Bab 20

14.9K 712 3
                                    

Kadang aku harus pura-pura.
Pura-pura dari segala hal, Pura-pura tidak cemburu, pura-pura ikhlas, pura-pura Ridho.
Padahal aku sedang Pura-pura bodoh agar tidak menjadi wanita serakah.
Karna nyatanya tidak ada wanita yang benar-benar ikhlas berbagi suami meskipun bibirnya berkata 'Aku ridho'

desahan hembusan nafas Ira terasa berat saat sepulang dari Mall, mungkin ini juga yang dirasakan Mbak Mira saat Mas Sean bersama dengannya.

Dengan langkah gontai, Ira mengambil baju tidurnya dan berganti pakaian.
Setelah selesai dia pun merebahkan tubuhnya menghadap jendela.

Sedang apa ya Mas Sean sama Mbak Mira sekarang? Apa mereka sedang bermesraan? atau sedang memadu kasih?

Rasanya Ira tak mau membayangkan itu, namun bukannya hilang dari bayangannya.
Pikiran Ira malah semakin menjelajah nakal memikirkan yang tidak-tidak.

"Ekhem"

Ira langsung mengerjap, dia membalikan tubuhnya.
Tubuhnya seketika membeku melihat suaminya sedang mengangkat sebelah alisnya sambil memandangi Ira.

Ira langsung terduduk merapihkan bajunya.

"Mas"

"Kamu ko ada disini?"

Bukannya menjawab Sean malah merebahkan tubuhnya.

"Kenapa memang gak boleh."

"Emmm,, bukan gitu mas?"

Seperti tau apa yang istrinya pikiran Sean pun melirik Ira.

"Amira keluar kota, saya gak bisa tidur dirumah, makannya kesini"

"Oh"

Sumraut wajah Ira berubah menjadi senang, bukan senang karna Mba Mira pergi tapi suaminya datang kerumahnya malam-malam, meskipun dengan alibi tak bisa tidur tapi Ira tetap senang.

"Mas udah makan, aku siapin makan dulu ya.'

Baru saja mau beranjak, tangan Ira dicegat Sean.

" Gak usah, saya udah makan."

"Oh iya" kaki Ira masih mengantung diranjang karna tak jadi beranjak.

Sean sudah kembali menarik tangannya dan menutupi matanya dengan tangan diatas, Ira hanya memandangi wajah tampan cipta tuhan yang paling sempurna.

Seketika Sean mengerjap, dia langsung terduduk.

"Ini dari Amira" Sean menyodorkan paperbag yang entah tak tau apa isinya.

"Ini apa Mas?" Tanyanya.

"Tidak tau, buka aja."

Sean kembali ke posisi semula, sedangkan Ira membuka hadiah dari madunya.

Satu set gamis jeng hijab panjang yang sangat cantik, Ira menegok kearah Suaminya yang masih tak bergeming. Dia kembali kenapa baju yang maaih dia beberkan itu.

Entah tak tau apa maksudnya Mbak Mira memberikan satu set gamis ini.
Ira kembali memasukan gamis itu kedalam paperbag.

"Makasih Mas."

"Hah? Tidak, saya tidak memberikan itu. Itu dari Amira."

Jleb..

Ira masih tersenyum mendengar penuturan suaminya itu.

"Iya, beritahukan pada Amira, bajunya baju. Aku suka.'

" Hm"

***

"Mau sampai kapan kamu nginep disini?"

"Kenapa, kamu keberatan aku ada disini?" Balik tanya Amira.

Istri Kedua  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang