1

4.4K 286 51
                                    

Kira-kira ada sepuluh orang dan Jungkook menjadi yang paling muda dalam kelompok itu. Genap satu pekan setelah dia bergabung. Pekerjannya hanya menemani kemanapun tuannya pergi. Waspada dalam setiap keadaan. Apa yang dia pikir tentang orang-orang kaya yang memiliki apapun dalam tangan mereka, semuanya tidak menjalankan hidup mereka dengan normal. Termasuk sosok yang menjadi tuannya sekarang.

Tanpa menurunkan kewaspadaannya ketika muncul di muka umum, bersama dengan yang lainnya dia memblokade orang-orang yang ingin mendekati tuan mereka. Memberikan jalur agar tuannya bisa keluar dengan mudah.

Kim Yongsun, adalah laki-laki berumur yang tidak lagi muda. Mungkin sepantaran dengan ayah Jungkook apabila masih hidup di dunia. Hidup dengan hegemoni yang dia miliki, menjadikan dirinya menjadi sosok yang dipandang memiliki kapabilitas tinggi. Juga resiko yang harus dia tanggung untuk itu.

Tidak hanya ada satu musuh yang dimiliki oleh tuannya dan Jungkook menjadi ujung tombak dan perisai yang membentengi itu semua.

"Hanya ibu dan satu kakak perempuan?"

Jungkook mengangguk atas pertanyaan yang dilontarkan oleh tuannya. Berkat kemampuannya dia dengan mudah mendapatkan kepercayaan dari tuannya.

"Tidak ada keluarga lain?"

"Hanya keluarga jauh, tidak begitu dekat," konsentrasi sama sekali tidak terpecah. Dia mengemudi dengan sangat halus sementara sosok laki-laki yang menjadi tuannya duduk di jok belakang, sendirian seperti dirinya.

"Aku sebenarnya tidak memerlukan orang tambahan, sudah terlalu banyak yang ada di sekitarku dan aku pikir itu lebih dari cukup," Kim Yongsun berbicara, dengan pandangan yang tidak terarah lurus. Jalanan samping lebih menarik atensinya.

"Aku tidak pernah mengkhawatirkan posisi anak pertamaku untuk ini, karena dia cukup mampu jika hanya untuk melindungi dirinya sendiri. Serta dari keluarga ibunya yang selalu mendukungnya—" Jungkook mendengarkan semuanya, apa yang dikatakan oleh tuannya.

Memang semua mengetahui tentang siapa saja yang menjadi keluarga dari Kim Yongsun, sisihan dan juga anaknya. Yang Jungkook ingat sebelumnya adalah tuannya yang mengatakan anak pertama, satu-satunya anak yang dimiliki oleh tuannya yang dia tahu adalah Kim Yongseok seharusnya menjadi putra mahkota dengan legasi dari yang semua dimiliki oleh tuannya akan jatuh ke tangannya nanti.

Tapi Jungkook memahami, orang-orang semacam ini memiliki rahasia yang pasti bisa memukul realita atas apa yang mereka bentuk dan perlihatkan pada publik.

"—kau boleh bereaksi apapun Jungkook," lalu terdengar suara tawa ringan dari tuannya.

"Aku seharusnya menempatkan mu pada posisi yang lain, atau mungkin kau bertanya-tanya tentang diriku yang menyebut Mingyuu adalah anak pertamaku. Aku memiliki anak lain yang tidak diketahui semua orang," katanya terdengar serius.

Jungkook hanya mendengarkan tanpa ingin menanggapi apapun, membiarkan tuannya bicara sebanyak yang dia inginkan. Dan tepat ketika tuannya menyudahi sesi bicaranya, dia mulai membalas.

"Apakah anda ingin menemuinya sekarang?"

Jungkook bertanya, mengingat hanya pada hari itu jadwal yang dimiliki oleh tuannya berbeda daripada biasanya. Ada waktu terselip di mana mereka pergi ke tempat yang mana seharusnya itu adalah waktu kosong.

Tempat yang berjauhan dari istana besar di mana yang Jungkook tahu adalah tempat dimana Kim Yongsun tinggal bersama dengan keluarga dan orang-orang yang menyertai mereka. Itu cukup terpinggir dari kota metropolitan yang mereka diami. Satu daerah di mana pemukiman mulai jarang terlihat. Hanya hijau dan coklat yang dominan. Dan pemberhentian mereka ada pada satu tempat yang tidak kalah megahnya dengan rumah utama di mana tuannya tinggal.

