Bab 10

13.1K 636 5
                                    

Ira berdiri didekat gerbang yang sudah sepi, menunggu atasanya sekaligus calon suaminya.

Sudah hampir setengah jam namun batang hidungnya tidak terlihat, kalau bukan karna dia memberikan kertas kecil yang menyuruhku menunggu didepan gerbang, sudah pulang dari tadi aku.
Dia heran, bisa-bisa dia berpatroli melihat orang kerja sambil menyelipkan kertas dimejaku.

"Ya ampun mana sih, udah mau magrib lagi."

Titt

titt

Ira yang menunduk pun mendongkak.

"Masuk" Ucap Sean.

Ira melihat sekeliling, ada satpam yang melihatnya sambil mendorong gerbang agar mobil Atasanya itu bisa keluar.

"Buruan,"

Dengan sedikit canggung Ira masuk kedalam mobil Sean.
Setelah masuk Sean melajukan mobilnya melesat meninggalkan pabrik.

"Apa ibumu sudah bicara padamu kalau acara akad kita 2 minggu lagi"

Ira menoleh kearah Sean.

"Iya, semalam."

Sean sedikit memiringkan tubuhnya mengambil sesuatu dijok belakang.

"Ini tas kamu"

"Oh iya, gara-gara ini aku harus jalan kaki sampe rumah" Celetuk Ira tanpa sadar membuat Sean mengerutkan keningnya.

"Bukannya katamu, kamu naik ojeg"

deg!mampus aku, keceplosan.

"Iya, tapi aku harus jalan kaki dulu."

"ohh iya,"

Mobil itu kembali hening sampai Sean memarkirkan mobilnya didepan rumah Ira.

"Mau mampir dulu?"

"Tidak usah, lain kali saja."

Sean pun pergi meninggalkan rumah Ira, begitu pun Ira dia pun langsung masuk kerumahnya.

"Duduk dulu Ra."

Ira pun duduk disamping ibunya.

"Ada apa bu."

"Ra, kamu masih kerja?"

"Besok sih bu kontrak kerjaku abis, ada apa emang?"

"Tadi orang mbak Mira nganterin ondangan, besok kamu gak usah kerja ya. Ibu gak mungkin bisa nangani sendirian."

"Iya bu."

"Yasudah sana kamu istirahat."

Ira masuk kedalam kamarnya, semuanya sudah sampai finish. Yakinkah ini akan berjalan sempurna.

Ira pun membuka tasnya untuk mencari hp, namun matanya membelalak melihat uang pecahan 50ribuan dengan jumlah 10 lembar.
Ira langsung terduduk dari tidurnya.

"Uang siapa ini, perasaan uangku tinggal 70ribu deh."

Ira menelisik isi tasnya, disana juga ada selembar kertas kecil.

'Untuk uang jajan!'

"Dari pak Sean?" Hati Ira seperti digerayangi, berbunga-bunga bukan karna uang yang diberikan oleh orang calon suaminya, namun karna ahh sudahlahhh..

**

Sean pulang dari rumahnya setelah mengantar Ira, Sambutan hangat dari Amira membuat rasa lelahnya hilang.

"Assalamualaikum sayang" Sean langsung mengecup kening Amira.

"Walaikumsalam mas."

"Kamu pucat banget yang! Lagi sakit?"

Istri Kedua  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang