🎈Bahagian #8 | Absurdity🎈

40 9 1
                                    

SESAMPAINYA di rumah, Keydo segera berjalan menuju kamar

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

SESAMPAINYA di rumah, Keydo segera berjalan menuju kamar. Langkahnya tiba-tiba berhenti saat mendengar suara. Ia menoleh ke belakang dan menatap pintu kamar Brina. Keydo menajamkan pendengaran dan baru menyadari kalau suara yang samar terdengar tadi merupakan suara musik. Laki-laki itu geleng-geleng dan segera masuk ke kamarnya sendiri.

Begitu menaruh tas di kursi, Keydo segera mengganti seragamnya dengan pakaian santai. Simpel saja, kaus pendek hitam dan celana pendek selutut dengan warna senada. Seragam yang ia kenakan tadi, ia gantung dengan hanger dan menempatkannya di balik pintu. Setelahnya, ia berjalan menuju meja belajar. Seperti biasa, ia mengambil notes dari dalam tas untuk menandai aktivitas yang sudah ia lakukan hari ini. “Se-ko-lah ...,” gumamnya sambil mencoret baris aktivitas yang baru saja dilakukannya.

Keydo menaruh notes dan pulpen di meja belajar dan keluar dari kamar. Ia teringat pesan mamanya untuk menyiapkan makan siang, untuknya dan juga Brina. Dahi Keydo berkerut samar, memikirkan apa yang harus ia masak. Berhubung ia memasak bukan untuk dirinya saja, maka ia harus bisa menyesuaikan selera Brina.

Tatapan Keydo tertuju ke depan, menatap pintu kamar Brina. Suara musik masih terdengar samar. Sebenarnya, apa yang sedang dilakukan Brina di dalam kamar? Berisik sekali musik yang diputarnya.

Keydo mengembuskan napas berat. Laki-laki itu berjalan santai mendekati pintu kamar Brina. Tangannya terangkat, hendak mengetuk papan kayu berwarna putih di hadapannya.

Tok! Tok! Tok!

“Brina! Brina!” panggil Keydo dengan suara lantang. Sayangnya, panggilan tersebut tak mendapat respons. Keydo kembali mengetuk pintu. “Brina!”

Tiga kali percobaan tidak membuahkan hasil apa-apa. Keydo berkecak pinggang. Apa mungkin Brina sedang tidur? Kalau tidur, mengapa musik yang disetel volumenya tinggi sekali?

Waktu terus berjalan, Keydo tidak mungkin hanya berdiam diri. Ia akhirnya memutuskan untuk membuka paksa pintu kamar Brina. Tangannya terjulur, meraih gagang pintu dan menggerakkan ke bawah, lantas mendorongnya. “Brina, kamu---ASTAGA!"

“AAARGH!”

Secepat kilat, Keydo langsung menutup pintu kamar Brina hingga timbul bunyi ‘brak’ yang cukup kencang. Napas laki-laki itu memburu, tersengal-sengal seperti orang yang baru saja melihat hal mengejutkan. Keydo memejamkan mata sejenak. Tangannya masih memegang gagang pintu dengan kuat. “Ya ampun. Apa yang baru aja aku liat?” gumamnya.

Keydo benar-benar masih tidak menyangka dengan apa yang baru saja terjadi. Ah, lebih tepatnya apa yang baru saja ia lihat. Matanya serasa terkontaminasi.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu terdengar dari dalam kamar Brina. Keydo membuka mata dan menatap pintu di hadapannya. Ia juga merasakan pintu tersebut seperti ditarik dari dalam.

“Keydo, buka pintunya!” pinta Brina dari dalam kamar. “Aku ... udah pake baju, kok.”

Keydo masih agak tersengal. Laki-laki itu menelan ludah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Brina. Secara tidak sengaja, perkataan gadis itu mengingatkannya dengan apa yang tidak sengaja ia lihat tadi.

To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_Donde viven las historias. Descúbrelo ahora