🎈 Bahagian #40 | Stop Kidding Me🎈

24 5 1
                                    

Well, vote dulu, yuk, sebelum baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Well, vote dulu, yuk, sebelum baca

Thanks and enjoy the story!
🙃❤️

🎈

KEYDO hanya diam dengan raut muka datar memperhatikan Saki yang sedang asyik menceritakan asal usul goresan yang ada di pohon. Mendadak, Keydo menyesal karena pernah menceritakan masa lalunya pada sahabatnya.

“Kurang lebih kayak gitu, deh, yang Ido ceritain ke aku dulu.”

Brina manggut-manggut setelah selesai mendengar cerita dari Saki.

“Kalo masih ada yang ragu, kamu tanya aja langsung sama ....” Ucapan Saki tiba-tiba saja terputus. Saki terdiam begitu melihat Keydo yang tengah menatapnya dengan raut datar. Laki-laki itu mengatupkan bibir rapat-rapat. Nyalinya seketika ciut melihat ekspresi Keydo yang terlampau serius.

“Jadi, itu bener, Do?” Brina bertanya, memecah keheningan.

Keydo beralih memandang Brina. Laki-laki itu berdeham dan beranjak begitu saja dari taman belakang rumah. Ia sama sekali tidak mengindahkan pertanyaan Brina. Hal itu tentu saja membuat Brina dan Saki terheran. Mereka saling lirik kemudian.

“Bahaya, nih,” cetus Saki pelan.

Brina mengerutkan dahi. “Apanya yang bahaya?”

“Ya ..., bahaya. Ido ... kayaknya marah sama aku gegara bongkar cerita masa lalu dia ke kamu tadi.”

“Emang ... kenapa?”

“Aduh, Brina. Ido itu menjunjung tinggi banget sama yang namanya privasi. Aku barusan, kan, bongkar-bongkar masa lalunya dia. Ya pasti marah, lah, dia.”

Brina berusaha mencerna kembali perkataan Saki.

“Aku susulin Ido dulu, deh, ya. Pikiranku enggak tenang jadinya.” Baru saja Saki hendak mengangkat kaki, niatnya urung saat melihat kedatangan Keydo. Sahabatnya itu kembali ke taman belakang rumah dengan tangan kiri membawa beberapa buku---paket pelajaran dan catatan biasa. Saki mengerjap beberapa kali, termangu. “Lho, kamu ... balik lagi, Do?” tanyanya sambil menuding Keydo.

Keydo menatap Saki dengan raut heran. “Emangnya kenapa? Katanya mau belajar bareng buat tes besok Senin, makanya aku pergi kamar buat ambil buku.”

Saki melirik Brina, begitupun sebaliknya. Saki mengembuskan napas lega dan tersenyum hingga kedua lesung pipinya timbul. “Oh, gitu. Aku kira kamu marah gegara aku bahas tentang---”

To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang