Part 2

10.5K 408 0
                                    

Evelyn’s View

Sungguh aku ingin sekali memukul pria omes itu habis-habisan, tapi apa daya sepertinya itu bukan keberuntunganku. Err, dia membuatku sangat kesal, sudah membuatku masih ‘hidup’ dan berani-beraninya mau menciumku. Untung saja aku cepat sadar, kalau tidak pasti dia sudah mengambil keperawanan bibirku. Argh...pria omes!!

Tak terasa kakiku sudah menapaki pekarangan rumah bergaya yunani kuno dengan taman bunga yang mengiasi pekarangannya. Well, aku sudah sampai di tempat yang mengerikan, tempat yang membuatku menangis setiap hari meratapi nasib yang memilukan ini. Sebenarnya dulu ini rumahku, lebih tepatnya rumah peninggalan orang tuaku tapi sekarang rumah ini bukan milikku lagi tapi milik bibi Collin, bibiku.

Dengan segenap perasaan yang takut berkecamuk menjadi satu padu, akhirnya ku tarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Dengan langkah hati-hati aku berjalan menuju pintu masuk. Aku yakin nanti aku akan mendapat semprotan pedas dari bibiku dan ujung-ujungnya aku akan dipukuli dan ditampar. Dengan berani, aku membuka pintu dan decitan pintu terdengar berbunyi.

Ku hembuskan nafasku lega ketika menatap bibi Collin tak ada di rumah, mungkin sekarang aku bisa terbebas dari hukumannya karena pulang terlambat. Dengan langkah hati-hati, aku berjalan mengendap-ngendap masuk ke dalam kamarku yang terletak di dekat dapur. Namun ketika ingin membuka pintu kamar, sebuah tangan menarik rambutku kasar dan membuatku menjerit kesakitan.

“Dari mana saja kau? Hah?! Dasar gadis jalang!! Sudah berapa kali ku bilang, jangan keluyuran terus, kau mengerti?!” ucap bibi Collins menatapku tajam.

“I—iya bi, sa—sakit bi, le—pas-sin bi, to—long...” ucapku terbata dan tak terasa air mataku keluar membentuk anakan sungai di kedua pipiku. Oh, tuhan sampai kapan aku harus mengalami penderitaan ini? Ucapku menjerit dalam hati. Aku sudah biasa mendapat perlakuan kasar seperti ini, malah setiap hari aku mendapatkannya. Aku bukan gadis yang terlahir sebagai gadis yang kuat tapi aku terlahir hanya sebagai gadis biasa yang lemah dan tak berdaya. Tuhan, aku sudah tak kuat, kapan penderitaan ini akan segera berakhir?!

“Aku tidak akan melepaskannya, sebelum kau berjanji tidak akan mencoba kabur dari rumah ini, kau mengerti?”

Aku hanya mengangguk pasrah, aku sudah tak sanggup dengan siksaan seperti ini.

“Kau bisu ya? Kau mengerti ucapanku atau tidak gadis jalang? Hah?!” sambungnya.

“Iy—iya bi, aku mengerti” Ucapku pelan.

“Bagus kalau begitu, cepat bersihkan badanmu calon suamimu akan datang. ingat dandan yang cantik!!” ucap bibi memperingati dan melapaskan tangannya dari rambutku. Aku masih menangis sembari berjalan ke kamarku, ini yang ku benci dari sifatku yang mudah cengeng.

JJJ

Justin’s View

Baru kali ini aku bertemu gadis konyol dan menyebalkan seperti dia, meskipun dia sudah membuatku emosi dan naik pitam tapi baru kali ini ada yang berani melawanku dan menyebalkannya ia adalah seorang wanita yang baru ku temui. Gadis yang unik ungkapku, ingin sekali aku bertemu dengannya, seharusnya tadi aku tidak meninggalkannya seorang diri dan membiarkannya marah-marah padaku. Oh tuhan, kau bodoh Justin!! rutukku dalam hati. Dengan gontai, ku tapaki kakiku masuk ke dalam hotel. Kulihat semua karyawan menundukkan sedikit badannya dan tersenyum ramah meskipun begitu aku tak  terlalu peduli.

“Justin, bersiaplah nak. Kau akan bertemu dengamu calon istrimu” ucap daddy tiba-tiba yang tengah menatapku ramah. Aku hanya mengangguk dan berlenggang tanpa memperdulikan tatapan karyawan yang menatapku aneh. Huft...sepertinya aku akan terjebak dalam perjodohan konyol ini.

JJJ

My Arrogant HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang