti tengkulak yang hobi menimbun lalu menjual barang dengan harga selangit dikala paceklik, lalu ter-ciduk dan di jadikan bahan pergunjingan. Meski si tengkulak hanya mempraktekkan apa yang ada dalam hukum ekonomi.

Harry Potter sendiri sejak kecil sudah merasakan yang namanya pahit dan kejamnya dunia dalam mendidiknya menjadi seorang prajurit kecil dari segelintir orang. Manipulasi adalah keseharian yang ia temui, jejak arogansi yang tersisa demi melindungi diri sendiri.

Menangis dalam sunyi, membiarkan tetesan bak embun mengalir menjadi sungai mini dari pipi nya di kegelapan malam dalam pelukan Morpheus hingga terisak. Berharap ketika bangun ia semakin siap menghadapi dunia dengan keceriaan yang sombong diwajahnya.

Sayang itu hanya topeng, sama seperti penjaganya yang sesungguhnya. Orang baik yang dipaksa menjadi jahat dan anak polos yang sudah terenggut masanya untuk kepentingan yang lain.

Ketika kehidupan dan waktu berbaik hati memulai dari segalanya, disanalah ia berubah. Dari Harry Potter yang baik dan teladan bagi Gryffindor menjadi seseorang yang memang seharusnya ia menjadi. Berkat semua yang dia alami.

Harry Potter adalah kenangan, Phoenix Malfoy adalah keagungan masa kini dan memilih jalannya sendiri tanpa dikte. Cinta dan benci yang diukir dalam darah dan daging ia jadikan sebagai hal penentu hidupnya.

Di dunia ini selama manusia bernafas, berpikir, dan berperasaan. Maka keyakinan dapat goyah dan berubah, manusia adalah makhluk misterius dan tidak dapat ditebak. Pengalaman mereka mampu mengubah seseorang dari kebaikan menjadi kejahatan atau semakin jahat. Manusia tak dapat dikatakan bersifat malaikat atau iblis meski ada kata yang banyak menggunakan kiasan malaikat dan iblis.

Jika ada yang bilang "Hidup itu simple, dirimu saja yang membuatnya susah". Hump aku menentangnya, karena yang benar hidup adalah kerumitan dan beban, memilih mati untuk tidak menghadapi kesulitan adalah pilihan yang bagus namun....
Pikirkanlah kembali.

Karena aku sendiri berpikir mati adalah pilihan terbaik saat ini, menggoda diri untuk mengambil seutas tali atau pisau atau mungkin menenggak racun. Sayang ada niat namun tak bertekad, karena jiwa dan ragaku masih bertahan untuk hidup dan naluri untuk hidup masih ada.

Phoenix Malfoy [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang