Butterfly in My Stomact

228 31 7
                                    

Yuu langsung aja cuss...

Yuu langsung aja cuss

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~💗~


Mendengar sahabat lugunya ada di kamar Agam, Zahran langsung menstarter Vespa matic-nya menuju kediaman lelaki itu. Ia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk terjadi pada Gea. Tak lupa ia menjemput Natya, karena tidak mungkin ia melabrak Agam sendirian. Sebenarnya ia juga sedikit takut dengan si Agam.

"Nat ayok, lo lelet banget si, buruan keburu si Gea habis sama si Agam," ajak Zahran. Merasa gemas melihat Natya yang berjalan seperti siput.

"Sabar dong Zah," balas gadis itu sambil menggerutu.

"Lagian lo kek balita yang lagi belajar jalan."

"Udah cepet gaskeun!!" Ucap Natya sambil menggetok pelan helm mahalnya Zahran.

Detik itu juga Zahran langsung menyalakan motor. Ia berkendara seperti raja jalanan. Membuat beberapa pengendara mengumpat kepadanya.

***

"Rumahnya si Agam di mana si gue lupa?"

"Ya ampun Zah, udah kelewat. Itu tadi yang catnya coklat," teriak Natya sambil memukul keningnya.

Segera gadis itu mengerem mendadak, "ah, bilang kek dari tadi."

"Kamu tuh bawanya kecepetan!"

Segera mereka putar balik.

***

Kini mereka sedang bersembunyi di pagar rumahnya Agam. Menatap was-was seperti seorang tentara. Kedua gadis paling jago berakting.

"Tuh tuh si Gea keluar," tunjuknya.

Mereka pun mengikuti motornya Agam.

Saat di jalanan yang cukup sepi menuju rumah Gea, mereka menyergapnya seperti seorang begal.

"Heh heh turunin sahabat gue!!"

Lelaki itu langsung mengerem mendadak, "Zahran, ngapain lo disini ?" Tanya Agam sambil mengerutkan keningnya.

"Nggak usah banyak omong deh lo, turunin sahabat gue," titah gadis itu dengan judes. Alis futuristik nya bergerak-gerak seperti ulat bulu. Ingin sekali Agam menampol gadis rese di depannya itu.

"Terus lo mau bonceng tiga gitu ? Lo mau dikira cabe-cabean ?"

"Jaga ya mulut busuk lo itu, ayo Na pindah. Masih muat kok," ucap Zahran dengan tegas. Ia mengarahkan kepalanya ke jok belakang. Baru saja Gea ingin turun, tangannya langsung dicekal.

"Gue bakal anterin Gea sampe ke rumahnya dengan selamat, gue janji sama lo berdua."

Gadis itupun mengalah. Ia pun mengikuti Agam dan Gea. Mereka terlihat seperti pengawal. Tak henti-hentinya Zahran menyumpah serapahi pacar sahabatnya. Membuat telinga Agam memerah tiba-tiba.

Flavours (REVISI)Where stories live. Discover now