Townhouse berhalaman luas dengan pagar tinggi yang mengelilingi, seolah menyembunyikan apa yang ada di dalamnya.

Mobil yang Jungkook kemudikan berhenti di tempat di mana mereka disambut oleh beberapa orang yang Jungkook pikir adalah sama seperti dirinya. Laki-laki tua yang berada di posisi paling depan dan beberapa perempuan yang memiliki usia berbeda jumlahnya ada lima orang di belakangnya. Mereka menggunakan setelan seragam dominan hitam.

"Apa yang dia lakukan sekarang?"

Tuannya keluar dan berjalan dengan cepat diikuti beberapa orang yang sudah ada untuk menyambutnya. Dia memberikan gestur untuk Jungkook agar mengikutinya.

Ruangan megah menyambut ketika dia memasuki pintu besar yang ada di bangunan utama. Rumah dua lantai dengan banyak detail eropa, sama seperti yang terlihat dari luar. Semua perabot yang ada, Jungkook bisa menilainya jika itu semua bukanlah sesuatu yang murah. Sayangnya untuk rumah sebesar itu, hanya ada kesan dingin yang bisa dia rasakan. Senyap seperti tanpa penghuni meskipun semua terlihat terawat.

Jungkook mengejar langkah tuannya yang cepat menaiki anak tangga. Menuju ruangan di lantai dua yang letaknya berada di paling ujung jalur yang mereka lewati. Dengan pintu kayu warna gelap, di dalam terlihat seperti galeri. Ada banyak kanvas yang disandarkan asal pada tembok, bermacam ukuran. Semua yang Jungkook lihat sudah tercoret dengan banyak sekali jenis lukisan yang tidak begitu dia mengerti artinya.

Berseberangan dari tempatnya masuk, di samping jendela besar yang bias cahayanya menjadi penerang ruangan itu ada sosok lain yang Jungkook pikir adalah yang di maksud oleh Yongsun.

Tidak terlihat bagaimana wajahnya karena posisinya membelakangi arah di mana Jungkook beserta tuannya masuk. Laki-laki yang mungkin Jungkook pikir masih muda, dengan rambut coklat sedikit panjang dan agak bergelombang. Terlihat sibuk dengan kanvas, masing-masing tangannya memegang palet dan kuas.

Tangannya lalu berhenti bergerak. Meletakkan barang yang sejak tadi dia genggam pada meja kecil yang ada di dekatnya, kemudian mengambil lap untuk membersihkan sisa cat basah yang menempel di kulit tangannya. Sadar akan kedatangan Jungkook beserta tuannya.

"Tidak biasanya membawa orang lain untuk masuk."

Hanya sedikit yang bisa Jungkook lihat, dari samping ketika melirik ke arah Jungkook yang berdiri di belakang Yongsun. Fitur wajah yang memikat, Jungkook memperhatikan bagaimana bibir merah itu bergerak.

Suaranya terdengar seperti lonceng, pun ketika sosok itu berbalik dan Jungkook tidak sengaja menatap matanya yang terlihat indah. Dia mengerti bagaimana ketika adrenalinnya terpacu.

"Pengecualian untuk ini."

Yang paling tua maju, menyambut sosok yang lebih muda yang mereka temui. Sesuatu yang Jungkook pikir adalah biasa ketika merea berpelukan. Namun tidak berhenti sampai di situ, ada sepersekian detik waktu yang memaksa Jungkook untuk berpikir keras. Membeku di tempatnya karena dia juga tidak bisa menunjukkan sikap reaktif terhadap apa yang dia lihat.

"Ayah akan pergi lagi?"

Tuannya, Kim Yongsun— alih-alih memberikan jawaban cepat. Dia lebih memilih melakukan sesuatu yang lain. Pelukan yang masih belum terlepas, Jungkook melihat jika tangan Yongsun masih berada di sekitar pinggul Taehyung. Serta ciuman di sudut bibir yang tuannya berikan pada yang lebih muda.

Ada sesuatu yang tidak bisa dia mengerti di sini. Setelah apa yang dia lihat, bukannya itu sedikit melewati batas antara ayah dan anak.














tbc


















Kira-kira mereka tuh gimana? Jungkook bakal gimana?







Reference for Tae's father, but not his face



Koo will protect Tae





















RESILIENCE [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang