5

8.7K 354 2
                                    

Author’s View

Cinta itu datang tanpa kita memintanya….

Cinta itu tumbuh seiring berjalannya waktu…

Cinta….

Cinta is L.O.V.E

***

 

Eve sedikit terhibur dengan sikap Justin yang lebih bersahabat padanya. Ia tak menyangka bahwa pemikirannya selama ini ternyata salah besar, ia menganggap Justin bisu dan arrogant. Namun hari ini Eve dapat melihat sendiri sikap Justin yang begitu ramah dan lembut padanya. Tidak ada lagi Justin yang menatapnya tajam, tidak ada. Hanya ada Justin yang baik dan ramah padanya. Eve yang tengah sibuk dengan imajinasinya yang terus saja berkeliaran membentuk sebuah adegan demi adegan yang baru saja terjadi antara dirinya dan Justin, sampai-sampai ia tak menyadari kehadiran Justin yang menjelma menjadi seperti sifatnya yang semula.

“Hei, apa kau gila? Senyam senyum sendiri tak jelas. Cepat ganti bajumu, lima belas menit lagi kita akan berangkat.” Ucap Justin dingin, entah kenapa ia begitu sulit memperlihatkan sikap manisnya pada Eve. Meskipun sangat sedih mengucapkan kata sekasar itu pada Eve, namun apa daya nasi telah menjadi bubur. Ia tak mungkin meralat kata-katanya kembali. Itu bukan sifatnya!!

Eve yang mendengar ucapan Justin, hanya menggerutu tak jelas. Baru saja ia merasakan kesenangan dalam hatinya, namun tiba-tiba semuanya hancur begitu saja melihat sikap Justin yang kembali seperti semula. Kasar dan arrogant!!

“Iya, bawel” ucap Eve kesal dan beranjak dari bangkar yang semulai ia tiduri. Eve terus saja menggerutu tak jelas dan menutup pintu kamar mandi dengan keras. Justin yang mendengar nya hanya bergidik ngeri, ia tak menyangka jika Eve sedang marah akan seperti singa kelaparan.

***

 

Dengan langkah terseak-seok Eve melangkah mengimbangi langkah Justin yang ada di depannya sembari menyeret koper yang dibawanya. Ia tak habis, Justin tak membantunya atau menyewakannya seorang pengangkut barang bawaan untuk dirinya yang tengah kelelahan menyeret kopernya. Malang sekali nasibku, ucap Eve dalam hati. Eve ingin sekali berteriak pada Justin dan memarahi pria es batu di depannya karena tidak menawarinya bantuan sama sekali. Namun sepertinya, niatnya itu harus dikubur dalam-dalam mengingat di dalam bandara banyak orang yang memperhatikannya. Ia tidak mau harga dirinya jatuh begitu saja akibat si es batu itu.

  Justin yang mendengar gerutuan tak Jelas Eve, hanya tersenyum samar tanpa berniat membantu membawakan koper Eve yang terbilang sangat berat. Ia sengaja menyuruh pelayannya sekaligus asisten pribadinya Niall untuk tidak membawa barang bawaan Eve ke dalam bagasi pesawat pribadinya. Meskipun tidak tega melihat Eve yang sepertinya kelelahan menyeret kopernya, namun tidak dapat mengubah pemikiran Justin untuk membantunya. Ia senang sekali mengerjai gadis di belakangnya itu, menurutnya Eve terlihat lebih cantik jik sedang marah.

Justin terus saja mengembang senyumnya karena berhasil mengerjai gadis dibelakangnya, namun langkahnya terhenti ketika Justin merasakan Eve tidak ada dibelakangny. Justin langsung berbalik ke belakang dan betapa terkejutnya ia tak mendapati Eve berada di belakangnya. Dengan rasa cemas dan takut yang menyelimuti hatinya, Justin bergegas mencari sosok Eve. Ia takut sesuatu terjadi pada gadis menyebalkan itu. Ia mempercepat langkahnya sembari mata hazzelnya tak hentinya berpedaran mencari sosok Eve.

Namun langkahnya terhenti ketika melihat sosok wanita yang dicarinya tengah duduk sembari menopang dagunya dengan telapak tangannya. Bibirnya melengkung dengan sempurna, membentuk sebuah senyuman yang amat manis. Justin berjalan meneruskan langkahnya yang sempat terhenti menghampiri gadis yang membuatnya seperti orang gila. Wajahnya terlihat masam, meskipun ia senang tidak terjadi sesuatu pada Eve namun ia sangat kesal dengan sikap Eve yang childish.

My Arrogant HusbandWhere stories live. Discover now