07 - ZiAron

115K 13.2K 524
                                    

• Ketekatan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketekatan

Aron terbangun dari tidur panjangnya. Meregangkan otot tubuhnya merasakan dirinya sangat lelah. Meringis kecil saat merasakan pusing di kepalanya.

Aron segera bangun untuk menetralkan rasa pusingnya. Sesaat Aron terpaku dengan keadaan kamar. Menyingkap selimut dan terkejut saat melihat dirinya yang tidak menggunakan sehelai benang pun.

Aron melihat kesamping, dan tidak ada siapa siapa. Segera ia memunguti pakaiannya yang berceceran dibawah sana dan memakainya kembali. Aron kembali duduk saat kepalanya diserang pusing yang sangat dasyat. Ia mencoba mengingat ingat kejadian semalam. Ia ingat jika ia mabuk tapi setelahnya,

"Gue nidurin cewek?" Katanya sendiri, mengingat semua.

Wajahnya menegas kini. Matanya mengedar dan segera ia melihat baju baju yang dipakai gadis itu. Masih ada disana tapi untuk mengingat, Aron masih belum bisa. Samar samar.

Tidak berhenti sampai situ, kini ia mencoba mencari seorang yang ia tiduri semalam. Sesaat ia mendengar suara percikan dari kamar mandi. Segera Aron mengeceknya.

Deg.

"Zia?"

Aron segera mematikan shower yang membasahi tubuh kecil itu terus menerus. Mengambil handuk yang menggantung dikamar mandi sana dan menyelimuti tubuh polos itu. Segera Aron mengangkat tubuh Zia kemudian.

"Zia bangun," Aron berusaha menyadarkan Zia yang sudah ia taruh di tempat tidur itu. Menyelimuti gadis itu untuk menutupi badannya.

"Zia,"

Panik? Jelas. Aron tidak tahu harus bagaimana sekarang. Ditambah ia shok dengan gadis yang tiduri semalam adalah teman satu apartemennya. Bisa segila ini dirinya semalam.

"Zia bangun. Jangan mati,"

Aron berusaha mengusap kepala gadis itu. Menempelkan tangannya pada wajah Zia dan terakhir menggosok gosokkan tangannya pada tangan Zia. Pucat sekali. Dan sepertinya air shower itu terus mengalir sejak semalam.

"Zi,-"

Perkataan Aron tercekat saat melihat mata sayu Zia perlahan terbuka. Terdiam hingga melihat Zia sepenuhnya sadar. Dan saat itu Zia meringis. Rasanya badannya kini hancur. Sakit dimana mana dan nyeri di area intimnya. Zia bangkit.

PLAK!

"BRENGSEK!"

Air mata gadis itu turun setelah menampar keras pipi Aron. Tamparan pertama untuk Aron dari seorang wanita.

"Zi,-

"APA?"

"Udah puas lo buat hancur hidup gue?" Zia semakin menangis. "Udah puas lo renggut masa depan gue?" Zia kelu. Ia memejamkan matanya merasakan dadanya sesak bukan main. Layaknya jalang yang melayani pelanggannya. Zia mengibaratkan dirinya jalang sekarang.

ZiAron [END]Where stories live. Discover now