Trauma

172 19 6
                                    

💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💗


Yuu langsung aja cuss ...

Gea pulang diantar Agam.  Di perjalanan tadi Gea sama sekali tidak membuka mulut, ia masih takut kepada Agam, ia juga sangat kecewa karena Agam sudah melewati batas. Ketika ia memasuki rumah, orangtuanya sudah berada di ruang tamu.

"Anak Bapak udah pulang, gimana konsernya ?"

Gea hanya menatap sekilas ke arah Indra. Beberapa detik kemudian, ia langsung berlari menuju kamarnya.

"Gea kenapa Bu ?" Tanya Indra heran.

"Ibu liat dulu ke atas ya," balas Ani dari matanya terpancar kekhawatiran.

Dengan pelan, Ani mengetuk pintu, "tok...tok...tok..."

"Gea ibu boleh masuk ?"

Hening. Tidak ada jawaban apapun dari dalam kamar.

"Geaa kamu denger ibu nak ?"

Karena khawatir, Ani langsung memasuki kamar putrinya tanpa permisi. Dilihatnya Gea sedang meringkuk di atas kasur dengan selimut menutup seluruh tubuhnya.

Dibukanya selimut itu, betapa kagetnya ia melihat Gea. Gadis itu sedang menangis.

"Hiks...hiks...hiks..."

"Kamu kenapa nak ? Ada masalah di sekolah ?" Tanya Ani sambil meraih kepala Gea, lalu memeluknya dari samping.

Bukannya menjawab, Gea hanya menggeleng sambil terisak, " gimana ibu bisa bantu, kalau kamu nggak mau ngomong Naa."

Kini suara tangis itu semakin keras.

"Cerita sama ibu, kalau bapak tahu kamu nangis kayak gini, dia bakal marah Na."

"Gea takuuut buu,"

"Gea takuuut..."

"Takut kenapa sayang ? Ada ibu, apa yang kamu takutkan ? Cerita Nak, biasanya juga kamu cerita kalau ada apa-apa," titah Ani semakin cemas.

"Ada yang bully kamu di sekolah ?"

Lagi-lagi Gea menggeleng.

"Agam..."

"Agam kenapa nak ??" Tanya Ani semakin penasaran.

"Agamm..."

"Agam jahat."

"Makanya cerita sama ibu, Agam apain kamu hmm ?"

Bukannya menjawab, Gea malah menggeleng. Hampir setengah jam Gea menangis di pelukan ibunya. Setelah itu hanya terdengar dengkuran halus. Kemudian Ani menidurkan Gea dan memakaikan selimut kembali. Ditatapnya wajah Gea, sebelum keluar ia mengecup kening putrinya.

Flavours (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang